- Selasa, 14 Desember 2021
Israr Dinata, Pelukis Otodidak Dengan Style Naturalis
Israr Dinata, Pelukis Otodidak Memperkenalkan Pemandangan Alam Melalui Lukisan Naturalisnya
Banyal kecendruangan, style atau gaya dilakukan para perupa seperti pelukis untuk merepresentasikan ide kepermukaan agar dapat dinikmati publik atau penggemarnya. Dunia lukis sama seperti dunia seni musik, memiliki kecendrungan dan pengayaan serta penggemar yang berbeda.
Hal itu pulalah yang dilakukan pelukis Israr Dinata (49 th) dalam mewujudkan obsesi maupun ide-idenya ke permukaan untuk dinikmati publik dan penggemarnya sebagai karya seni sejak lebih 39 tahun silam. Israr ditemui di Studionya Jalan Sudirman, Gang Masjid Gadang Nomo 7 Balai Gadang, Kel. Balai Tangah Koto, Kec. Payakumbuh, Payakumbuh, baru-baru ini.
Menurut Is, demikian panggilan akrabnya alasan ia tetap memilih obyek pemandangan alam dalam style naturalis sejak ia mulai menggemari dunia seni lukis lebih tiga dekade lalu, karena pemandangan alam merupakan tempat terindah yang diberikan oleh Allah SWT kepada makhluknya di muka bumi ini.
"Kemudian, pemandangan alam yang saya amati umumnya dari kota Payakumbuh dan Limapuluh Kota Sumatera Barat, dapat dikatakan sangat indah alamnya. Bahkan alam Sumatera Barat atau di sekitar kita bermukim dan bertempat tinggal ini perlu dijaga, dirawat untuk anak cucu kita kelak dikemudian hari," urainya.
Meskipun saat ini ada teknologi digital berupa kamera canggih untuk mengabadikan pemandangan alam yang ada di muka bumi ini, tetapi melalui lukisan terdapat unsur psikologis seniman di dalamnya. Tutur Is lagi, melalui lukisan secara umum apa yang dilakukan oleh pelukisnya terhadap pemandangan alam di mana pun tempat dan lokasinya, tetap berupaya untuk membangkitkan kenangan terbaik dan terindah dari obyek yang dilukisnya. Sama seperti pelukis-pelukis dunia yang senantiasa gemar melukis pemandangan alam untuk publik.
Saat ditanya apa yang menjadi pedoman dasarnya untuk melukis pemandangan alam style naturalis hingga ia tampil menarik ke permukaan. Menurut Is semuanya tak lain merupakan bentuk apresiasi dirinya terhadap keindahan alam yang berpedoman pada proporsi, anatomi, prespektif, dan teknik pewarnaan guna menghasilkan kemiripan lukisan sesuai dengan obyek yang dilihat mata dan dirasakan oleh pikiran maupun perasaan.
Is, pengagum pelukis Leonardo Da Vinci, Michael James Smith dan Norman Rockwell itu menjelaskan,
bermula melukis dari Sistim Air Brush. Sebelum melukis ke kanvas dengan kecendrungan Naturalis, Is memulai melukis naturalis ini dengan sistim air brush di salah satu perusahaan advertising terkemuka di Pekan Baru dalam melukis banyak obyek. "Tetapi melukis sistim air brush tak membuat saya puas karena lebih banyak menggunakan alat teknologi air brush dan kompresor. Maka saya memberanikan diri melukis langsung ke atas kanvas dengan penggayaan naturalis," kenangnya.
Rupanya melukis langsung ke atas kanvas memakai bahan cat minyak secara manual ternyata memiliki keasyikan tersendiri hingga pencapaian nilai estetikanya jauh lebih menarik ketimbang memakai alat air brush yang selama ini dilakukannya di dunia advertising.
Mungkin sebagian seniman menganggap lukisan naturalis ini, hanya mengutamakan teknis melukis dengan hanya berpedoman pada proporsi, anatomi, prespektif, dan teknik pewarnaan guna menghasilkan kemiripan lukisan sesuai dengan obyek yang dilihat mata. "Hanya itu tanpa punya jiwa pelukisnya karena sama mirip dengan dunia fotografi, bagi saya pendapat demikian lumrah dikemukakan," sebut Israr.
"Namun selain mengamati langsung obyek pemandangan alam menjadi karya, sesekali saya juga melukis obyek imajinatif realisme, tetapi tidak banyak jumlah hanya sekadar untuk melatih di luar penggayaan style naturalis yang memang sudah lama saya tekuni dalam kerja lukis melukis," kata Is.
Melukis secara naturalis sama dengan pelukis-pelukis naturalis lainnya di tanah air merupakan hal menarik baginya untuk mengungkapkan ide, pikiran dan jiwa kepermukaan menjadi karya seni yang dapat dinikmati secara cepat. "Bahkan melalui karya-karya seni seperti ini saya bisa menghidupi anak-anak dan keluarga saya ditengah-tengah gejala stroke ringan yang saya alami sejak beberapa waktu silam, yang kini sudah mulai membaik.
"Soal apakah nanti saya akan beralih style lain dalam melukis, itu mungkin lebih pada proses perjalanan saya sebagai pelukis. Tetapi saat ini, saya tetap setia melukis dengahn style naturalis bahkan sejumlah karya saya pernah diikutsertakan pada iven-iben pameran di Pekan Baru, termasuk dalam pameran besar seni rupa Sumatera Barat yang baru saja digelar 8 s/d 13 November 2021 lalu di Agam Jua Art Culture Cafe Payakumbuh, mengakhiri pembicaraan.
Tag :#Lukisan Naturalis#Israr Dinata#Payakumbuh#Sumbar#
Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News
Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com
-
KALA NOFI CANDRA MENEBUS JANJI KE TANAH SUCI
-
PON XXI ACEH-SUMUT BERAKHIR: TERIMAKASIH ATLET SUMBAR, BIARKAN MEREKA YANG MALU
-
SURGA TERSEMBUNYI SUMATERA BARAT, PESONA ALAM YANG JARANG DIJAMAH
-
KAN JAHO DINILAI TIM PROVINSI
-
MAHASISWA KKN UNAND AJAK SISWA SD DI LUBUK TAROK, KABUPATEN SIJUNJUNG HIDUP BERSIH DAN SEHAT
-
SEMUA ADA AKHIRNYA
-
PERKEMBANGAN TERKINI PENGGUNAAN BIG DATA DI SISTEM E-GOVERNMENT
-
MERASA PALING HEBAT, JANGAN MAIN LABRAK SAJA
-
KALA NOFI CANDRA MENEBUS JANJI KE TANAH SUCI
-
PEMANFAATAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK E-GOVERNMENT