HOME SOSIAL BUDAYA KOTA PADANG

  • Minggu, 23 Juli 2023

Peduli Sejarah Lokal, MGMP Dan AGSI Gelar Workshop Di FIS UNP

Foto Bersama Pemateri dan Peserta Seminar
Foto Bersama Pemateri dan Peserta Seminar

Padang (Minangsatu) - Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dan Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI) Sumatra Barat melaksanakan workshop membahas pendidikan sejarah lokal di Aula Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang (FIS UNP), pada Minggu, (22/07/23).

Ketua pelaksana seminar sekaligus ketua MGMP dan AGSI Sumbar, Martaliza, mengatakan bahwa ini merupakan seminar pertama di tahun ajaran 2023/2024, guna meningkatkan kompetensi guru pada kurikulum merdeka.

Seminar yang bertajuk "Peluang dan Tantangan Mengangkat Sejarah Lokal Berskala Nasional dalam IKM" tersebut berangkat dari kegamangan para guru sejarah Sumatera Barat. Meskipun porsi waktu belajar sejarah ditambah, namun kajian sejarah lokal masih minim tergambar pada buku-buku paket yang tersedia. 

Seminar kali ini dihadiri langsung oleh Dekan Fakultas Ilmu Sosial, Prof. Dr. Siti Fatimah, M.Hum, M.Pd dan Ketua Departemen Sejarah, UNP, Dr. Rusdi, M.Hum. 

Prof. Siti Fatimah menyampaikan, "Dalam mengajar sejarah, guru harus jago dalam menyampaikan sejarah bangsa, kaya akan referensi. Kajian sejarahnya kemudian diperkaya dengan tulisan sastra. Makin kaya kita akan fakta sejarah, tokoh dan kejadian penting di Sumatera Barat, maka itu akan lebih baik. Kemudian hal semacam ini harus ditampilkan, disampaikan pada siswa kita," Ujar Dekan FIS UNP

Narasumber pertama, Khairul Jasmi, S.Pd., M.M.,  yang tak lain adalah wartawan senior Sumatra Barat, memaparkan tentang peran perempuan Minang dalam sejarah bangsa. "Perempuan Minang punya banyak nama yang bisa kita tampilkan dalam kajian sejarah lokal yang berskala nasional. Sebut saja Sarifah Nawawi perempuan pertama yang bersekolah di sekolah modern (Sekolah Raja) Fort de Kock," Terang Jurnalis yang akrab disapa KJ. 

"Kemudian ada Siti Manggopoh, perempuan yang berjuang dengan senjata melawan Belanda menewaskan 51 orang pasukan Belanda. Ada tokoh pers nasional Ruhana Kuddus, Siti Noerma, Siti Djatiah, dengan koran Sunting Melayu. Rahmah El Yunusiah pendiri Sumatra Thawalib, sekolah khusus perempuan pertama di dunia," Ringkas KJ dalam mengupas peran perempuan Minang 

Pemateri berikutnya, Dr. Aisyah, M.Pd., yang menjelaskan bahwa, "Capaian pembelajaran sejarah sedang dalam proses revisi dan evaluasi. Masih ada peluang perbaikan. Kita berharap Capaian Pembelajaran (CP) sejarah yang lebih mudah dipahami dan membumi. Tapi sebelum keluar informasi resmi maka pakai CP yang ada terlebih dahulu. Sembari kita coba membuat dan menyajikan materi ajar yang diperkaya sejarah lokal," Terang Aisyah. 

Kemudian pemateri ke tiga adalah Drs. Iryasman, M.Pd. Isrsyaman menyajikan materi tentang IKM. Ia mengatakan bahwa, "Kurikulum merdeka adalah peluang bagi kita untuk mengembangkan dan memunculkan sejarah lokal. Masing-masing kota dan kabupaten harus membuat bahan sejarah daerahnya. Kita buat tulisan-tulisan singkat tentang hal penting di daerah kita. Nanti kita akan coba koordinir dan jadikan satu buku pengayaan sejarah lokal. Sajikan itu di kelas-kelas kita sehingga materi sejarah lokal makin dikenal," tutup Isrsyaman sebagai pemateri terakhir pada seminar tersebut.(*)


Wartawan : Bayu
Editor : Benk123

Tag :#Unp

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com