HOME SOSIAL BUDAYA KOTA SOLOK
- Rabu, 18 Agustus 2021
PERTAMA DALAM SEJARAH, UPACARA BENDERA SECARA ADAT MINANGKABAU

Minangsatu (Solok) - Sejak Indonesia merdeka 76 tahun lampau, belum pernah diketahui ada pelaksanaan upacara bendera merah putih secara adat Minangkabau khususnya di provinsi Sumatera Barat sebagai peringatan hari kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia, seperti yang di laksanakan oleh Ninik Mamak Nagari Taluak, Kelurahan Laing, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok, yang di hadiri oleh perwakilan para Pemangku Adat Minangkabau dalam wilayah Langgam Nan Tujuh Lareh Koto Piliang, Ujar Haji Amran Datuk Rajo Lelo selaku ketua KAN Taluak kepada wartawan. Selasa, (17/08/2021).
Ketua KAN menambahkan bahwa kegiatan ini dapat menjadi contoh dan pertama dalam sejarah Indonesia Merdeka, bisa terlaksananya kegiatan ini dengan sangat sederhana, berkat kerjasama masyarakat kelurahan Laing dengan Limbago Mahkamah Adat Alam Minangkabau yang membina dan mengarahkan kami ujar Haji Amran.
Upacara bendera secara adat koto Piliang dilaksanakan di Balerong Medan Bapaneh Gajah Tongga, dipimpin langsung oleh Pucuk Bulek Alam Minangkabau Tengku Irwansyah Angku Datuk Katumangguangan, selaku pembina upacara, dan Yasril Datuk Ampanglimo selaku inspektur upacara, namun keunikan dalam prosesi upacara, diawali dengan acara adat koto Piliang yang berbahasa tradisi Minangkabau, seperti petatah petitih panitahan, dilanjutkan pengibaran bendera merah putih, mengheningkan cipta, pembacaan Undang-undang Dasar 1945, oleh A Datuk Rajolelo ketua KAN Taluak, pembacaan teks Pancasila, Oleh Datuk Parpatieh KAN Jao Tambangan, Ikrar Cinta NKRI yang dibacakan langsung oleh J Datuk Prapatie Nan Sabatang selaku Urek Tunggang Alam Minangkabau, kemudian ditutup doa oleh T.A Datuk Rajo Bangkeh yang juga sekretaris jenderal MPTl MAAM.
Peserta sangat dibatasi oleh panitia pelaksana, namun sudah terwakili dari utusan Ninik mamak Langgam Nan Tujuh Lareh Koto Piliang dan sekitarnya, serta seluruh Dubalang Alam Minangkabau dibawah payung Mahkamah Adat Alam Minangkabau, dikarenakan menghormati surat edaran gubernur dan instruksi Polda Sumbar yang melarang melakukan kegiatan-kegiatan kebudayaan dan keramaian 17 an, seperti yang disampaikan kasat intel Polresta Solok, Iptu Jufrinaldi,SH kepada saya selaku ketua panitia pelaksana ujar Y Datuk Datuk Ampang Limo sehari sebelum acara, namun tidak mengurangi makna intisari bersejarah ini ujar ketua panitia.
Dalam pituah Pucuk Bulek Alam Minangkabau, Tengku Irwansyah Angku Datuk Katumangguangan menyampaikan rasa terimakasih kepada masyarakat kaum adat Lareh Koto Piliang, khususnya nagari Taluak yang merupakan tapatan sipangka dalam adat silungkang Padang sibusuak Gajah Tongga Piliang, dan mengingatkan kepada peserta upacara tetap waspada menjaga prokes, Namun apabila ada yang terpapar Corona, kalau tidak parah maka sebaiknya isolasi mandiri saja, daripada masuk rumah sakit sendiri dan sampai selesai tidak bisa ditemani, ujar Angku
Tapi pada intinya Angku menegaskan bahwa upacara bendera secara adat ini merupakan bukti nyata Minangkabau cinta NKRI, tidak ada lagi alasan untuk meragukan kecintaan masyarakat adat terhadap Indonesia, dimulai sejak perjuangan kemerdekaan, sampai kiamat yang Minangkabau tetap NKRI, dan sekarang sudah final, sebab kalau upacara bendera yang dilaksanakan oleh pemerintah dan instansi sudah merupakan kewajiban tapi sebagai warga negara, kami Urang Minang melakukan upacara bendera secara adat tanpa disuruh atau didukung pemerintah setempat sekalipun, bagi kami inilah bukti cinta kami kepada NKRI mengikuti jejak leluhur yang telah berkontribusi terhadap negara sejak dahulunya, dan generasi mendatang diminta Urang Minang tetap berkompetisi di berbagai bidang, seperti menjadi Kapolri atau panglima TNI, karena sejak merdeka, atau pasca peristiwa PRRI, sangat sulit Urang Minang bisa mendapatkan Jendral bintang empat, sehingga wajar saja statement Megawati beberapa waktu lalu mempertanyakan eksistensi orang Sumbar, namun sebagai Urang Minang Megawati sangat perhatian ke Sumbar, sehingga tidak tertutup kemungkinan, Megawati secara adat Minangkabau dari garis keturunan ibunya adalah Urang Minang asal Bengkulu, maka pertanyaan tokoh Minang tersebut dijadikan cambuk, agar dimasa datang, orang Minang bisa menjadi pucuk pimpinan negara seperti Megawati dan puan Maharani, orang Jawa asli Minang, terang Angku mengakhiri.*
Editor : Benk123
Tag :#kotasolok
Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News
Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com
-
CFD DI JALAN SUDIRMAN KOTA SOLOK DISAMBUT HANGAT MASYARAKAT
-
KELUARGA BESAR RSUD SERAMBI MADINAH KOTA SOLOK GELAR HALAL BI HALAL 1446 H
-
DIGELAR PENGURUS MASJID ALHUDA KOMPLEK WISMA SOLOK NAN INDAH, WALIKOTA SOLOK RAMADHANI KIRANA PUTRA BUKA PUASA BERSAMA ANAK YATIM PIATU
-
WAKIL WALI KOTA H. SURYADI NURDAL BERBUKA PUASA BERSAMA JAJARAN ASN KANTOR KEMENAG KOTA SOLOK
-
LIBUR LEBARAN, BPJS KESEHATAN PASTIKAN SELURUH PESERTA JKN BISA AKSES PELAYANAN
-
4 LAGA BERSAMA PATRICK KLUIVERT, INDONESIA MASIH MENCARI JATI DIRI.
-
RAGU
-
EFEK DOMINO PERANG KAMANG DALAM TEROPONG PERLAWANAN MASYARAKAT SUMATERA BARAT MENENTANG KOLONIALISME BELANDA
-
SUMATERA BARAT RAIH PENGHARGAAN DI FESTIVAL HOMESTAY NUSANTARA 2025, GUBERNUR MAHYELDI DIGANJAR IHSA AWARD
-
FARIANDA, PEMIMPIN MUDA PERS SUMUT YANG TEGASKAN ETIKA: CIPTAKAN SUASANA NYAMAN BAGI POLDA SUMUT