HOME KESEHATAN RANTAU

  • Jumat, 8 Juli 2022

Ketua Komisi IV DPRD Kota Bekasi Daradjat Kardono: DBD Masih Menjadi Momok Bagi Kota Bekasi

Kota Bekasi (Minangsatu) - Demam Berdarah Degue (DBD) masih menjadi momok bagi masyarakat Kota Bekasi.

“DBD memang berbahaya dan kita tidak boleh menutup mata karena saya juga pernah terkena, saya belajar dari itu. Saya baca-baca dari beberapa literatur ternyata benar ini bukan penyakit yang sembarangan dan kita tidak boleh menyepelekan karena tingkat keparahannya kalau dalam manajemen risiko itu ada tingkat severity menyebabkan kematian itu risiko yang paling berbahaya,” katanya dengan ramah di Balelo Food Garden, Margahayu, Bekasi Timur, Jumat (8/7/2022).

Politis PKS ini menyatakan setiap nyawa itu berharga. Untuk itu, penyakit apapun yang mengancam nyawa warga sebaiknya dicegah dengan serius.

“Karena kita harus menghargai nyawa. Nyawa warga kita mahal. Nyawa warga Kota Bekasi harus dihargai. Karena dia adalah aset bagi pembangunan Kota Bekasi. Jadi harus dijaga, dipelihara,” tuturnya.

Sistem drainase yang ada di Kota Bekasi buruk juga belum rapi. Banyak aliran air yang tidak terintegrasi sehingga menimbulkan banyak genangan. Karena itu jentik nyamuk bisa hidup di media air menggenang.

“Di Kota Bekasi memang banyak nyamuk, sistem drainase kita tidak rapi. Banyak genangan, cluster aliran airnya tidak terintegrasi, menimbulkan banyak genangan. Makanya itu bahaya yang bisa mengancam. Makanya kita harus melakukan reduksi resiko penularan tersebut,” ungkapnya.

Dirinya percaya pada pihak Dinas Kesehatan yang sudah melakukan antisipasi untuk itu, hanya, perlu ditekankan kembali bahwa semua belum optimal masih butuh penyempurnaan di sana sini.

“Tapi kita harus tekankan aspek kuratif, penyembuhan. Pendekatan kuratif, lebih penting lagi adalah pendekatan preventif. Pencegahan, yang namanya kuratif biayanya tinggi. Biaya perawatan, spesialis, lab dan lain-lain, efeknya luar biasa. Kalau preventif lebih murah karena mencegah,” urainya.

Aspek preventif inilah yang sedang pihaknya galakkan.

“Bagaimana Dinkes mengedukasi masyarakat. Dari mana datangnya jentik nyamuk, kembang biaknya bagaimana? Karena sampah kita bertebaran. Kaleng bekas, ban bekas, pot bekas, nyamuk itu jentiknya di air menggenang. Di air genangan yang bersih. Kemudian, di musim panas, dari pemilik AC tetesan air AC juga air bersih, dan kalau tidak dialirkan dengan baik, bakal jadi genangan. Jangan dikira, di komplek elite itu bukan tidak ada nyamuk, itu ada. Tapi kita harus waspada, sampah, genangan, tidak boleh dibiarkan,” ucapnya.

Pihaknya berharap Pemkot melalui Dinkes tidak bosan melakukan edukasi ke masyarakat karena elemen yang terlibat banyak. 

“Dari pemkot sangat lengkap perangkatnya. Dia punya kecamatan, kelurahan, Posyandu, PKK, RT, RW, itu jaringan yang perlu dioptimalkan, diberdayakan supaya masyarakat teredukasi. 

"Langkah preventif harus digalakkan,” katanya.
“Di website Dinkes isinya minim banget. Padahal bisa dieksplorasi. PKK, posyandu adalah ujung tombak penyampai pesan kepada masyarakat, yang paling dekat dengan masyarakat. Jadi di sana sebagai simpul-simpul berkumpul masyarakat yang menyampaikan isu kesehatan. Sehingga perlu dikomunikasikan jadi Piranti itu harus diberdayakan. Agar masyarakat lebih berhati-hati menjaga lingkungan agar tidak timbul penyakit termasuk penyebaran Abate,” pungkasnya.(*)


Wartawan : Yeni/ADV/Setwan
Editor : Benk123

Tag :#dprdkotabekasi

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com