HOME PENDIDIKAN NASIONAL

  • Senin, 15 September 2025

Dosen Politeknik Negeri Lampung Melakukan Inovasi Aplikasi Teknologi Biorefinery Limbah Ampas Tebu Dalam Pembuatan Gula Pereduksi Sebagai Alternatif Energi Baru Terbarukan

sampel ampas tebu yang telah mengalami pretreatment
sampel ampas tebu yang telah mengalami pretreatment

Dosen Politeknik Negeri Lampung Melakukan Inovasi Aplikasi Teknologi Biorefinery Limbah Ampas Tebu dalam Pembuatan Gula Pereduksi Sebagai Alternatif Energi Baru Terbarukan

Lampung (Minangsatu) - 
Tim dosen Program Studi Teknologi Rekayasa Kimia Industri (PS TRKI) Politeknik Negeri Lampung yang terdiri dari Fadian Farisan Silmi, S.T, M.T, Dedi Teguh, ST, MT dan Sri Rahayu Widyaningrum S.T, M.Eng. melakukan penelitian mengenai aplikasi teknologi biorefinery limbah ampas tebu dalam pembuatan gula pereduksi sebagai alternatif energi baru terbarukan.

“Limbah ampas tebu merupakan limbah padat yang dihasilkan dari sisa penggilingan bata tebu (Saccharum officinarum). Ketersediaan ampas tebu cukup melimpah hal ini sejalan dengan banyaknya pabrik gula yang beroperasi dan dikelola oleh Negara (PT. Perkebunan Nusantara) serta yang dikelola oleh swasta. Data yang diperoleh dari PT. Perkebunan Nusantara VII pada tahun 2020 menunjukkan jumlah tebu yang digiling di PTPN VII sebanyak 971,500 ton. Dari jumlah tebu yang digiling tersebut, ampas tebu yang dihasilkan sebesar 97,15 ton.” Jelas Fadian Farisan Silmi, S.T M.T. selaku ketua tim penelitian, Senin (1/9/ 2025) lalu, 

“Pemanfaatan lain dari ampas tebu yaitu menjadi bioetanol. Dengan menggunakan teknologi biorefinary dengan kombinasi pretreatment menggunakan gelombang mikro dalam keadaan basa serta dilanjutkan dengan hidrolisis enzimatis, maka akan didapatkan pemisahan yang baik antar penyusun lignoselulosa yaitu lignin, hemiselulosa, dan selulosa. Hemiselulosa dan selulosa selanjutnya akan dikonversi menjadi gula pereduksi yang lebih sederhana, sehingga nantinya akan menjadi substrat yang baik untuk mikroba yang selanjutnya diolah menjadi bioetanol.” ulas Fadian.

Penelitian ini telah berlangsung selama 3 bulan dengan jumlah mahasiswa PS TRKI yang terlibat sebanyak 3 orang, yaitu I Ketut Buyut Suratnata, Nadinda Siti Rosyidah, dan Resa Nurvia. “Hasil penelitian sementara menunjukkan konversi yang baik, diharapkan nanti konversi gula pereduksi menjadi bioetanol dapat mendapatkan yield yang besar.” Ujar I Ketut Buyut Suratnata selaku salah satu asisten peneliti.

“Bioetanol semoga menjadi salah satu solusi energi baru dan terbarukan untuk masalah kebutuhan energi di Indonesia pada saat ini sebagian besar disuplai oleh bahan bakar berupa fosil. Dengan kondisi ini menekankan akan pentingnya penelitian mengenai energi terbarukan atau energi alternatif pengganti bahan bakar.” tambah I Ketut Buyut Suratnata. (rel)


Wartawan : Bayu Pamungkas
Editor : melatisan

Tag :#energi baru terbarukan.

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com