HOME PENDIDIKAN PROVINSI SUMATERA BARAT
- Senin, 31 Desember 2018
Ini Cara Buya Masoed Abidin Mengajak Generasi Muda Melewati Pergantian Tahun

Padang (Minangsatu) – Momen pergantian tahun selama ini memang identik dengan acara tiup terompet, bertanggang (begadang) bersama teman-teman, atau berhura-hura melampiaskan hati gadang (keriangan).
Padahal, dalam ajaran Islam sebenarnya tidak mengenal perayaan tahun baru masehi. Demikian pula dalam budaya Minangkabau, filosofi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABSSBK) tidak mengajarkan tradisi perayaan tahun baru masehi.
Menurut ulama yang juga budayawan Minangkabau, Buya Masoed Abidin, peringatan tahun baru masehi itu memang tidak dianjurkan. Apalagi jika tujuannya adalah untuk berhura-hura. Tiup terompet, atau beragam aktivitas yang jamak dilakukan untuk melewati pergantian tahun masehi itu.
Namun, budaya itu telah terlanjur merangsek ke dalam kehidupan kita, apalagi generasi muda. Maka yang harus dilakukan, bagaimana mengajak generasi muda tersebut mengikuti kegiatan-kegiatan yang positif saat pergantian tahun. Sehingga mereka tidak berhura-hura atau keluyuran.
“Kita melakukan pengajian di Masjid Al Munawwarah, Siteba, mulai dzuhur hari ini. Di awali dengan shalat dzuhur, dilanjutkan dengan bimbingan akhlak, kemudian shalat isya berjamaah. Mulai pukul delapan malam dilaksanakan tabligh akbar,” kata Buya Masoed Abidin kepada Minangsatu, Senin (31/12).
Disebutkan, kegiatan itu memang ditujukan supaya generasi muda tidak membuat kegiatan lainnya. “Jadi kita setting acaranya hingga tengah malam, dan disambung esok harinya. Bahkan kita juga menyediakan makan malam dan sarapan pagi, dan diakhiri makan siang besoknya,” ujar Buya Masoed Abidin.
Adapun tabligh akbar, selain Buya Masoed Abidin sendiri sebagai pembicara kunci, juga menghadirkan sejumlah pakar, antara lain DR Yulizal Yunus, DR Syahril Muchtar, dan DR Buchari Muchtar. Sedangkan materinya adalah tentang pembinaan akhlak, dan pemahaman budaya Minangkabau, khususnya tentang ABSSBK.
Acara yang berlangsung dua hari itu (31 Desember 2018, hingga 1 Januari 2019), diharapkan dapat mengalihkan perhatian generasi muda untuk melewati pergantian tahun dengan kegiatan yang bermanfaat. “Lebih baik kita mengajak mereka untuk berkegiatan yang bermanfaat daripada hanya melarang, tetapi tidak memberikan alternatif,” kata Buya Masoed Abidin sambil mengakui bahwa apa yang diterapkan di Masjid Al Munawwarah, Siteba Padang itu adalah metode pendidikan ala surau yang dahulu dipraktikkan di seantero negeri di Minangkabau.
Berkelindan dengan itu, Gubernur Sumatera Barat pun telah membuat edaran kepada setiap instansi, BUMN, BUMN dan mall supaya menghindari kegiatan hura-hura untuk melewati pergantian tahun itu. Dalam edaran yang ditandatangani Wakil Gubernur Nasrul Abit, nomor 451/693/BMK-2018, tanggal 28 Desember 2018, tentang Himbauan Menghadapi Pergantian Tahun itu, terdapat empat poin himbauan. Antara lain supaya tidak ada aktivitas hura-hura, kebut-kebutan, narkoba, miras dan maksiat.
Terkait perayaan-perayaan, di Minangkabau memang tidak ada budaya merayakan pergantian tahun baru masehi. “Kalau perayaan mulud nabi, atau perayaan satu muharram, sebagai awal tahun baru Islam, itu biasa dilakukan di Minangkabau,” ujar budayawan Minangkabau, Musra Dahrizal Katik Jo Mangkuto. (te)
Editor :
Tag :acara pergantian tahun masehi dengan kegiatan Islami
Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News
Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com
-
WAGUB VASKO : PEMBANGUNAN SEKOLAH RAKYAT DI SOLOK DAN DHARMASRAYA HARUS TEPAT WAKTU DAN TEPAT SASARAN
-
GUBERNUR MAHYELDI : IDENTIFIKASI MASALAH MBG DI SUMBAR, PASTIKAN MAKANAN SESUAI STANDAR DAN HIGIENIS
-
LULUSAN PELATIHAN UMKM DIWISUDA, GUBERNUR MAHYELDI BERPESAN TERUS BERSINERGI MENGANGKAT EKONOMI SUMBAR
-
FESTIVAL LITERASI SUMBAR SIAPKAN GENERASI EMAS MENUJU INDONESIA EMAS 2045
-
WAGUB SUMBAR, VASKO : GAGASAN NAGARI CREATIVE HUB MEMERLUKAN BANYAK AHLI DIGITAL DI BERBAGAI ASPEK
-
KONFLIK POLITIK DI INDONESIA: CERMIN KETEGANGAN SOSIAL ATAU KEGAGALAN DEMOKRASI?
-
UPAYA MELINDUNGI BAHASA ABORIGIN DI TENGAH ARUS GLOBALISASI
-
SEPAK TERJANG BUPATI ANNISA: MEMBANGUN PERADABAN DHARMASRAYA LEWAT PENDIDIKAN
-
DARI SUMATERA BARAT UNTUK INDONESIA: 80 TAHUN SUMATERA BARAT (1 OKTOBER 1945 - 1 OKTOBER 2025)
-
TENSI POLITIK OLAHRAGA NAIK JELANG MUSORPROV KONI SUMBAR, UPAYA INTERVENSI MENGKRISTAL