HOME KESEHATAN KOTA PADANG

  • Rabu, 1 Mei 2019

Hesty Lidya Ningsih, Spesialis Bedah Syaraf RSUP M Djmail: Tidak Mudah Menghubungkan Komputer Dengan Otak Manusia

dr. Hesty Lidya Ningsih, SpBS
dr. Hesty Lidya Ningsih, SpBS

Padang (Minangsatu) - Gagasan Elon Musk, CEO Tesla dan SpaceX untuk mengkoneksikan komputer dengan otak manusia, yang diklaimnya dalam status “coming soon”, menurut ahli bedak otak dari RSUP M Djamil, Padang, dr Hesty Lidya Ningsih, SpBS adalah suatu yang terlalu dini ditanggapi. 

“Sebagai suatu gagasan, itu sah-sah saja. Tetapi menghubungkan komputer dengan otak manusia dengan mengimplankan chip bukan perkara mudah,” katanya kepada Minangsatu, Selasa (30/4). 

Dikatakan, kalau hanya sekedar memasang implan di batok kepala, itu memungkinkan. Tetapi, apakah akan berfungsi atau tidak, itu perlu dibuktikan. 

Sebagaimana diberitakan detik.com, Elon Musk melalui perusahaannya Neuralink, optimis teknologi kecerdasan buatan (Artificial Inteligence/AI) segera bisa dicangkokkan ke otak manusia. 

"Aspirasi jangka panjang dengan Neuralink adalah untuk mencapai simbiosis dengan AI dan mencapai semacam demokratisasi intelijensi, sehingga tidak dimonopoli oleh pemerintah dan korporasi besar," tutur Elon.

Elon Musk yakin, hal itu bisa dilakukan, mungkin dalam satu dekade ke depan. Namun dia tidak menjelaskan detailnya lebih lanjut.

Terkait gagasan yang cukup spektakuler itu, Hesty Lidya Ningsih memilih untuk menunggu gagasan itu dipublish, daripada dikomentari tanpa mengetahui detail. “Kita belum tahu detail, tujuannya apa? Masih misteri. Jadi tidak bisa juga ini dikomentari. Kita tunggu dia publish,” tegasnya. 

Tetapi, terkait kompleksitas sirkuit otak itu sendiri, Hesty menganggap bahwa hal itu adalah pekerjaan yang cukup rumit. Karena sirkuti otak manusia itu punya banyak saraf dengan fungsi yang berbeda. “Ada saraf yang terkait dengan kemampuan mengingat, kemampuan berbahasa, dan lain-lain. Jadi dimananya dikoneksikan. Itu yang menurut saya yang paling penting diketahui,” tuturnya. 

Sedangkan mengenai teknologi implan di otak dan keterterimaan organ kepala dengan pencangkokakn itu, buat Hesty bukanlah suatu yang aneh. “Kita sudah sering kok memasang implan di kepala untuk beberapa kasus. Dan tidak ada keluhan, artinya tidak ada penolakan dari tubuh,” katanya. 

Berbeda halnya jika koneksitas komputer dan otak itu, misalnya dalam rangka memperkaya pengetahuan seseorang (cognitif enhancement) menurut Hesty Lidya Ningsih hal itu bukan perkara mudah. Apalagi, menurutnya tidak ada komputer manapun yang melebihi otak manusia. 

Karena itu, Hesty mempertanyakan tujuan dari penelitian yang digagas Elon Musk itu. “Saya belum tertarik sama sekali. Buat apa? Masih banyak yang perlu kita eksplore selain ini,” tegasnya. 

Hesty Lidya Ningsih juga mengingatkan ada banyak tahap yang mesti dilalui untuk mengaplikasikan teknologi itu kelak, jika memang benar-benar terwujud. Ada persoalan etik yang juga tidak kalah penting untuk mendapatkan “restu” untuk menindaklanjuti penelitian itu pada manusia.


Wartawan : Ing
Editor : boing

Tag :#Kesehatan

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com