HOME PENDIDIKAN KABUPATEN AGAM
- Kamis, 21 Agustus 2025
Pengawas SMK Disdik Sumbar; Tidak Ada Pergantian Kurikulum, Yang Ada Hanya Penyesuaian

Pengawas SMK Disdik Sumbar: Tidak Ada Pergantian Kurikulum, yang Ada Hanya Penyesuaian
Baso (Minangsatu) – Sosialisasi mengenai pembelajaran mendalam (deep learning) memunculkan diskusi lanjutan di ranah pendidik di sekolah-sekolah. Banyak unsur yang menilai kehadiran deep learning sebagai perubahan kurikulum. Hal tersebut tidaklah benar, karena tidak ada pergantian kurikulum, namun yang ada adalah penyesuaian kurikulum.
Demikian ditegaskan Pengawas SMK Dinas Pendidikan Sumatera Barat Armen, S. Pd, SST. Par, M. Si saat menjadi pemateri pada In House Training (IHT) dan lokakarya SMK Negeri 1 Baso, di ruang serba guna SMK Negeri 1 Baso, Kamis (21/08/2025).
“Jadi acuan kita adalah Permendikdasmen No.13 2025. Tidak ada pergantian kurikulum, yang ada hanya penyesuaian. Jadi setiap perubahan yang ada tidak ujuk-ujuk membuat kita mengira pergantian kurikulum. Ini adalah penyesuaian yang semua pendidik harus pahami dan aplikasikan,” jelasnya.
Menurut Armen, pembelajaran mendalam atau deep learning sejatinya adalah sebuah pendekatan pembelajaran sama halnya dengan pendekatan pembelajaran terdeferensiasi yang telah lebih awal dipakai oleh guru-guru di Indonesia.
“Deep learning (DL) itu pendekatan pembelajaran, sama halnya dengan pembelajaran terdeferensiasi. Nah, Di DL ini mengacu pada pendekatan pembelajaran yang menekankan pemahaman konsep secara mendalam dan bermakna, bukan hanya menghafal informasi. Ini sejalan dengan tujuan Kurikulum Merdeka yang mendorong pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan siswa dan dunia nyata,” tambahnya.
Kehadiran Deep Learning dipicu oleh skor Programme for International Student Assessment (PISA) peserta didik Indonesia yang sangat rendah. Mayoritas kemampuan peserta didik berada di level C1 (mengingat), C2 (memahami), dan C3 (menerapkan). Hanya 1 persen yang kemampuan berfikirnya di level C4 (menganalisis), C5 (mengevaluasi), dan C6 (menciptakan).
Lebih jauh Armen menyebut bahwa untuk menghadirkan pembelajaran deep learning pendidik harus mampu mampu menciptakan suasana belajar yang bisa menyentuh hati peserta didik untuk bisa membangkitkan kesadaran mereka akan pentingnya ilmu dan kompetensi yang harus mereka miliki di masa yang akan datang.
“Penting bagi guru untuk bisa menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran yang berkesadaran (mindful), bermakna (meaningful), dan menggembirakan (joyful) melalui olah pikir, olah hati, olah rasa, dan olah raga secara ‘holistic’ dan terpadu,” pungkasnya.
Editor : melatisan
Tag :#Pergantian Kurikulum
Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News
Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com
-
KUNJUNGI SMKN 1 BASO, H. NOFRIZON, S. SOS, M.M BAWA 'ANGIN SEGAR' UNTUK PENDIDIKAN VOKASI
-
YAYASAN ABU BAKAR ASH SHIDDIQ-AGAM GELAR KHITAN MASSAL GRATIS UNTUK 117 ANAK DI KAMANG MAGEK
-
SMK NEGERI 1 TILATANG KAMANG WAKILI SUMBAR KE TINGKAT NASIONAL LKS BIDANG TITL
-
PLN ULP KOTO TUO GOES TO SCHOOL: EDUKASI BAHAYA LISTRIK HINGGA PENGGUNAAN KOMPOR INDUKSI DI SMKN 1 MATUR
-
SMA N 1 CANDUANG, LEBIH AKRAB DENGAN PLN MOBILE
-
MENGENANG BUNG HATTA SANG PROKLAMATOR, PADA PERINGATAN 80 TAHUN INDONESIA MERDEKA
-
KIASAN “SENI BERBAHASA HALUS DAN SYARAT MAKNA”
-
MENGAPA MEMILIH HENDRY CH BANGUN ?
-
HAPUS MATA PELAJARAN SEJARAH
-
ALAN MARTHA, KISAH HATTRICK DAN QUATRICK PRIA PARIAMAN