HOME KESEHATAN PROVINSI SUMATERA BARAT
- Kamis, 12 Maret 2020
Peringati Hari Ginjal Sedunia, RSMN Gelar Sosialisasi PGK

Solok (Minangsatu) - Dalam rangka peringatan Hari Ginjal Sedunia (World Kidney Day) Tahun 2020, Kamis (12/3), bertempat di lapangan parkir Rumah Sakit Umum Daerah Mohammad Natsir (RSMN) diadakan sosialisasi Penyakit Ginjal Kronik (PGK).
Usai sambutan Wakil Direktur (Wadir) SDM dan Umum RSMN, dr Elfahmi, Sp.THT, bersama tim Hemodialisa (HD) RSMN dilakukan pelepasan balon menandai peringatan itu.
Sesudah itu, dokter penanggung jawab Hemodialisa RSMN, dr Elvi Fitraneti, Sp.PD, Finasim, didampingi, dr Harnavi Harun, Sp.PD, KGH, Finasim (Supervisor HD RSMN) dan dr Febrivan Wahyu Asrizal (dokter pelaksana HD RSMN, serta para petugas HD, antara lain Ns. Remiadi, M.Kep, Imelda Kemalis, S.Kep, Ns. Sasnidawilly, S.Kep, Ns. Linda Yanti, S.Kep Ns. Gustini Ningsih, S.Kep, Ns. Tita Adiatamah. SY, S.Kep, Rina Gusmeri, Amd.Kep dan Yelvianti, Amd.Kep, melakukan sosialisasi PGK.
Mengusung tema “Kesehatan Ginjal untuk Semua Orang Dimana Saja - Dari Pencegahan Hingga Deteksi dan Akses yang Adil ke Perawatan”, Elvi Fitraneti menyoroti pentingnya pencegahan, deteksi dini, dan pemerataan akses pelayanan demi mencegah PGK dan perkembangan penyakit ginjal agar tidak terjadi komplikasi-komplikasi berat.
"Ini bisa jadi momentum, betapa pentingnya ginjal yang sehat. Ketika ginjal mengalami kerusakan (gagal ginjal), maka tanpa transplantasi, penderitanya harus cuci darah seumur hidup," ujar Elvi Fitraneti.
Dikatakan, penyakit ginjal meningkat dari waktu ke waktu di dunia. Angka kematian meningkat, biaya yang dikeluarkan juga besar. Data global pada tahun 2019 menunjukkan, satu dari tiga orang di dunia memiliki risiko mengalami penyakit ginjal kronis. Saat ini, diperkirakan 10 % penduduk dunia mengidap penyakit ginjal kronis. Di Indonesia, berdasarkan data Riskesdas 2018, prevalensi penyakit ginjal kronis mencapai 3,8 %, meningkat dibandingkan pada 2013 sebanyak 2 %.
Penyakit Ginjal Kronik (PGK) adalah suatu kondisi dimana terjadi kerusakan struktur dan penurunan fungsi ginjal. Kondisi ini menyebabkan ginjal tidak dapat mengeluarkan sisa hasil metabolism tubuh berupa zat-zat racun seperti ureum dan kreatinin dari dalam darah untuk dikeluarkan bersama-sama ke dalam urin.
"Sebagian besar PGK tidak ada gejala sehingga orang dengan PGK tidak mengetahui mereka mengidap penyakit ini dan tidak melakukan pengobatan yang tepat," ujarnya.
Adapun faktor risiko PGK yaitu, diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, riwayat keluarga dengan penyakit ginjal, batu ginjal, penyakit autoimun, dan kegemukan.
"Orang yang memiliki satu atau lebih faktor risiko PGK diharpkan dapat melakukan pemeriksaan berkala fungsi ginjal. Untuk mengetahui seseorang menderita PGK yaitu dengan melakukan pemeriksaan darah (kreatinin) dan urin (albuminaria)," ulas Elvi Fitraneti.
Supaya ginjal tetap sehat, Elvi Fitraneti menganjurkan agar melakukan aktifitas fisik yang cukup, kontrol tekanan darah, kontrol gula darah, jaga berat badan tetap ideal dan makan makanan yang sehat, minum air yang cukup, tidak merokok, tidak mengonsumsi obat-obatan secara bebas tanpa resep dokter, dan melakukan pemeriksaan fungsi ginjal terutama apabila berisiko mendapatkan gangguan ginjal.
Editor : sc.astra
Tag :#rsmn #hariginjalsedunia
Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News
Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com
-
RSUD DR. ACHMAD MOCHTAR RESMI NAIK STATUS JADI RUMAH SAKIT TIPE A, GUBERNUR MAHYELDI: INI KABAR BAIK UNTUK MASYARAKAT SUMBAR
-
GUBERNUR TERPILIH SUMBAR, MAHYELDI, JALANI MEDICAL CHECK-UP JELANG PELANTIKAN
-
GUBERNUR MAHYELDI RESMIKAN STATUS BLUD PADA UPTD BKOM DAN PELKES SUMBAR
-
DISKUSI INTENS DENGAN BADAN GIZI DAN FORKOPIMDA, GUBERNUR MAHYELDI BERKOMITMEN SUKSESKAN MAKAN BERGIZI GRATIS DI SUMBAR
-
GUBERNUR MAHYELDI TEGASKAN MASALAH PLASENTA AKRETA, KANKER SERVIKS MENJADI TANTANGAN BAGI KESEHATAN REPRODUKSI DI INDONESIA
-
DINAKHODAI ARISAL AZIZ, OPTIMISTIS MATAHARI KEMBALI BERSINAR TERANG DI SUMBAR
-
TRANSFORMASI PSIKOLOGI ANAK MELALUI PENDIDIKAN INKLUSIF DAN HUMANISTIK
-
PSIKOLOGI HUMANISTIK PADA TOKOH YASUAKI YAMAMOTO DALAM NOVEL “TOTTO-CHAN GADIS KECIL DI PINGGIR JENDELA” KARYA TETSUKO KUROYANAGI
-
MANARI DI LADANG URANG: ANTARA KEBEBASAN DAN KESADARAN SOSIAL DALAM BINGKAI KEARIFAN MINANGKABAU
-
BARA KATAJAM LADIANG,LABIAH TAJAM MULUIK MANUSIA: SEBUAH PRIBAHASA MINANGKABAU