Bahas Masalah Stunting, ICMI Sumbar Sambangi Bupati Solok

Arosuka (Minangsatu) - Sebagai salah satu bentuk kepedulian  terhadap permasalahan Stunting di Sumatera Barat, khususnya di Kabupaten Solok, Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Sumatera Barat gelar temu ramah dengan Bupati Solok, H. Gusmal, SE, MM di Guest House Arosuka, Rabu (7/8).

Beberapa perwakilan dari ICMI Sumbar hadir pada temu ramah ini, diantaranya Prof. Musliar Kasim, Dr. Masrul, M.Sc, Dr. Yefri Zulfikar, Sp.Bd, Dr. Nice Rachmawati, SpA(k), dan Dr. Hendrapala dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat. Sedangkan Bupati Solok pada kesempatan itu didampingi oleh Asisten Koordinator Bidang Ekbangkesra Medison, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Solok Yandra Prasat dan Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Solok Lida Attica Alfi.

Ketua MPO ICMI Sumbar, Prof Musliar Kasim
menyampaikan bahwa Sumatera Barat akan menjadi tuan rumah silaturrahmi nasional (silatnas) ICMI serta peringatan ICMI ke 29. 
"Guna menyambut silatnas tersebut, ICMI Sumbar akan melaksanakan program sosial, dalam hal ini menangani masalah stunting di Kabupaten Solok," ujarnya.

Menurut Musliar Kasim, kegiatan sosial tersebut akan melibatkan organisasi profesi lainnya di bidang kesehatan.
"IDI dan persatuan ahli gizi akan ikut andil menyukseskan program ICMI ini. Semoga Kabupaten Solok bisa menjadi percontohan dalam menangani masalah stunting," kata Musliar.

Bupati Solok, H. Gusmal, SE, MM Menyambut baik program dari ICMI Sumbar ini.
"Suatu hal yang sangat positif dari ICMI Sumbar. Kabupaten Solok sangat bersyukur dengan adanya program ini. Penanganan masalah stunting butuh keseriusan dan perhatian kita bersama," tegasnya.

Ditambahkan Gusmal, kegiatan ini nantinya akan dipusatkan di Nagari Paninggahan Kecamatan Junjung Sirih.

Stunting adalah sebuah kondisi di mana tinggi badan seseorang jauh lebih pendek dibandingkan tinggi badan orang seusianya. Penyebab utama stunting adalah kekurangan gizi kronis sejak bayi dalam kandungan hingga masa awal anak lahir yang biasanya tampak setelah anak berusia 2 tahun.