HOME POLITIK KOTA PADANG

  • Minggu, 22 November 2020

Pimpro Jembatan Kelok Sembilan Dahler Sebut Mulyadi Punya Komitmen Kuat Membangun Tanah Kelahiran

Jembatan Kelok Sembilan di Sumatera Barat
Jembatan Kelok Sembilan di Sumatera Barat

Padang (Minangsatu)–Mantan Kepala Satker Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) Wilayah I Kementerian PU, Ir. H. Dahler yang berperan sebagai penanggung jawab penuh atas pembangunan Jembatan Kelok Sembilan membeberkan kesaksiannya mengenai Calon Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) nomor urut 1 Mulyadi, Minggu (22/11).

Ia menjelaskan Mulyadi yang dikenal selama menjadi Anggota DPR memiliki komitmen kuat membangun tanah kelahirannya sekaligus memperjuangkan kepentingan masyarakat sesuai amanah yang diberikan. Dahler menyebut, tanpa peran Mulyadi saat itu dengan kerja politik di Senayan dan hanya mengacu pada anggaran biasa, Jembatan Kelok Sembilan belum akan selesai hingga saat ini.

"Kita merasakan dan kita bisa lihat dari anggaran itu. Sudah 7 tahun belum 50 persen tapi Pak Mulyadi dalam tiga tahun sampai 2013 itu tuntas. Kalau nggak ada Pak Mulyadi, nggak selesai itu barang sampai sekarang. Alhamdulillah untung ada Pak Mulyadi. Selesai dan berdampak nyata di semua sektor, khususnya ekonomi dan akses daerah," ucapnya.

Dahler yang lebih dikenal sebagai Pimpinan Proyek (Pimpro) Jembatan Kelok Sembilan ini menyebut, Jembatan Kelok Sembilan dimulai pembangunan pada  2003. Namun, pada pelaksanaannya tidak berjalan mulus karena minimnya anggaran yang dikucurkan tiap tahunnya untuk pembangunan.

Dahler mengungkapkan, sejak tahun 2003–2010 atau sekitar tujuh tahun, anggaran untuk membangun Jalan Kelok Sembilan baru Rp200 miliar. Sementara, untuk menyelesaikan mega proyek di Limapuluhkota tersebut dibutuhkan sekitar Rp650 miliar. "Ini karena kurangnya kekuatan politik di tingkat pusat sehingga jembatan yang dibangun dengan tenaga lokal tersebut tersendat-sendat pembangunannya," beber Dahler.

Ia  dan kawan-kawan yang menangani proyek dengan daya tarik dunia sekarang itu pun mengaku sempat frustasi karena tidak adanya dukungan dana memadai. "Jadi kita karena kucuran dana yang terbatas dan hampir kita frustasi. Bangunan yang berdiri seperti sudah menjadi monumen di tengah hutan itu. Dikasih dana Rp5 miliar setahun, paling banyak sekitar Rp30 miliar. Padahal ini perlu dana lebih kurang Rp400 miliar lagi," ucapnya melanjutkan.

Berikutnya, sekitar tahun 2010, Dahler bertemu dengan Mulyadi pada suatu acara di gubernuran. Dia sempat berbincang dengan Mulyadi terkait pembangunan di Sumatera Barat. Pada kesempatan itulah, Dahler mengatakan bahwa Mulyadi mengeluarkan ucapan yang membuat dirinya kagum dengan pria kelahiran Bukittinggi tersebut. Mulyadi menyampaikan komitmennya untuk membantu masyarakat karena telah diberikan amanah di Senayan.

"Pertama kali bertemu saat dia mengadakan pertemuan di gubernuran dan dia menyatakan berkomitmen daerah pemilihannya. Jadi dia (Mulyadi) bertanya apa yang harus dia bangun? Pertama kali, kita memang mengharapkan Kelok Sembilan ini selesai dengan cepat," kenang Dahler.

Ia menyampaikan kepada Mulyadi alasan pentingnya Jembatan Kelok Sembilan tersebut. Mengingat jalur itu merupakan jalur utama dari Sumbar ke Riau yang akan menggerakkan ekonomi kedua provinsi. Oleh karena itu, tidak boleh lagi hanya difasilitasi dengan jalan yang kecil atau jalan lama yang sering macet. Apalagi jika terjadi kecelakaan di jalur lama Kelok Sembilan yang akan menyebabkan lumpuhnya akses Sumbar-Riau dan ekonomi masyarakat menjadi terganggu karena banyak hasil bumi di jual ke Riau.

"Setelah kita sampaikan kegunaannya. Penghematannya kalau selesai nanti, Pak Mulyadi langsung semangat. Karena waktu itu Pak Mulyadi, Wakil Ketua Komisi V DPR  langsung menelepon Pak Menteri PU dan meminta komitmen Menteri PU untuk diselesaikan dalam waktu dekat," tuturnya.

Tidak sampai di situ, ia menjelaskan Mulyadi terus mengawal anggaran untuk Kelok Sembilan dari Senayan. Semasa menjadi pimpinan Komisi V tersebut, Mulyadi terus menghubungi Dahler untuk memantau dan melihat perkembangan pembangunan Kelok Sembilan. "Setiap tahun Pak Mulyadi tanya, apalagi? Berapa lagi perlu untuk selesai? Kita sudah siap dengan schedule dan planningnya kan dan berapa yang kita butuhkan dia kasih. Kita pun melaksanakan dengan penuh tanggung jawab, enggak asal-asalan”.

Mulai saat itulah, Kelok Sembilan digenjot pelaksanaannya dari 2010, 2011, 2012, 2013 sampai diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).


Wartawan : Sabrina Fadilah Az-zahra
Editor : susi

Tag :#Pimpro #JembatanKelokSembilan #Dahler #Mulyadi #KomitmenKuat

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com