HOME PERISTIWA KABUPATEN SOLOK

  • Minggu, 21 April 2019

Penyebab Keruh Danau Diateh Mulai Terkuak

Danau Diateh, dijepret Minggu siang, 21 April 2019
Danau Diateh, dijepret Minggu siang, 21 April 2019

Padang (Minangsatu) - Teka-teki mengenai penyebab keruh dan berbaunya air Danau Diateh yang sudah berlangsung sejak awal tahun 2019 mulai menemukan titik terang. Berdasarkan data yang dirilis oleh Dinas Lingkungan Hidup Sumatera Barat (Sumbar), hasil dari analisa air danau menunjukkan  beberapa parameter di atas ambang batas.

Diantara parameter yang sangat menonjol pada saat kejadian adalah Sulfida (H2S) yaitu 0,1375 mg/l dibandingkan 0,002 mg/l atau 6675 %. Hasil ini turun dratis setelah 2 hari kemudian ketika sampel air danau kedua diambil oleh Dinas Lingkungan Hidup menjadi 0,06 mg/l atau 2.900%. Parameter lain yang juga di atas ambang batas adalah COD (Chemical Oxygen Demand), BOD (Biological Oxygen Demand), dan Coliform tetapi angkanya tidak signifikan dibandingkan Sulfida. Tercatat sejak tahun 2017 sulfida di Danau di Ateh mulai di atas ambang batas yaitu 0,03 dan 0,02 mg/l. 

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sumbar, Siti Aisyah mengatakan bahwa kandungan H2S ini tidak bersifat statis. "H2S ini cepat menguap, namun untuk parameter sulfida yang sangat tinggi dan berubah dalam waktu singkat tentu perlu dicermati apakah disebabkan fenomena alam (gempa) atau faktor masuknya zat pencemar akibat ulah manusia," jelasnya.

Guna memastikan dan menguji hasilnya, Dinas Lingkungan Hidup Sumbar menggandeng beberapak pakar dan ahli terkait. Diantaranya,  pakar danau Prof Hafrijal Syandri dari Universitas  Bung Hatta dan Dr Jabang Nurdin dari Universitas Andalas, pihak-pihak dari LIPI, BWS V Sumatera, Bappeda Provinsi Sumatera Barat, Dinas Perikanan dan Kelautan, Dinas  PSDA dan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Sumatera Barat serta Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten  Solok.

Menurut Prof Hafrijal Syandri, penggunaan pupuk kandang serta pupuk buatan lahan pertanian tidaklah dapat dikatakan sebagai pemicu munculnya senyawa sulfida. "Ada dua indikasi penyebab munculnya sulfida di Danau Diateh, yaitu pergerakan bumi akibat dampak dari pusat gempa (Solok Selatan) yang terjadi beberapa waktu yang lalu, serta cuaca/curah hujan yang menyebabkan up willing (arus bawah),"  jelasnya.

Ditambahkan oleh Hafrijal, untuk memperkuat dugaan tersebut dibutuhkan beberapa data pendukung yaitu frekwensi gempa dan curah hujan  yang terjadi pada kisaran bulan Februari sampai Maret 2019.

Sementara itu terkait warna kemerahan air danau diduga kuat karena unsur besi ataupun alga yang mati akibat tidak resisten dengan meningkatnya unsur sulfida atau unsur pencemar lain. Namun, unsur besi  yang dikandung Danau Diateh masih dibawah ambang batas sesuai Peraturan Gubernur Nomor 24 tahun 2010 tentang Baku Mutu Air Danau dan Telaga Provinsi Sumatera Barat.

Keruhnya air danau juga diduga kuat karena adanya proses leaching tanah sekitar danau,  sebagai dampak dari pertambangan (galian C) dan pengambilan tanah subur untuk di bawa ke Padang dan dijual ke kebun/penjual bunga.

Dinas Lingkungan Hidup Sumbar dalam waktu dekat akan mengumpulkan kembali data terkait gempa, curah hujan, serta survey lapangan kembali untuk menindaklanjuti informasi tentang keberadaan pertambangan galian tanah/pasir serta pemanfaatan pestida serta akan mengkaji mengenai bentos/alga.

Terkait fenomena yang terjadi tersebut, Kepala Dinas lingkungan Hidup Sumbar menghimbau masyarakat sekitar danau untuk bersama-sama merawat dan menjaga Danau Diateh. "Kita menghimbau warga untuk  tidak membuang limbah sayuran ke danau, karena akan mencemari danau. Dan lebih bijaksana dalam mengolah tanah di sekitar Danau Diateh," seru Siti Aisyah.

Bupati Solok, Gusmal kepada Minangsatu mengatakan siap untuk mengambil kebijakan-kebijakan terkait bersama dengan Pemprov untuk menindaklanjuti hasil penelitian Dinas Lingkungan Hidup Sumatera Barat. "Pemerintah Kabupaten Solok siap untuk membicarakan solusi masalah kualitas air Danau Diateh. Untuk sumber air bersih kami sudah melakukan penelitian sumber air yang baru untuk masyarakat Lembah Gumanti, semoga dalam waktu dekat bisa dikerjakan," pungkas Gusmal.


Wartawan : Rivo Septian
Editor : T E

Tag :saveDanauDiateh

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com