HOME KESEHATAN KABUPATEN DHARMASRAYA
- Rabu, 20 Juni 2018
Peralatan Labor Pemeriksaan Kolesterol Di RSUD Sungai Dareh, Sudah Mati

DHARMASRAYA (Minangsatu) - Kisah nyata yang ku alami. Getir dan menyakitkan...
Demikian tulisan reporter Minangsatu Syaiful Hanif, mengisahkan pengalaman yang membutuhkan perawatan untuk istrinya yang sakit di RSUD Sungai Dareh. Karena perlatan labor sudah tidak berfungsi, maka pasien pun dievakuasi ke Klinik Harapan Bunda. Dan terakhir dibawa lagi Dukun Kampung, untuk mengilangkan was-was di dalam hati.
Kisah nyata ini bisa menjadi pelajaran bagi pasien lainnya dan informasi berharga untuk jajaran kesehatan serta pemda kabupaten Dharmasraya. Semoga bermanfaat. (redaksi).
---------oo0oo---------
Senja itu Selasa (19/6/2018), selepas shalat Maghrib, istriku diserang sakit kepala mendadak. Bukan itu saja, bahu dan pundaknya juga terasa sakit. Kontan saja, aku bawa ke RSUD Sungai Dareh untuk dapat pelayanan medis. Sekira pukul 20.45 Wib, saya tiba di RSUD Sungai Dareh, langsung mendaftar, dan diperiksa oleh salah seorang mantri, dan dilanjutkan oleh dokter.
Setelah itu, dokter memberi surat kepada saya untuk disampaikan ke petugas Labor RSUD tersebut. Bergegas saya bersama anak menuju Labor, dan memberikan surat tersebut kepada petugas. Setelah dicoret kertas tersebut petugas Labor kembali memberikan surat itu kepada saya, agar dikembalikan kepada dokter, dan lisan petugas juga menyampaikan kepada saya, "pemeriksaan tidak bisa dilaksanakan sekarang, dikarenakan alatnya sudah mati. Kalau mau dilakukan juga pemeriksaan laboratorium silahkan di tunggu sekira jam 10.00 wib besok hari," begitu kata petugas Labor.
Dengan langkah lesu saya kembali ke dokter dan mengembalikan surat tersebut. Setelah membaca tulisan kecil di kertas tersebut, dokter langsung memberitahukan kepada saya bahwa tidak bisa dilakukan pemeriksaan labor sekarang, karena alatnya sudah mati. Terpaksa menunggu sampai besok. Bahkan petugas lainnya juga mendukung.
Inilah cerita pahit ketika berhadapan dengan pihak medis RSUD Sungai Dareh.Salah satu petugas RSUD Sungai Dareh menyarankan kepada saya waktu itu, kalau ingin pemeriksaan juga, bapak bisa membawa istri bapak ke "Klinik Harapan Bunda," berada di depan kantor bupati Dharmasraya, jalan arah ke Ponpes Pembangunan Pulau Punjung.
Tanpa membuang waktu lagi, saya langsung mengangkat istri dan membawanya ke Klinik Harapan Bunda tersebut. Walaupun dengan muka agak mesem, dan cemberut.
Tidak berselang beberapa menit, saya sampai di Klinik Harapan Bunda. Ketika itu, disambut oleh 2 orang perawat sedang bertugas, dan langsung membawa istri saya masuk ke ruang pemeriksaan. Sekira 15 menit kemudian hasil pemeriksaan darah telah didapatkan, dan istri saya baru mendapatkan obat makan. Setelah itu, diperbolehkan pulang kembali kerumah, setelah dilakukan pembayaran.
Walaupun sudah mendapatkan obat secara medis, hati belum juga merasa puas. Maka sebelum sampai ke rumah, saya singgah dulu ke rumah salah seorang dukun kampung. Karena hari sudah malam sekira pukul 01.00 Wib, tentunya dukun tersebut sudah tidur. Maka terpaksa saya mengetuk pintu rumah agar dukun tersebut bangun dari tidurnya.
Dengan perlahan pintu rumah mulai dibuka, keluar seorang ibu separuh baya sambil mengusap matanya. Dan langsung bertanya ada apa gerangan, setelah saya ceritakan akhirnya ibu paruh baya itu langsung melihat kondisi istri saya, dan ikut serta membopong istri saya masuk ke dalam rumahnya, dan disuruh berbaring.
Setelah mempersiapkan beberapa ramuan. Ibu itu dibantu beberapa orang keluarganya langsung meracik obat-obatan, meminumkan kepada istri saya, dan membasuh muka ibu dari anak- anak saya itu. Setelah diobati, ibu itu tidak langsung menyuruh kami untuk pulang. Melainkan menyuruh istri saya untuk istirahat beberapa waktu di rumahnya.
Sekira satu jam berada dirumahnya, ibu itu selalu memberikan semangat dan membuat sebuah cerita lelucon agar kami, terutama istri saya agar tidak terlalu panik menghadapi datangnya musibah. Karena katanya, penyakit itu datangnya dari Sang Maha Pencipta, dan Ia pula yang akan menyembuhkannya.
Hampir pukul 03.00 Wib, saya mintak pamit kepada ibu itu untuk pulang ke rumah. Sebelum pulang tentunya saya, tidak lupa menyelipkan beberapa uang kertas. Namun ibu itu, agak tersinggung ketika saya beri uang kertas tersebut. Malahan berkata kepada saya, "bukannya ibu tidak ingin menerima pemberian dari anak. Tetapi masih ada orang lain lebih layak menerima sedekah dari anak. Maka dari itu, uang tersebut lebih baik di sedekahkan ke Masjid, atau Surau, agar ada faedah dan manfaatnya bagi anak dan keluarga," kata ibu itu....
Saya berpikir, dari pengalaman berobat di rumah sakit dan klinik yang ada di kampung saya, justru dari Dukun Kampung saya mendapatkan layanan yang menyejukkan hati kami.
(Anif/Batuah)
Editor :
Tag :#AlatLaborRSUDSungiDarehSudahMati#
Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News
Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com
-
DIRUT RSUD SUNGAI DAREH BANTAH TUDINGAN KURANGNYA PELAYANAN TERHADAP MAHASISWA UNDHARI MERUPAKAN PASIEN KECELAKAAN LALULINTAS
-
PUSKESMAS SITIUNG 1 LAHIRKAN INOVASI SADAR DOSIS UNTUK IBU HAMIL BERESIKO TINGGI
-
BUPATI SUTAN RISKA TEGASKAN AGAR RSUD SUNGAI DAREH TERUS BERBENAH DIBIDANG PELAYANAN
-
INOVASI KARDI SARAS UPAYA EFEKTIF TEKAN ANGKA STUNTING
-
TIM AKREDITASI KLINIK POLDA SUMBAR SAMBANGI POLRES DHARMASRAYA
-
KONFLIK POLITIK DI INDONESIA: CERMIN KETEGANGAN SOSIAL ATAU KEGAGALAN DEMOKRASI?
-
UPAYA MELINDUNGI BAHASA ABORIGIN DI TENGAH ARUS GLOBALISASI
-
SEPAK TERJANG BUPATI ANNISA: MEMBANGUN PERADABAN DHARMASRAYA LEWAT PENDIDIKAN
-
DARI SUMATERA BARAT UNTUK INDONESIA: 80 TAHUN SUMATERA BARAT (1 OKTOBER 1945 - 1 OKTOBER 2025)
-
TENSI POLITIK OLAHRAGA NAIK JELANG MUSORPROV KONI SUMBAR, UPAYA INTERVENSI MENGKRISTAL