HOME SOSIAL BUDAYA PROVINSI SUMATERA BARAT
- Selasa, 25 Desember 2018
Sastri Yunizarti Bakry, Untuk Pelestarian Pakaian Tradisi Perempuan Minangkabau, Sepakati Pakemnya

Padang (Minangsatu) – Upaya pelestarian pakaian tradisi perempuan Minangkabau, memang bukan perkara yang gampang. Sebab ada ratusan jenis pakaian tradisi perempuan Minangkabau itu.
Oleh sebab itu, kata Sastri Yunizarti Bakry—salah seorang tokoh perempuan Minangkabau yang juga adalah penyair dan aktivis kebudayaan di Sumatera Barat (Sumbar)—perlu kesepakatan tentang hal-hal mana dari pakaian tradisi perempuan Minangkabau yang perlu dilestarikan.
“Model dan ragam pakaian tradisi perempuan Minangkabau itu ratusan jumlahnya. Yang harus kita pakai adalah yang sesuai dengan pakemnya,” kata Dra Hj Sastri Yunizarti Bakry, Akt, M.Si, CA, QIA kepada Minangsatu, Selasa (25/12).
Menurut Sastri, selain ratusan jumlah pakaian tradisi perempuan Minangkabau itu, penggunaannya pun beragam. Pakaian untuk pesta saja ada macam-macam. Ada pula pakaian untuk menjenguk orang sakit, kematian, serta pakaian sehari-hari.
Tetapi, menurut pengamatannya, ada beberapa pakem pada pakaian tradisi perempuan Minangkabau. Yakni; harus bakodek, basalendang, babaju kuruang dan batikuluak. Kodek adalah samping, atau serupa kain sarung. Salendang adalah kain yang disampirkan di dada, menyilang dari pundak. Baju kuruang adalah baju longgar, yang pada bagian badannya tidak dibuat pas badan. Sedangkan tikuluak adalah kain penutup kepala/rambut.
“Semua pakem itu, intinya adalah menutup aurat. Bayangkan, rambut perempuan Minang pun tidak boleh kelihatan, apalagi aurat yang lainnya,” tutur Sastri.
Dalam rangka pelestarian pakaian tradisi perempuan Minangkabau, Sastri menerima adanya pembaruan, misalnya dalam hal pemilihan bahan tekstil, warna, pernak-pernik dan asesoris. "Tetapi, pakemnya itu yang harus ada. Empat hal itu harus ada, bakodek, basalendang, babaju kuruang, dan batikuluak. Jika tidak ada, berarti bukan pakaian tradisi perempuan Minangkabau," tegasnya.
Dalam hal pilihan warna. Umumnya, menurut Sastri, pakaian tradisi perempuan Minangkabau didominasi oleh warna hitam dan merah. Warna merah adalah pakaian untuk kenduri/pesta.
“Untuk ke pesta, biasanya pakaian tradisi perempuan Minangkabau bewarna merah. Ada asesoris pula, seperti manik-manik dan gelang. Bahannya bahkan banyak yang dari sutra,” kata Sastri Yunizarti Bakry yang saat ini adalah Widyaiswara Ahli Utama di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Dalam Negeri (Kemdagri). (sc)
Editor :
Tag :Pakaian tradisi perempuan Minangkabau
Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News
Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com
-
GUBERNUR MAHYELDI AJAK SEMUA PIHAK BERSATU LINDUNGI PEREMPUAN DAN ANAK DARI KEKERASAN DI SUMBAR
-
VASKO RUSEIMY MINTA BPBD HARUS PROAKTIF "KEJAR BOLA" DALAM MITIGASI BENCANA
-
WAGUB VASKO PIMPIN PERSIAPAN RAKOR KEBENCANAAN SUMBAR BERSAMA BNPB
-
AKTIFKAN PROGRAM NAGARI HUB UNTUK CEGAH NARKOBA DI SUMBAR
-
DAMPINGI KUNJUNGAN MENSOS DI SUMBAR, WAGUB VASKO MINTA SELURUH PIHAK SUKSESKAN PROGRAM SEKOLAH RAKYAT
-
OPTIMALISASI PEMELIHARAAN ALAT KESEHATAN UNTUK TINGKATKAN KUALITAS LAYANAN RUMAH SAKIT
-
MERAJUT SILATURAHMI DAN GAYA HIDUP SEHAT: TURNAMEN BANK NAGARI HUT KE-63 MENGINSPIRASI SEMANGAT KERJA
-
NGALAU BUNIAN DI LINTAU BUO UTARA: MISTERI GUA YANG MENGUNDANG MITOS,DUNIA GHAIB DAN KEPERCAYAAN TERHADAP MAKHLUK HALUS ATAU ROH
-
BADAI PHK MASSAL DI SRITEX: PENYEBAB, DAMPAK, DAN TANGGAPAN PEMERINTAH
-
SAWAHLUNTO KOTA LAYAK ANAK DAN PENDAPATAN DAERAH