HOME PERISTIWA RANTAU

  • Sabtu, 6 Agustus 2022

Pameran Tunggal "Yusman" Menampilkan Sederetan Patung Panglima Besar Sudirman Selama Sebulan Di Galeri Nasional Jakarta

Patung Panglima Besar Sudirman dengan kelompok pasukannya karya Yusman yang akan ditampilkan pada pameran tunggal di galeri nasional, Jakarta 1 September sd 1 Oktober 2022. Foto dok : Muharyadi
Patung Panglima Besar Sudirman dengan kelompok pasukannya karya Yusman yang akan ditampilkan pada pameran tunggal di galeri nasional, Jakarta 1 September sd 1 Oktober 2022. Foto dok : Muharyadi

Yogyakarta (Minangsatu) - Sederetan patung sosok Panglima Besar Sudirman dalam berbagai ukuran dan format sebagian besar berbahan perunggu yang menggambarkan perjalanan tokoh besar Tentara Nasional Indonesia ini akan ditampilkan melalui pameran tunggal pematung nasional "urang awak" Yusman (58 th). Pameran tunggal Yusman berlangsung sejak 1 September - 1 Oktober 2022 di Galeri Nasional, Jakarta Pusat.

Pameran tunggal ini merupakan ketiga kalinya dilaksanakan Yusman, kelahiran Suka Menanti, Pasaman, Sumatera Barat, 12 November 1964. Pameran tunggal pertama digelar tahun 2017 dengan tema "Menandai Indonesia" di alun-alun utara Keraton Yogyakarta. Pameran kedua berlangsung 2019 dengan tema "Dari Pasaman ke Istana Presiden" di museum Affandi Yogyakarta.
Belum termasuk puluhan bahkan ratusan kali pameran kolektifnya di berbagai daerah di tanah air dan sejumlah negara diantaranya Mexico sejak ia mulai berkarya tahun 1985 hingga sekarang.

Yusman, pematung nasional "Urang Awak" asal Sukamenanti, Pasaman  Sumatera Barat yang kini bermukim di Daerah Istimewa Yogyakarta. Foto : dok Muharyadi.

Pematung Yusman yang juga dikenal karya-karya monumental dan relief perjuangan di berbagai provinsi di tanah air saat dihubungi, Sabtu malam (6/8/2022) di kediamannya, Tegal Senggotan, RT 02/RW 11, 53 Tirtonirmolo, Kasihan Bantul Yogyakarta, menyebutkan, ia sengaja menampilkan aneka patung Panglima Besar Jenderal Sudirman, sebagai penghargaan bagi dirinya untuk menggali sejarah panjang akan ketokohan Sudirman di tanah air selama ini.

Patung Jenderal Sudirman yang akan ditampilkan itu disajikan dengan bentuk sosok Sudirman memakai jubah, tongkat dan keris sebagai warisan budaya leluhur. "Semua patung Sudirman tersebut merupakan adegan yang terjadi dalam perjalanan gerilya Panglima Besar Sudirman dengan pasukannya," ujar Yusman yang beberapa lalu meciptakan relief di museum sejarah PDRI Limapuluh Kota Sumbar

Disebutkan, selain patung-patung jenderal Sudirman juga ditampilkan relief perjuangan Sudirman  mempertahankan Kemerdekaan Republik Indolnesia dikelilingi patung berkelompok sebagai pasukan bahagian dari Panglima besar ini.

Saat ditanya perihal mengapa semuanya menampilkan patung-patung khusus Panglima Besar Sudirman? Menurut Yusman melalui pameran ini diharapkan masyarakat dapat mengenang jasa-jasa para pahlawan yang telah berkorban jiwa dan raganya untuk bangsa dan negara ini.

Hal yang terpenting lagi, melalui pameran tunggalnya itu, Yusman ingin memberikan wawasan kolaborasi antara seni patung dan bidang sosial lainnya melalui visual karya seni rupa berbentuk patung-patung dengan nilai sejarah tinggi. Juga sekaligus memberikan wawasan dan pengetahuan pada pemangku kepentingan untuk memberikan ruang bagi seni dalam tata kota maupun perencanaan pembangunan berwawasan lingkungan seni serta wisata sejarah.

Memainkan Peran Sebagai Penanda Perjuangan Bangsa

Dalam dua kali pameran tunggal sebelumnya, Yusman oleh Kurator A. Sudjud Dartando dalam pameran tunggal "Menandai Indonesia" 32 tahun Yusman berkarya 2017 silam berpendapat, bahwa Yusman ikut membangun identitas nasional yang siap dibandingkan sebagai atribut simbolik. Karya-karya Yusman dalam sejarah seni patung nasional  perlu ditempatkan secara khusus dalam mata rantai seni patung Indonesia dengan menautkannya melalui kiprah sang maestro Edhi Soenaraso sebagai ikon kuat dalam perancangan patung peringatan monumental. Kiprah Yusman dapat ditempatkan ke dalam satu tarikan sejarah yang berbeda konteks waktu.

Sebagai pematung yang mencetak rekor membuat diorama terpanjang di tanah air, sosok Yusman tergolong fenomenal. Secara ideologis karya Yusman akan terus diingat seiring dengan fluktuasi spirit patriotisme, dimana kini tengah mendapat tantangan serius. "Kekuatan karya Yusman sangat ditentukan oleh sejauh mana orang mengingat patung-patung peringatannya dan kadar nasionalisme masyarakat," tutur A. Sudjud.

Kurator Suwarno Wisetrotomo di kesempatan yang sama pernah berujar bahwa, Yusman menebar jejaring kekuasaan. Mula-mula ia belajar kepada senior yang juga gurunya Edhie Sunarso dan Kasman KS Piliang, tidak saja soal teknis dan artistik berkarya, tetapi termasuk membangun serta merawat jejaring relasi. Intinya Yusman merupakan contoh sosok menarik untuk membicarakan perihal seni, seniman dan kekuasaan dipraktekkan sehingga ketiganya bartautan.


Wartawan : Muharyadi
Editor : ranof

Tag :#Yusman #Pameran tunggal #Panglima besar sudirman #Yogyakarta #Jakarta #Sumbar

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com