HOME PENDIDIKAN KOTA SOLOK

  • Minggu, 19 Juni 2022

Bimtek Pembelajaran Muatan Lokal Bahasa Dan Sastra Minangkabau Digelar Di Kota Solok

Kepala Dinas dan jajaran bersama Tim Ahli dan peserta Bimtek Mulok BSM (baris depan dari kiri ke kanan) : Yuniarti, Hasanuddin, Erianjoni, Rosavella, Junaidi, dan Asrinur.
Kepala Dinas dan jajaran bersama Tim Ahli dan peserta Bimtek Mulok BSM (baris depan dari kiri ke kanan) : Yuniarti, Hasanuddin, Erianjoni, Rosavella, Junaidi, dan Asrinur.

Solok (Minangsatu) - Sebanyak 103 guru dari 14 TK, 47 SD dan 8 SMP di Kota Solok mengikuti Bimbingan Teknis (bimtek) Pembelajaran untuk Implementasi Kurikulum Muatan Lokal Bahasa dan Sastra Minangkabau (BSM) pada Sabtu-Ahad 18-19 Juni 2022, bertempat di SDN 13 Simpang Rumbio, Kota Solok. Kegiatan Bimtek tersebut diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Kota Solok. 

Kepala Dinas Pendidikan, Dra. Hj. Rosavella, YD., M.M. yang didampingi Sekretaris Dinas Amriyulis, M.Pd., dan Kasi Kurikulum dan Peserta Didik Yuniarti, M.Pd., menyampaikan dalam sambutan pembukaan bahwa enam bulan ke depan Kuruikulum Muatan Lokal BSM diujicobakan di seluruh sekolah yang berada di bawah naungan Dinas Pendidikan Kota Solok. 

“Untuk itu hari ini Bapak Ibu guru yang dipercaya dan dipilih oleh Kepala Sekolah untuk mengemban pembelajaran muatan lokal BSM ini akan mendapatkan arahan dan bimbingan dari Tim Ahli dari FIB UNAND dan UNP. Kepada Tim Ahli kami sangat mengharapkan sharing ilmu yang seluas-luasnya berkaitan dengan konten, metoda, dan teknik pembelajaran dan pengembangan perangkat pembelajaran,” pesannya.  

Dalam Laporan Kepala Bidang Pendidikan Dasar, Dr. Asrinur, M. Pd. menyampaikan bahwa Bimtek itu merupakan bagian dalam rangkaian tahapan implementasi Kurikulum Muatan Lokal di lingkungan Dinas Pendidikan Kota Solok yang akan diimplementasikan pada Tahun Ajaran 2022-2023. 

”Bimtek selama dua hari ini didampingi oleh tiga orang ahli, yakni ahli konten Budaya, Bahasa, dan Sastra Minangkabau dan ahli teknik pembelajaran.  Ketiga ahli tersebut adalah Dr. Hasanuddin, M. Si. Datuk Tan Patih dari FIB UNAND, dan Dr. Erianjoni, S.Sos., M. Si. serta Dr. Junaidi. S.Pd., M. Pd., keduanya dari UNP. peserta yang diundang hari ini adalah orang-orang yang dipercaya dan diyakini kompetensinya untuk mengembangkan perangkat pembelajaran dan pelaksanaan proses kegiatan mengajar Muatan Lokal BSM di satuan pendidikan atau sekolah masing-masing,” jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Asrinur menyampaikan bahwa Bahasa dan Sastra Minangkabau telah didaftarkan (ke Pusat Kurikulum Kementerian Pendidikan di Jakarta-red) sebagai muatan lokal resmi di lingkungan Dinas Pendidikan Kota Solok. 
 
Bimtek selama dua hari penuh tersebut dikawal langsung oleh Kepala Dinas, Kabid Pendidikan Dasar, dan Kasi Kurikulum sejak pembukaan sampai penutupan. Pada sesi penutupan, Tim Ahli memberikan beberapa catatan dan rekomendasi akhir sebagai bentuk evaluasi atas pelaksanaan Bimtek dan Bahan Ajar BSM yang sudah disiapkan oleh Tim Guru Penulis. 

Tim Ahli dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas yang juga adalah Pelatih Ahli/ Fasilitator Sekolah Penggerak dari unsur akademisi Sumatera Barat,  Dr. Hasanuddin, M. Si. Datuk Tan Patih menyampaikan apresiasi yang tinggi atas kerja keras luar biasa dari 56 orang anggota Tim Penulis bahan ajar BSM yang telah berhasil membuahkan 10 buah Buku Ajar Muatan Lokal Bahasa dan Sastra Minangkabau Kota Solok dari tingkat PAUD/ TK sampai SMP. 

“Secara umum, pada sisi isi substansial mata pelajaran, ada secuil polesan diperlukan, yakni konsistensi fokus pada dimensi sikap yang ditaut atau diorientasikan melalui tema-tema  karakter sebagaimana dieksplisitkan dalam KI dan KD,” katanya. 

“Ada tiga dimensi kompetensi yang hendak dicapai, yakni pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Dimensi kompetensi tertinggi adalah sikap atau karakter. Artinya, dimensi karakter adalah tujuan akhir pembelajaran, sementara pengetahuan (budaya atau adat Minangkabau) dan keterampilan (membaca, berbicara, menulis) menjadi prasyarat bagi pencapaian kompetensi sikap atau karakter tersebut. Dengan kata lain, teks dengan segala aspeknya [bahasa, sastra, teks, tambo, biografi, petatah-petitih, pidato, dll] adalah perangkat atau media penyampai nilai-nilai yang menjadi rujuan karakter. Dengan demikian, penguasaan atas perangkat itu bukan tujuan akhir, sebab yang menjadi tujuan akhir adalah pembentukan karakter”, jelasnya.

Lebih lanjut Hasanuddin menegaskan bahwa BSM mesti diajarkan dengan Bahasa Minangkabau, dengan dua aksara, yakni Latin dan Arab. Dengan model kurikulum dan desain pembelajaran yang telah dirancang, pembelajaran Muatan Lokal BSM telah sangat selaras dengan tuntutan Kurikulum Merdeka. Jika tahun depan Dinas Pendidikan Kota Solok berkomitmen menerapkan Kurikulum Merdeka, maka mata palajaran BSM dapat dinayatakan telah selaras dan siap ditransformasikan.

Angota Tim Ahli lainnya, Dr. Junaidi, M. Pd. menyoroti prihal teknik pembelajaran. Menurutnya, penguatan perlu diberikan kepada struktur pembelajaran yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan penutup, evaluasi dan refleksi. Setelah itu fokus nilai, penggunaan media, ketepatan pemanfaatannya, serta sistematika penyampaian dan komitmen.

Junaidi menegaskan, “Materi tidak perlu menyampaikan begitu banyak nilai, karena kita tidak hendak memberikan pengetahuan tentang koleksi nilai-nilai. Tugas penting kita adalah melakukan internalisasi nilai-nilai itu agar menjadi basis karakter, maka cukup nilai-nilai sentral yang telah digariskan di dalam KI & KD yang kemudian diturunkan menjadi RPP saja yang diberi fokus”, katanya. 

“Proses internalisasi nilai-nilai itu memerlukan media yang sesuai. Penggunaan media dan relevansi media yang digunakan perlu menjadi perhatian para guru. Misalnya, mengawali pembelajaran dengan lagu daerah seperti ‘Bareh Solok’ adalah bagus tetapi mesti sesuai atau relevan dengan materi pelajaran yang disampaikan saat itu. Di samping itu, para guru perlu melatih murid berpikir kritis, komunikatif, interaktif, terampil bertanya, dan potensi lainnya. Artinya, jangan sampai lost content dan lost context. Terakhir, refleksi serta komitmen pada tahap akhir pembelajaran jangan terbaiakan karena sangat menentukan dalam penanaman nilai-nilai karakter”, tutupnya.  

Terakhir, catatan dan rekomendasi disampaikan oleh Dr. Erianjoni, M. Si. sebagai pakar Bahan Ajar berbasis realitas sosial budaya. Beliau menggarisbawahi beberapa hal, di antaranya prihal Body knowledge mata pelajaran BSM, yang meliputi: fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang mesti menjadi perhatian. 

Hal berikutnya adalah masalah keseimbangan konten adat dan syarak karena Budaya Minangkabau berlandaskan Adat Basandi Syarak. Tidak kalah penting menurutnya adalah aspek pedagogis, yakni berkaitan dengan persoalan pengenalan, variasi metode, struktur dan media pembelajaran, serta sumber belajar. 

“Kita harus hati-hati dalam penggunaan konsep yang sangat variatif dalam budaya Minangkabau. Kata terjatuh memiliki sinonim dan perbedaan makna yang bervariasi, seperti tasialie, tajilapak, tatungkuik, tatilantang, tajangkang, dsb. Di samping itu, para guru juga perlu belajar dan berlatih membuat media pembelajaran, serta meningkatkan keterampilan pendukung seperti: berpantun, berpetatah-petitih, mengetahui dasar-dasar silek, dan lainnya”, ulasnya. 

Untuk Dinas Pendidikan, Erianjoni yang saat ini juga sedang menjabat sebagai Sekretaris Rektor UNP itu merekomendasikan agar segera dilakukan proses penetapan regulasi, melakukan fasilitasi diklat untuk penguatan kompetensi, bimtek khusus Arab-Melayu, pengadaan media/ alat peraga, buku sumber, membentuk MGMP dan KKG BSM, menyelenggarakan diskusi dengan nara sumber yang beragam, dan memfasilitasi revisi dan validasi Buku Sumber, serta pengusulan penyelenggaraan PPG untuk guru BSM. (*)


Wartawan : TE
Editor : Benk123

Tag :#kota solok

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com