HOME PENDIDIKAN KABUPATEN PASAMAN BARAT

  • Rabu, 2 Maret 2022

Gempa Pasaman Picu Munculnya Segmen Sesar Baru, BMKG Ingatkan Pentingnya Tata Ruang

Ilustrasi akibat gempa Pasaman Barat.
Ilustrasi akibat gempa Pasaman Barat.

Pasaman Barat (Minangsatu) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mendorong penyesuaian tata ruang oleh pemerintah daerah di Sumatra Barat pasca ditemukannya segmen sesar baru oleh BMKG di kawasan Gunung Talamau, Kabupaten Pasaman Barat.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam jumpa pers secara daring dan luring, Selasa (1/3/2022), mengatakan bahwa sesar baru yang teridentifikasi setelah bencana gempa di Sumbar tersebut perlu menjadi perhatian bersama.

Dwikorita mengatakan bahwa dengan ditemukannya segmen sesar baru akan menjadi penanda pola patahan tektonik yang baru. Kawasan yang dilewati jalur sesar tersebut perlu diwaspadai karena di masa yang akan datang kejadian gempa kuat dapat terulang kembali. "Selama ini dianggap sebagai zona yang relatif aman, karena memang belum pernah terjadi gempa kuat. Namun kemarin, pusat gempa justru berada disitu. Ini perlu diwaspadai dan ke depan harus dimitigasi," ujarnya.

Dwikorita mengatakan kawasan segmen sesar baru Pasaman itu memiliki potensi dampak gempa dengan intensitas guncangan yang cukup kuat, dapat mencapai skala intensitas VII-VIII MMI. Pada skala intensitas tersebut gempa dapat merobohkan struktur bangunan atau rumah dengan tingkat kerusakan sedang hingga berat, sehingga apabila tidak diantisipasi dapat berakibat fatal bagi warga.

Dengan makin bertambahnya segmen patahan aktif yang ditemukan di wilayah Sumatra Barat ini, maka sumber-sumber gempa yang perlu diwaspadai dan dimitigasi tidak hanya di Zona Megathtust dan Patahan Mentawai yang berada di laut saja, namum juga segmen-segmen sesar aktif di darat dengan pusat gempa yang umumnya dangkal.

Mitigasi berbasis Tata Ruang

Adapun soal tata ruang di kawasan jalur sesar di darat, lanjut Dwikorita, dapat dirancang sedemikian rupa agar bangunan memiliki pola rancang bangun tahan terhadap guncangan gempa kuat.

Sementara itu, Kepala Pusat Seismologi Teknik Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG, Rahmat Triyono, mengatakan temuan sesar baru di Pasaman itu merujuk hasil monitoring dan kajian mendalam oleh BMKG terhadap kondisi seismisitas pasca gempa yang lalu di Sumatra Barat, yang merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya.

Berdasarkan peta sesar aktif di Sumatra Barat di bagian utara, sebelumnya hanya terdapat patahan di Angkola dan Sianok. Akan tetapi, melalui kajian yang lebih mendalam, kini ditemukan segmen sesar baru. "Untuk sementara segmen sesar baru ini diberi nama Talamau," kata dia. Menurut Rahmat, segmen sesar Talamau tersebut dapat berpotensi memicu gempa dengan magnitudo 6,2.

Waspada Potensi Banjir Bandang

Dalam kesempatan yang sama, Kepala BMKG Dwikorita mengingatkan perlunya kewaspadaan masyarakat yang tinggal di tepi sungai yang mengalir dari Gunung Talamau. Alasannya, terdapat potensi banjir dan banjir bandang yang dapat membahayakan  masyarakat di sekitar tepi sungai dengan radius 200 meter.

Dari pengamatan tim BMKG, ia mengatakan adanya material longsoran dari hulu sungai di sepanjang daerah aliran sungai Gunung Talamau, yang dapat hanyut ke hilir. Material tersebut dapat terbawa aliran sungai yang debitnya bisa meningkat saat terjadi hujan deras atau hujan berdurasi lama.

"Warga yang tinggal di tepi sungai berhulu dari puncak Gunung Talamau dengan radius 200 meter dari tepi sungai, dimohon menyingkir terlebih dahulu jika terjadi hujan deras dari arah hulu," kata dia.

Menurut dia, material dari puncak dapat terbawa ke bawah sebagai banjir atau banjir bandang dan menerjang permukiman warga yang tinggal di radius tidak aman, yaitu kurang dari 200 meter dari tepi sungai.

Kepala BMKG mengatakan warga agar waspada saat akan terjadi hujan deras di hulu. Salah satu tanda awal  yang dapat diamati adalah keadaan langit. "Kalau arah hulu terlihat mendung  gelap, tidak terlihat puncak gunungnya, maka segera akan terjadi hujan, sehingga masyarakat diimbau agar tidak berada di tepi sungai," katanya mengingatkan kewaspadaan terhadap  potensi banjir bandang.

Gempa melemah menuju stabil

Sementara itu, seiring dengan gempa susulan yang menunjukkan tren menurun di Sumatra Barat, Dwikorita menyarankan warga untuk bisa kembali ke rumahnya masing-masing. Syaratnya, rumah warga masih layak huni, tidak rusak parah dan strukturnya stabil. Apabila rumahnya kokoh dan tidak berada di tepi sungai atau dekat lereng, sebaiknya warga kembali ke rumahnya masing-masing.

Dengan kembalinya warga ke rumah masing-masing saat aktivitas gempa susulan melemah, kata dia, maka akan mengurangi potensi kerumunan warga di tenda dan lokasi pengungsian. Warga yang berada dalam kerumunan dapat berpotensi meningkatkan penularan COVID-19 di tengah pandemi.


Wartawan : Rilis/Bmkg
Editor : ranof

Tag :#Sesar baru talamau #Waspada #Gempa susulan #Pasaman barat #Sumbar

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com