HOME SOSIAL BUDAYA KOTA PAYAKUMBUH
- Sabtu, 29 Desember 2018
Machdalena Erwin Yunaz, Melestarikan Pakaian Tradisi Minangkabau, Mulai Dari Diri Sendiri

Payakumbuh (Minangsatu) - Upaya pelestarian pakaian tradisi perempuan Minangkabau, harus dimulai dari diri sendiri. Jika tiap-tiap perempuan Minangkabau membiasakan mengenakan pakaian tradisi Minangkabau, niscaya akan menjadi contoh buat generasi muda.
Demikian pendapat istri Wakil Walikota Payakumbuh, Machdalena Erwin Yunaz. “Karena itu saya sering memakai pakaian tradisi perempuan Minangkabau,” ujarnya kepada Minangsatu, Sabtu (29/12).
Machdalena, perempuan kelahiran Surabaya ini mengakui bahwa sudah langka ditemui anak gadis yang mengenakan pakaian tradisi perempuan Minangkabau. Dia melihat sudah saatnya dilakukan sosialisasi supaya para perempuan Minangkabau kembali menggandrungi pakaian tradisinya.
Meskipun lahir dan besar di rantau, Machdalena dibesarkan oleh orang tuanya dengan kultur Minangkabau. Karena itu, selain dia fasih berbahasa Minangkabau, ia pun senang menggunakan pakaian tradisi perempuan Minangkabau.
“Saya berbaju kurung setelah menetap di Payakumbuh. Alhamdulillah saya suka mengenakan baju kurung,” tutur Machdalena. Sejak setahun menetap di Payakumbuh ikut suaminya yang terpilih sebagai wakil walikota, Machdalena pun banyak belajar tentang adat dan budaya Minangkabau, antara lain pada Ketua Bundo Kanduang Sumatera Barat Prof Puti Reno Raudha Thaib.
Tetapi, melihat kian langkanya wanita Minangkabau mengenakan pakaian tradisi itu, Machdalena turut menyesalkan. Karena itu, ia bertekad untuk ikut mengupayakan pelestariannya. Misalnya dia kerap melakukan sosialisasi dan ajakan kepada masyarakat.
“Kita lakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah. Juga ke organisasi-organisasi wanita, dan kepada para pegawai. Lalu diadakan satu hari sebagai hari berpakaian tradisi Minangkabau. Ini bisa mendorong untuk dicintainya kembali pakaian tradisi Minangkabau,” tutur Machdalena.
Dia menyarankan untuk diwajibkan berbaju kurung bagi pegawai dan anak sekolah, serta masyarakat kota, pada hari tertentu. Tetapi corak , mode dan warnanya dibebaskan.
“Mungkin dengan cara seperti itu bisa menumbuhkan minat anak gadis dan para wanita untuk berbaju kurung,” katanya.
Terkait upaya pelestarian pakaian tradisi perempuan Minangkabau, Machdalena mengapresiasi dan amat mendukung ide istri Gubernur Irwan Prayitno, Nevi Zuairina, yang mengupayakan pendokumentasian pakaian tradisi perempuan Minangkabau, bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan Sumatera Barat.
Dan sebagai istri Wakil Walikota Payakumbuh, dia pun berupaya untuk menyebarluaskan pelestarian pakaian perempuan Minangkabau itu kepada warga Payakumbuh.
“Salah satu cara adalah, saya berusaha memakai pakaian tradisi perempuan Minangkabau tiap ada acara,” ujarnya.
Machdalena, perempuan bersuku Guci ini merasa nyaman bila menggunakan pakaian tradisi perempuan Minangkabau, terutama baju kuruang basiba. Sebab selain longgar, tidak menonjolkan aurat, juga bisa dimodifikasi dengan sulam dan bordir, serta bisa menggunakan bahan aneka warna ditambah asesoris.
“Boleh dimodifikasi. Tetapi harus patuh kepada pakem pakaian tradisi perempuan Minangkabau. Tidak boleh ketat, dan tidak menampakkan aurat sedikitpun. Kecuali untuk pakaian adat yang dipakai saat prosesi adat tertentu, biasanya pakaiannya sudah ada sejak turun temurun di sebuah rumah gadang. Ini tentu tidak boleh dimodifikasi,” kata Machdalena. (sc)
Editor :
Tag :Pakaian tradisi Minangkabau, Pakaian tradisi perempuan Minangkabau, Baju Kuruang Basiba
Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News
Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com
-
PEMKO PAYAKUMBUH GELAR HLUN DI TAMAN BATANG AGAM
-
KAFILAH MTQ KOTA PAYAKUMBUH IKUTI TC DI HOTEL BUNDO KANDUANG
-
IKM RANDANG PAYAKUMBUH RESMI JADI K-BKI
-
BAZNAS SERAHKAN BANTUAN KEPADA KORBAN KEBAKARAN DI PAYAKUMBUH
-
WAWAKO ELZADASWARMAN: KAWASAN BATANG AGAM AKAN JADI IKON KEBANGGAAN KOTA PAYAKUMBUH
-
4 LAGA BERSAMA PATRICK KLUIVERT, INDONESIA MASIH MENCARI JATI DIRI.
-
RAGU
-
EFEK DOMINO PERANG KAMANG DALAM TEROPONG PERLAWANAN MASYARAKAT SUMATERA BARAT MENENTANG KOLONIALISME BELANDA
-
SUMATERA BARAT RAIH PENGHARGAAN DI FESTIVAL HOMESTAY NUSANTARA 2025, GUBERNUR MAHYELDI DIGANJAR IHSA AWARD
-
FARIANDA, PEMIMPIN MUDA PERS SUMUT YANG TEGASKAN ETIKA: CIPTAKAN SUASANA NYAMAN BAGI POLDA SUMUT