HOME SOSIAL BUDAYA RANTAU
- Sabtu, 21 Mei 2022
Karena Keterbatasan Biaya, Penemu Bakat Irsyad Maulana Ini Tak Bisa Melanjutkan Perawatan Di Rumah Sakit

Pekanbaru (Minangsatu) - Sadran (66 tahun), mantan pelatih dan pegiat sepakbola Sumatera Barat yang telah menelurkan banyak talenta hebat seperti Irsyad Maulana, Leo Fadhillah, Ego Siswari, dan beberapa pemain lainnya asal Tanah Datar terpaksa harus menghentikan pengobatannya di salah satu RS di Pekanbaru karena mengalami kendala biaya.
"Semalam Papa terpaksa kami bawa pulang dari RS karena kami mengalami kendala biaya. Papa harus dibiayai dengan jalur umum, karena BPJS Papa telah lama menunggak. Sekarang Papa kami rawat di rumah saja dahulu," Jelas Fandi Satria, putra ke-4 Sadran kepada Minangsatu, Sabtu (21/05/2022).
Ditambahkan Fandi, Ayahnya mengalami penyakit stroke kambuhan dan komplikasi diabetes.
"Bapak kena stroke 2 tahun yang lalu. Saat itu bapak masih bisa berjalan dan berkomunikasi dengan baik. Nah, baru-baru ini kambuh lagi, ditambah lagi dengan diabetes dan hipertensi akibatnya beliau tidak bisa lagi berjalan, tapi tetap bisa berkomunikasi," jelasnya.
![]() |
Dhio Pantosa, Match Commisioner Asprov PSSI Sumbar yang juga merupakan salah satu anak asuh Sadran di jalur wasit juga ikut berkabar perihal info tersebut.
"Betul, kemarin saat saya komunikasi dengan Fandi, katanya Pak Sadran masih dirawat di RS di Pekanbaru. Kabarnya beliau mengalami stroke dan komplikasi sehingga harus mendapat perawatan intensif," katanya.
Yulius Dede, pengurus Asprov PSSI Sumbar membagikan pengalamannya bersama Sadran saat mengambil lisensi wasit nasional tahun 1991.
"Sadran wasit nasional C -1 leting tahun 1990 / 1991 di Louksmawe Aceh bersama Rafli Arazak, Dawirman, dan Zamris. Kami tugas bersama memimpin Divisi Utama Liga Indonesia," bebernya.
![]() |
Tak ketinggalan Dede mengajak segenap insan sepakbola Sumbar untuk bersama-sama berempati serta mendo'akan kesembuhan Sadran.
"Semoga beliau cepat sembuh dan bisa beraktifitas seperti biasa lagi. Bagi insan sepakbola Sumbar khususnya rekan - rekan wasit dan PP Asprov PSSI Sumbar mari kita bersama-sama untuk membantu beliau baik dengan doa maupun dalam bentuk donasi," ajaknya.
Sementara itu, Irsyad Maulana pemain Arema FC yang bakatnya pernah mendapat tempaan Sadran menunjukkan rasa empatinya lewat postingan di instastorynya.
"Semua pesepakbola Tanah Datar terlahir di tangan beliau. Jasamu sungguh besar pak. Semoga Allah hilangkan segala penyakitmu Pak. Kami tak bisa apa-apa tanpamu Pak," tulisnya.
Seperti yang pernah diceritakan Irsyad saat menjadi bintang tamu podcast lensa Bola Minangsatu yang tayang 30 Mei 2021 lalu, dirinya adalah pemain yang lahir dari SSB Gumarang binaan Sadran.
"Pertama kali saya menerima ilmu sepakbola di SSB Gumarang Batu Sangkar dengan pelatih waktu itu Pak Sadran," tuturnya.
Selain menjadi penggerak di SSB Gumarang, Sadran juga merupakan bagian dari tim pelatih Tanah Datar saat jadi jawara Porda Sumbar 2006. Sejak pindah ke Pekanbaru tahun 2016 mengikuti anaknya, praktis nama Sadran tidak terdengar lagi di aktifitas sepakbola Sumbar khususnya di Tanah Datar.
Sebagai bentuk kepedulian terhadap ujian yang menimpa Sadran, beberapa mantan anak asuhnya menggalang dana untuk membantu pengobatan orang yang telah berjasa bagi karir mereka tersebut.
Bantuan dan donasi dapat dikirimkan melalui Rekening BCA 2200705133 atas nama Rafa Indah Safitri.
Data Diri Coach Sadran
Nama lengkap : Sadran
Tempat/tanggal lahir: Padang , 27 Desember 1955
Pengalaman wasit :
Wasit C1 Nasional Liga Utama dari tahun 1991-2001
Pengalaman melatih :
*Haornas U 15
*Piala Soeratin U 18
*Emas PORDA Tanah Datar di Sijunjung tahun 2006 (Ego Siswari Cs).
Editor : Benk123
Tag :#wasit, #sepakbola
Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News
Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com
-
ENGKOS KOSASIH NAHKODAI PWI SERANG RAYA, LANGSUNG BERI ULTIMATUM SOAL STIGMA 'WARTAWAN BODREX'
-
PWI KABUPATEN BOGOR TUNJUKKAN SOLIDITAS ORGANISASI, M NUROFIK DITETAPKAN SECARA AKLAMASI
-
PWI DIY DUKUNG PENETAPAN HARI KEBUDAYAAN NASIONAL SETIAP 17 OKTOBER
-
FADLI ZON MENJAWAB SOAL “PERKOSAAN MASSAL” PADA KERUSUHAN 13-14 MEI 1998
-
KETUA PLT PWI PROVINSI JAWA BARAT DANANG DONOROSO KUKUHKAN 13 KETUA PLT PWI KABUPATEN/ KOTA
-
MUSIK SEBAGAI MOOD BOOSTER DI TENGAH KESIBUKAN
-
DINAKHODAI ARISAL AZIZ, OPTIMISTIS MATAHARI KEMBALI BERSINAR TERANG DI SUMBAR
-
TRANSFORMASI PSIKOLOGI ANAK MELALUI PENDIDIKAN INKLUSIF DAN HUMANISTIK
-
PSIKOLOGI HUMANISTIK PADA TOKOH YASUAKI YAMAMOTO DALAM NOVEL “TOTTO-CHAN GADIS KECIL DI PINGGIR JENDELA” KARYA TETSUKO KUROYANAGI
-
MANARI DI LADANG URANG: ANTARA KEBEBASAN DAN KESADARAN SOSIAL DALAM BINGKAI KEARIFAN MINANGKABAU