HOME KESEHATAN PROVINSI SUMATERA BARAT

  • Kamis, 6 Februari 2020

Deteksi Dini Penyakit Ginjal Kronik; Kenali Gejala, Hindari Faktor Resiko

Seminar Awam tentang PGK di RSMN
Seminar Awam tentang PGK di RSMN

Solok (Minangsatu) - Penyakit ginjal kronis (PGK)  adalah kondisi saat fungsi ginjal menurun secara bertahap karena kerusakan ginjal. Demikian dikatakan pakar dari Sub Bagian Ginjal Hipertensi FK UNAND/RS M. Djamil Padang, dr Harnavi Harun, Sp.PD.KGH, saat menjadi pembicara pada Seminar Awam dalam rangka memperingati HUT ke-5 Unit Hemodialisa (HD) Rumah Sakit Umum Daerah Mohammad Natsir (RSMN), di Aula Lantai 4 Gedung Pusako, Rabu (5/2). 

Pada seminar yang diikuti oleh puluhan pasien HD dan keluarga serta pengunjung RSMN, dan dihadiri Wakil Direktur Pelayanan RSMN dr. Elvi Fitraneti, Sp.PD serta Kepala HD Ns. Remiadi, S.Kep, Harnavi Harun menyebutkan bahwa dalam kondisi gagal ginjal kronis, cairan dan elektrolit, serta limbah dapat menumpuk dalam tubuh. 

"Bila seseorang menderita gagal ginjal kronis, itu artinya ginjal tidak dapat menyaring kotoran, tidak mampu mengontrol jumlah air dalam tubuh, juga kadar garam dan kalsium dalam darah. Zat-zat sisa metabolisme yang tidak berguna akan tetap tinggal dan mengendap di dalam tubuh sehingga lambat laun dapat membahayakan kondisi pasien," tutur Harnavi Harun. 

Katanya, Penyakit Ginjal Kronik (PGK) perlu diketahui lantaran gejala penyakit ini tidak disadari pasien. Banyak pasien datang berobat setelah stadium 5, sehingga perlu terapi cuci darah. 

Padahal PGK merupakan penyakit yang cukup tinggi angka penderitanya. Buktinya, sebanyak 20 % dari hasil pemeriksaan kesehatan masyarakat, ternyata mengidap PGK. 

Antisipasi PGK dengan memahami informasi berkenaan dengan penyakit ini juga penting, mengingat biaya pengobatan tinggi. Juga banyak komplikasi, dan sebanyak 40 % PGK menyebabkan kelainan jantung. 

Disebutkan, PGK untuk Stadium 1 – 3 nyaris luput dari perhatian lantaran tidak ada keluhan. Hanya terasa sedikit lelah saja. 

Namun untuk PGK Stadium 4-5, ditandai dengan wajah agak pucat, cepat lelah, mual, sesak nafas, dan air seni (air kencing) berkurang. 

Untuk deteksi dini PGK, yang harus diwaspadai adalah riwayat keluarga dengan penyakit ginjal, infeksi saluran kemih yang berulang, dan sumbatan saluran kemih. Orang yang berusia di atas 60 tahun, penderita hipertensi, dan penderita diabetes juga perlu mewaspadai PGK.

"Selain itu, mengosumsi obat yang toksik bagi ginjal, obat herbal, atau obat ramuan juga rentan PGK. Juga pasien obesitas, sindrom metabolik, dan perokok, dan penderita penyakit sistemik yang mempengaruhi ginjal, serta semua pasien dengan penyakit kardiovaskular perlu mengikuti deteksi dini PGK," pungkas Harnavi Harun.

Berkenaan terapi HD, menurut Kepala Unit HD RSMN, Remiadi mengatakan bahwa pasien harus disiplin dalam mengikuti perawatan Hemodialisa itu. 

"Disiplin makan, dengan pengaturan pola makan (diet) yang sesuai dengan kondisi ginjal. Disiplin minum dengan mengatur jumlah cairan yang diminum. Dan disiplin dalam jadwal cuci darah/HD. Serta gunakan obat sesuai dengan arahan dokter," kata Remiadi.


Wartawan : te
Editor : sc.astra

Tag :#rsmn #hemodialisa #seminar awam #pgk #ginjal kronik #cuci darah

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com