- Kamis, 3 Oktober 2024
Menyatukan Jiwa Sastra Melayu Pada Festival Sastra Internasional Gunung Bintan 2024
Menyatukan Jiwa Sastra Melayu pada Festival Sastra Internasional Gunung Bintan 2024
Oleh Yeyen Kiram
Untuk ke tujuh kalinya, tahun 2018 lalu sejak dicanangkannya penyelenggaraan Festival Sastra berskala Internasional di Tanjung Pinang, ibukota Propinsi Kepulauan Riau, tahun ini kembali digelar. Kegiatan berlangsung dari tanggal 25-28 September 2024, dihadiri tak kurang dari 125 orang penyair, sastrawan dan seniman dari pelbagai propinsi dan dua negara serumpun, yakni Malaysia dan Singapura.
Ivent sastra yang digagas oleh Ridha K Liamsi, seorang tokoh masyarakat adat Melayu, juga dikenal selain sebagai jurnalis senior, budayawan dan sastrawan dari Gunung Bintan, sebagaimana biasa selalu penuh kejutan. Menggelar beberapa mata acara, berupa diskusi, parade pembacaan puisi, peluncuran buku karya penyair dan kunjungan atau ziarah ke tempat-tempat yang penting dalam perjalanan sejarah kota Tanjung Pinang.
Pembukaan resmi acara FSIGB 2024 sendiri, dilaksanakan terbuka, 25 September bertempat di Gedung Lembaga Adat Sri Indera Sakti, Kepri. Dibuka secara resmi oleh Kepala Pusat Pengembangan Bahasa dan Sastra,Kementrian Pendidikan, Dr. Imam Budi Utomo, M. Hum.,
serta dihadiri walikota, dalam hal ini diwakili oleh Kepala Satpol PP, Abdul Kadir Ibrahim yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Dinas Pariwisata Tanjung Pinang, serta beberapa kepala dinas terkait, tokoh masyarakat serta pemangku adat Tanjung Pinang, H.Huzrin Hood, DH M. Pd. I, dikenal sebagai salah satu inisiator dari terwujudnya propinsi Kepulauan Riau.
Dalam kata pengantarnya pada saat pembukaan, Huzrin Hood, menyampaikan bagaimana peradaban harus di bangun terus menerus. Untuk membangun peradaban Indonesia, maka menulis buku adalah jalannya. Sebab, kehadiran buku yang ditulis, bisa melewati zaman, sedangkan pembangunan fisik berupa gedung atau jembatan, suatu saat bisa runtuh. Sehingga, suatu saat bisa dilupakan.
Kegiatan ini juga dimaksudkan, sekaligus sebagai media dalam memperkukuh, memperkokoh dan memperkasa persaudaraan sesama budaya.
Setelah acara pembukaan di hari pertama, 25/9/2024, kegiatan diteruskan dengan parade pembacaan puisi oleh beberapa penyair yang hadir. Barulah keesokkan harinya, 26 September diteruskan dengan diskusi bertemakan " Kreatifitas penyair dan dunianya" yang terbagi atas dua sesi.
Sesi pertama menampilkan pembicara Prof. Gufran A Ibrahim, MS, Irawan Sandhya Wira atmaja, Sofyan RH Zaid, dan M Asqalani Eneste. Diskusi pada sesi ke dua diisi dengan pembicara, Sakenan Yoga dari Aceh, Prof. Madya Haryati AB Rahman dari Makanya, Willy Ana dari Jakarta dan Hasan Aspahri dari Jakarta.
Selama diskusi berlangsung, terlihat peserta mendapat pelbagai masukan dari narasumber, tentang pengalaman dan pemahaman atas proses kreativitas dimana masing-masing orang mengalami situasi yang berbeda. Peserta antusias mengikuti, terutama pada sesi tanya ejawab.
Malamnya, kegiatan diteruskan dengan kembali melaksanakan parade pembacaan puisi, di halaman gedung LAM Sri Indera Sakti
Tanggal 27/9/2024, peserta lalu diajak berziarah ke kompleks makam Sultan Badrun Alamsyah, sebelum ke kota tua, kota Rebah. Yakni, ibukota pertama Tanjung Pinang
Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah sendiri, merupakan pendiri dari kota Tanjung Pinang. Selain dikenal sebagai tokoh pembesar di Kerajaan Melayu, penghormatan kepadanya dapat dilihat dari kompleks pemakaman yang tertata dengan apik, bersih dan terawat.
Terlihat juga beberapa makam lainya, dari zurriyat yang sama. Dibakut warna kuning cerah dan hijau di beberapa alur, khas Melayu memenuhi ruang kompleks.
Sultan Sulaiman, terlahir dengan nama Tengku Sulaiman, adalah merupakan anak dari Sultan Johor ke 11, yakni Sultan Jalil Riayat Syah IV.
Merupakan tokoh yang mula-mula membagi kekuasannya, menjalankan roda pemerintahan dengan dibantu Yang Dipertuan Muda Sultan Sulaiman. Memerintah antara tahun 1722-1760, dan wafat pada usia 60 tahun, di Hulu Riau. Dimakamkan di Kampung Melayu, Kota Piring, Tanjung Pinang.
Riwayat tentang Kesultanan ini masih jauh lebih lebih luas dan memerlukan pembicaraan khusus untuk lebih mengenalinya. Sebagaimana sejarah kepahlawanan Melayu, penuh rajut dan temali satu sama lainya.
Setelah berziarah ke makam sang pahlawan, rombongan peserta kemudian meneruskan perjalan ke kota Rebah, yakni kota Tua yang diyakini sebagai metronya kepulauan Riau.
Perjalanan ke kota Tua yang berjarak tak jauh dari kota Tanjung Pinang, hanya menempuh sekitar 40 menit perjalanan berkendara, merupakan salah satu perjalanan paling menarik selama mengikuti kegiatan FSIGB.
Daerah ini dahulunya adalah pusat perniagaan terbesar, dan kota metro di kawasan Asia Tenggara.
Kawasan yang sekarang telah ditetapkan sebagai situs Cagar Budaya oleh pemerintah setempat, sebelumnya merupakan pusat pemerintahan Riau dan Johor pada masa pemerintahan Sultan Ibrahim ( 1673) hingga masa pemerintahan Sultan Mahmud III ( 1784).
Berada tak jauh dari kota Tanjung Pinang, ibukota Kepulauan Riau, situs dengan luas sekitar 10ha ini, terawat dengan apik. Beberapa bangku taman, papan informasi dan pengumuman, tersedia di mana-mana. Daerah ini berbatasan dengan Sungai Carang yang jernih dan luas.
Masih bisa ditemui sisa-sisa pelabuhan, tempat kapal melepas jangkar, selain reruntuhan tembok kota dan tapak-tapak sisa bangunan di pelbagai tempat lokasi.
Setelah itu, barulah rombongan dijamu makan siang oleh Pj Walikota Tanjung Pinang, Andi Agus di Kantor Walikota Tanjung Pinang, sembari dilaksanakannya penutupan resmi acara.
Dan peluncuran 100 buku antologi pusi karya penyair dari seluruh pelosok nusantara.
Penutupan dihadiri oleh hampir seluruh UPTD, diantaranya ka Dinas Pendidikan, Ka Dinas Pariwisata dan Budaya, Ka Departemen Agama, dll, serta beberapa mantan walikota yang pernah bertugas. Diantaranya Ibu Suryati A Manan, mantan walikota yang gemar berpuisi menjabat
selama tiga periode. Pada kesempatan ini, beliau sempat membacakan beberapa puisi karyanya sendiri dengan apik.
Setelah acara resmi penutupan selesai, maka kembali dilaksanakan parade pembaca puisi oleh beberapa penyair yang hadir. Untuk selanjutnya, peserta mempersiapkan diri berangkat kembali ke tempat masing-masing.
Editor : ranof
Tag :#Festival Sastra Internasional Gunung Bintan 2024 #Kepri #Sumbar
Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News
Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com
-
SASTRAWAN DAN PENYAIR SUMBAR SIAP MERAMAIKAN FESTIVAL SASTRA INTERNASIONAL GUNUNG BINTAN 2024
-
PUISI ESAI: MARAH!
-
PUISI PUISI KOPI
-
LOLOS KURASI, LUKISAN RUHANA KOEDOES KARYA PELUKIS MINANG, DIPAMERKAN PADA HARI PAHLAWAN DI YOGYAKARTA
-
KONSER TRIBUTE TO ELLY KASIM LAHIRKAN GAGASAN MUSEUM
-
DINAMIKA KAHIDUPAN NALAYAN TRADISIONAL DI PASISIA SUMATERA BARAT
-
KENAPA NOFI CANDRA?
-
KULINER SEHAT DARI SUMATERA BARAT, ALTERNATIF PANGAN LOKAL BERBASIS HERBAL
-
MENELUSURI JEJAK SEJARAH SUMATERA BARAT MELALUI MASJID-MASJID BERSEJARAH
-
PENINGKATAN KINERJA KARYAWAN TMEN ORGANISASI, MOTIVASI DAN KOMPENSASI, TERHADAP KINERJA KARYAWAN PETERNAK AYAM PETELUR KAB. LIMA PULUH KOTA