HOME OPINI FEATURE

  • Sabtu, 5 Oktober 2024

Kala Nofi Candra Menebus Janji Ke Tanah Suci

H. Nofi Candra bersama istri Hj.Devi Femiyanti
H. Nofi Candra bersama istri Hj.Devi Femiyanti

Kala Nofi Candra Menebus Janji ke Tanah Suci

SOLOK - Janji adalah hutang. Apapun bentuknya. Harus dibayar. Janji adalah sebuah kontrak psikologis. Termasuk juga bernazar.

Dalam Islam, janji atau nazar, memiliki makna yang dalam dan implikasi etika yang penting dalam hubungan manusia dengan Allah dan sesama manusia.

Dan, hutang janji itulah yang kini tengah dibayar oleh Nofi Candra dengan melaksanakan ibadah umroh.

Bersama istri, Devi Femiyanti, Calon Walikota Solok itu pada Selasa (1/10) telah terbang ke Mekkah melaksanakan  umroh ke tanah Suci.

Loh, bayar hutang kenapa harus ke tanah suci? Pergi umroh pula, dalam situasi dan waktu yang sangat urgent ditengah padatnya jadwal kampanye? Sebagai kontestan Pilkada Kota Solok, NC serius gak sih?  Gak bahaya tah!

Sodara-sodara, ihwal keberangkatan Nofi Candra melaksanakan umroh diwaktu kampanye Pilkada, sebenanarnya memang bermula dari ketidak seriusan. Ia mulanya masuk dalam bursa pemilihan kepala daerah dalam suasana hati penuh ragu, setengah setengah.

Itu terjadi tatkala tahapan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak telah memasuki fase mencari dukungan partai politik (Parpol) untuk mendapatkan rekomendasi sebagai Bakal calon kepala daerah.

Tanda-tanda keseriusan Nofi Candra maju sebagai Calon Walikota Solok sebenarnya sudah menyala tatkala pengusaha sekaligus politisi partai Gerindra itu mulai melakukan komunikasi poitik dan bahkan mendaftar ke sejumlah Partai Politik yang ada di Kota Solok.

Sekurangnya ada 7 parpol yang didatangi NC untuk mengantarkan surat pendadtaran sebagai bakal Calon. Tidak sampai sepekan, Nofi Candra telah mendadtar ke partai Hanura, Nasdem, PPP, PBB, PKS, Demokrat dan partai Gerindra yang semula sudah memastikan surat rekom untuk dirinya sebagai kader Gerindra sendiri.

Meski sebenanrya, kala itu, syarat dukungan untuk tembus menjadi calon Walikota Solok hanya perlu 2 partai koalisi yang memiliki 4 kursi di parlemen. Tetapi Nofi malah mendaftar ke hampir semua partai sebagai bentuk kesungguhannya maju menjadi calon Walikota Solok periode 2024-2029.

Waktu berjalan jua, pergulatan memburu partai ternyata tidak cukup melalui kantor DPC atau DPD saja. Rekom partai harus dikejar ke Jakarta. DPP memutuskan segalanya. Nofi Candra baru tersentak ketika partai Gerindra (dan termasuk Golkar yang  diincar Leo) tiba-tiba jatuh ke tangan kontestan lain. Padahal semula dipastikan menjadi miliknya.

Disini Nofi Candra mulai bimbang. Ia bahkan merasa di prank oleh partainya sendiri. Apalagi ketika berkembang cerita skenario kotak kosong di Pilkada Kota Solok, hati Nofi mulai hambar. 

Tetapi ia tidak pasrah. Nofi harus ke Jakarta. Mencoba petualangan mencari dukungan partai. Hari berbilang, rupanya ia kalah cepat, atau lebih tepatnyat kalah "aban" dalam mendapatkan rekomendasi partai.

Namun dibalik dinamika yang tinggi, Nofi dan Leo berfikir, bagaimana mungkin untuk mendapatkan amanah rakyat harus dengan modal besar. Nan indak ka indak saja. Ya, ndak

Sesaat, dalam fase perburuan mandat partai itu, Nofi awalnya agak merasa lega ketika Partai Bulan Bintang (PBB) telah menerbitkan surat dukungan kepada dirinya dan Leo Murphy sebagai bakal calon Walikota-Wakil Walikoto Solok. Surat rekom yang ditandatangani oleh Pj. Ketua Umum PBB Dr. Fahri Bachmid,SH,MH dan Sekjend Ir. H. Muhammad Masduki,SH,MH  itu, berhasil dikantongi Nofi Candra.

Meski lega, Nofi belum benar-benar nyaman. Masih perlu tambahan satu partai lagi untuk dapat mendadtar. Partai yang masih tersisa adalah PPP (Partai Persatuan Pembangunan). Nofi praktis membuka komunikasi politik ke jaringan dan pengurus PPP.

Namun sebelum urusan PPP kelar, surat dukungan dari partai PBB tiba-tiba juga diambil orang. Hanya dua hari setelah menerima rekomendasi dari PBB, surat dukungan itu mendadak bertukar menjadi tidak mendukung. PBB kemudian memberikan surat dukungan ke calon sebelah. Lenyai benar rasanya perasaan Nofi Candra menerima kenyatan pahit itu.

Dalam keadaan bimbang dan nyaris tanpa harapan, Nofi Candra mencoba juga mendekati pengurus PPP. Ia tetap berusaha mendapatkan rekomendasi dari partai berlambang Ka'bah, meski kala itu, untuk mendaftar di KPU masih tidak cukup partai pengusung. Harus ada partai koalisi untuk menggenapkan syarat dukungan sekurangnya memiliki 4 kursi di DPRD Kota Solok.

" Kita kukuh mengambil SK dari PPP hanya sebagai pertanggungjawaban kepada pendukung, bahwa inilah hasil perjuangan kita mencari partai. Hanya partai PPP saja yang kita peroleh," ujarnya.

Dramatisnya, perjuangan ke PPP pun masih dapat gangguan. Rivalitas makin tajam. PPP juga masih direcoki dengan banyak cara agar mengalihkan dukungan. Nofi nyaris nelangsa menghadapi dramatika politik dalam perebutan rekomendasi partai. Beruntung, tipikal ketua DPW PPP Sumbar, H. Hariadi, seorang tokoh politik yang tidak mau di intervensi, tidak ingin PPP diacak acak pihak lain.

Ketua DPW PPP Sumbar yang ketika itu tengah berada di Malaysia, langsung terbang ke Jakarta untuk menegaskan kepada DPP bahwa Surat Dukungan partai berlambang Ka'bah diberikan kepada Nofi Candra-Leo Murphy di Pilkada Kota Solok.

"Pada hari yang menentukan, “kawan” kita itu malah sama-sama menunggu rekomendasi dalam satu ruangan di Kantor DPP PPP di Jakarta. Kami sempat ngobrol santai, bercengkrama soal banyak hal. Sampai kemudian, kita yang dipanggil memasuki ruangan Ketum  PPP untuk menerima formulir model B1-KWK," sebut Nofi Candra.

Mendapatkan satu partai, bagi NC tentu antara senang dan gamang. Senang karena dengan SK itu dirinya telah bisa memberi jawaban kepada pendukung dan masyarakat kota Solok tentang hasil perjuangannya. Gamang dan galau, karena untuk mendaftar sebagai Calon kepala daerah harus ada partai tambahan. NC dan Leo harus mendapatkan dukungan satu partai lagi. Sementara partai PBB yang semula telah meneribitkan SK, tiba-tiba hangus karena telah beralih tangan. Sedangkan partai-partai lain sudah habis diborong pihak sebelah.

Tak dapat akal lagi, Nofi pulang ke kediamannya dengan membawa satu surat dukungan dari PPP. Ia merenung. Dan disitulah nampak matangnya emosi dan intelektualis Nofi. Ia menerima kenyataan itu. Suami Devi Femiyanti itu tidak cengeng, apalagi frustrasi. Justru tumbuh kesadaran dan ia beristifgfar.

“ Mungkin Tuhan belum mengizinkan kita maju di Pilkada Kota Solok. Atau bisa jadi takdir ini akibat dari keyakinannya yang separoh-separoh,” kenangnya.

Menyikapi kondisi itu, Nofi Candra akhirnya berserah diri ke Yang Satu, Tuhan Allah SWT adalah tempat mengadu yang hakiki. Dari alam bawah sadarnya, Nofi seolah-olah berucap, dirinya harus meluruskan niat dan meneguhkan hati dengan melaksanakan umroh ke Makkah Almukaramah.

Ditanah Suci, ia ingin mengadu kepada Tuhan Allah, minta di teguhkan hati, dibesarkan jiwa untuk menerima keadaan hari ini. Dengan berserah diri dalam ibadah umroh, Nofi ingin meminta, jika  nanti ditakdirkan ikut dalam pesta demokrasi lagi, minta agar dikuatkan hati, diberi keteguhan untuk menghindari sikap penuh ragu dan bertindak setengah-setengah.

Kala niat umroh masih bergayut dalam pangana, yang kemudian dianggapnya sebagai sebuah janji (atau nazar?), tiba-tiba keajaiban datang. Tuhan Allah seolah-olah langsung menjawab keluh-kesahnya. Tunai. Nofi merasa diberi jalan selebar-lebarnya dalam situasi politik yang rumit. Melalui keputusan Mahkamah Konstitusi (MK), Tuhan telah memperlihatkan Kuasanya.

MK mengeluarkan  keputusan Nomor 60/PUU/XXII-2024 tentang syarat dukungan pencalonan kepala daerah pada Selasa, tanggal 20 Agustus 2024. Indonesia kaget. Tetapi Nofi baru mengetahui keesokan harinya, jam 10.00 pari melalui media online.

Nofi terkesima, lantas bersyukur tiada tara. Ia haqqul yakin,  keputusan MK adalah keajaiban dari Maha Kuasa. Jalan lebar menuju rumah bagonjong di Lubuk Sikarah telah terbuka. Meski hanya dengan mengandalkan kekuatan satu partai PPP saja. NC-LM bertekad harus figh dalam bursa pemilihan Head to Head.

Berbanding lurus dengan warna hati Nofi yang berbunga-bunga, di Kota Solok masyarakat menyabut keputusan MK itu dengan historia pula.

Warga ikut girang, sama gembiranya dengan suasana hati para pendukung dan simpatisan Nofi Candra. Hingga kemudian muncul istilah Ciek Tapi Boneh.

Ungkapan kegembiraan warga belum selesai, kantor DPC PPP Kota Solok yang berada disisi jalan by pass KTK  langsung dibanjiri karangan bunga. Beragam elemen masyakarat memberikan apresiasi atas keberanian PPP pasang badan untuk idola mereka, NC-LM. Partai PPP, bahkan disebut-sebut sebagai penyelamat demokrasi Kota Solok. Karena hanya PPP yang mampu membelokkan skenario melawan kotak Kosong dalam Pilkada Kota Solok.

Atas histori pergulatan panjang dan perjuangan mendapatkan dukungan partai itulah, kemudian Nofi Candra akhirnya menebus janji ke tanah suci. Ia berangkat umroh bersama isrri, setelah memastikan dirinya bersama Leo Murphy mendapatkan nomor Urut 1 sebagai Calon Walikota dan Wakil Walikota Solok.

Semoga perjalanan suci, perjalanan spriritual Nofi Candra melaksakan ibadah Umroh, semua doa-doa untuk kota Solok yang Lebih Maju dan Diberkahi, akan diijabah oleh Tuhan Allah.SWT. Amiin...


Tag :#Umroh #Menebus Janji

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com