HOME PENDIDIKAN KABUPATEN AGAM

  • Rabu, 4 Agustus 2021

Saparudin, S. Pd, M. Pd : PBM Tatap Muka Terbatas, Solusi Pembelajaran Masa Pandemi

Pengawas SMK Kabupaten Agam, Saparudin, S. Pd, M. Pd
Pengawas SMK Kabupaten Agam, Saparudin, S. Pd, M. Pd

Baso (Minangsatu) - Harus ada kesepahaman segenap stake holder dan konsistensi dalam menjalankan aturan terkait berbagai permasalahan pembelajaran daring. Berbagai kendala yang dihadapi guru dan dan peserta didik butuh dicarikan solusi secepatnya menghindari terjadinya "degradasi koginitif". Salah satu diantaranya adalah dengan Pelaksanaan PBM tatap muka terbatas dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin.


Hal tersebut ditegaskan oleh Pengawas SMK Kabupaten Agam, Saparudin, S. Pd, M. Pd saat melaksanakan monitoring dan evaluasi PBM di SMK Negeri 1 Baso, Selasa (03/08/2021).

Dicontohkan Saparudin, SMK Negeri 1 Palembayan Kabupaten Agam telah merintis dan mencoba melaksanakan PBM tatap muka terbatas.
"Iya. Mereka (SMK Negeri 1 Palembayan) bisa jadi percontohan. Disana sudah mulai dilaksanakan PBM tatap muka terbatas melalui kombinasi pendekatan pembelajaran daring dan luring dengan jumlah siswa yang dibatasi  ( 50 persen daring - 50 persen luring). Tentunya, hal tersebut bisa terselenggara karena adanya koordinasi seluruh stake holder terkait," jelasnya.

Pelaksanaan PBM tatap muka terbatas adalah inisiasi guru yang disetujui dan disepakati terlebih dahulu oleh pemerintah nagari, pengurus komite, orang tua, pemerintah kecamatan, dan Kepala Cabang Dinas Wilayah.

"Artinya ini sistem berjenjang. Saya rasa tidaklah sulit untuk ditempuh selagi ada kesamaan visi dan misi dalam hal ini. Kasihan anak didik kita. Ini hak mereka dan harus kita perjuangkan. Sekali lagi, kedisiplinan melaksanakan protokol kesehatan menjadi syarat mutlak," tegas Saparudin.

Lebih jauh, Pengawas SMK Kabupaten Agam tersebut menggambarkan bahwa kalau kendala PBM ini berlangsung lama dikhawatirkan akan terjadi permasalahan lain selain kendala koginitif tentunya.

"Disamping 'Degradasi Koginitif', ada hal lain yang perlu kita cermati. Kurangnya sentuhan sosial bersama guru dan teman-teman akan mengakibatkan peserta didik menjadi generasi yang gampang depresi dan sulit mengelola emosi. Tekanan berbagai tugas dengan minimnya konsultasi materi PBM, membuat peserta didik kewalahan dalam 'me-manage' keseharian mereka," paparnya.

Saparudin juga menghimbau para guru untuk senantiasa berfikir kreatif dan inovatif menyikapi dinamika PBM yang terjadi akibat kondisi pandemi.

"Para guru harus tetap semangat. Sikapi hal ini dengan baik dan jadikan ini momentum untuk berkreasi dan berinovasi dalam menyiapkan materi dan  bahan ajar. Semoga pandemi ini cepat berakhir dan situasi segera normal sehingga guru dan peserta didik bisa kembali menikmati asyik dan nikmatnya belajar bersama di ruangan kelas," pungkasnya.*


Wartawan : Rivo
Editor : Benk123

Tag :#agam

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com