HOME PENDIDIKAN KOTA SOLOK

  • Rabu, 1 Juni 2022

Bahan Ajar Muatan Lokal Bahasa Dan Sastra Minangkabau Diuji Publik Di Kota Solok

fOTO BERSAMA Kadisdik Kota Solok dan Jajaran, Tim Ahli, Narasumber, dan Penulis Bahan Ajar Muatan Lokal BSM saat Uji Publik pada Rabu (01-06-2022).
fOTO BERSAMA Kadisdik Kota Solok dan Jajaran, Tim Ahli, Narasumber, dan Penulis Bahan Ajar Muatan Lokal BSM saat Uji Publik pada Rabu (01-06-2022).

Solok (Minanagsatu) - Dinas Pendidikan Kota Solok Sumatera Barat maju selangkah lagi menuju Pemberlakuan Kurikulum Muatan Lokal Bahasa dan Sastra Minangkabau pada jenjang Pendidikan Usia Dini dan Dasar. Hal itu ditandai dengan dilakukannya Uji Publik bahan ajar Muatan Lokal BSM itu pada Rabu, 01 Juni 2022, bertempat di Aula Kantor Dinas Pendidikan Kota Solok. Kegiatan itu dihantar oleh Kepala Bidang Paud dan PNF, Sri Puji Astuti, Med., Ph.D. dan diikuti oleh Guru-guru Penulis Bahan Ajar (20 orang), Narasumber dari Lembaga Adat (3 org), MUI, Bappeda, Kemenag, dan Disdik (10 orang) serta Pengawas Sekolah (10 orang).

Kegiatan Uji Publik itu dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Solok, Dra. Hj. Rosavella, YD., MM. Dalam sambutan pembukaan Uji Publik tersebut, Ibu Kadis menyampaikan bahwa Uji Publik ini adalah salah satu dari rangkaian yang mesti dilalui sebelum kurikulum Muatan Lokal BSM ini dipakaikan dalam sistem pendidikan formal bagi peserta didik. Menurutnya, draft bahan ajar yang telah disiapkan oleh Tim Penulis (yang terdiri atas 56 orang guru penulis dari TK, SD sampai SMP) itu mungkin masih memiliki kekurangan yang mesti dilengkapi dan disempurnakan. 

“Kita bertanggung jawab penuh terhadap kandungan isi kurikulum ini. Kita ingin agar pekerjaan kita ini mendekati sempurna. Oleh sebab itu, uji publik ini perlu kita laksanakan. Begitu juga nanti, ada tahapan ujicoba, evaluasi, dan penyempurnaan materi agar kurikulum yang kita susun ini benar-benar berdaya guna, bermanfaat untuk membimbing anak, kemenakan, cucu kita nanti”, katanya.

“Hari ini kita bisa melihat bagaimana tingkat literasi anak-anak kita terhadap kondisi adat istiadat, aturan, tatakrama, dalam kehidupam masyarakat di kota Solok ini. Banyak yang tidak tahu tatacara berbicara kepada mamak, orangtua, dan lainnya. Bahkan kita yang sudah dewasa kadang-kadang juga salah dalam menempatkan diri saat upacara adat, misalnya dalam berpakaian. Ada aturan-aturan berpakaian, memakai pakaian adat, bungo sanggue, salendang balapak, dll. Untuk itu, kita perlu mempelajari dan mengajarkan kembali kepada anak, kamanakan dan cucu kita agar nilai-nilai kearifan lokal kita, khususnya Solok, dapat dipakai sebagai identitas kultural kita dan anak-kamanakan-cucu kita. Dengan demikian, kemana pun mereka merantau nanti, ke Eropa, ke Amerika atau ke benua lain, tetap mereka memakaikan identitas dan budaya Solok”, harapnya.

Pada kesempatan itu, turut memberi sambutan Ketua LKAAM Koto Solok, H. Rusli Khatib Sulaiman. Beliau sangat bangga dan mengapresiasi kerja keras Kepala beserta Jajaran Dinas Pendidikan Kota Solok dalam upaya pengembangan Pendidikan Muatan Lokal Bahasa dan Sastra Minangkabau ini. 

Katanya, “Kota Solok adalah kota yang unik, satu-satunya di Sumatera Barat:  ‘kota dalam nagari sekalgus nagari dalam kota’. Adat Solok juga unik, yaitu suatu identitas kebanggaan warganya. Kita bangga memakai (budaya) milik kita sendiri dibanding mekakai (budaya) milik orang lain.”

Budaya menurutnya adalah seperangkat tatanan pembentukan etika dalam berbudaya. Adat mengatur bagaimana mengajar anak-anak beretika. “Anak-anak kita saat ini kurang peduli dengan ayah ibu apalagi dengan lingkungannya. Jika pendidikan gagal, yang gagal itu bukan guru saja tapi kegagalan kita bersama. Oleh sebab itu,  jika kita bekerja sama dan bekerja bersama, maka indak ado lurah nan dalam, indak ado bukik nan tinggi, indak ado barek nan indak tapikue, indak ado ringan nan indak tajinjiang, i ndak ado karuah nan indak kajaniah. Kalau membangun jembatan bisa dalam waktu setahun, maka pembangunan karakter memerlukan waktu bertahun-tahun. Maka kami, LKAAM, KAN, dan Bundo Kanduang kommit untuk bersama Dinas Pendidikan Kota Solok mengembangkan Pendidikan Muatan Lokal Bahasa dan Sastra Minangkabau Kota Solok ini”, pungkasnya..

Kegiatan utama adalah diskusi publik yang dipimpin oleh Kepala Bidang Pendidikan Dasar, Dr. Asrinur, M. Pd. Pada sesi itu ditampilkan 10 presentasi dari Tim Penyusun Bahan Ajar Mulok BSM dari seluruh kelas pada jenjang pendidikan Usia Dini dan Dasar, yakni PAUD dan Kelas I-IX (SD – SMP).  Turut memberi masukan adalah unsur Lembaga Adat (Ketua LKAAM, Ketua Bundo Kanduang, Ketua KAN), Lembaga MUI, OPD Terkait (Dinas Pendidikan, Kemenag, Bappeda, lainnya), serta Pengawas Sekolah. Berbagai masukan konstruktif telah diberikan dan bahan ajar Mulok BSM itu pun disepakati akan segera disempurnakan. 

Sebagai catatan akhir disampaikan oleh Dr. Hasanuddin, M. Si., Dt. Tan Patih. Tim Ahli Muatan Lokal Dinas Pendidikan Kota Solok dari Departemen Kajian Budaya Minangkabau, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas tersebut menyatakan salut terhadap Tim Penyusun Bahan Ajar Muatan Lokal BSM Kota Solok yang telah menunjukkan etos, semangat, dan kerja keras dalam mewujudkan draft bahan ajar yang relatif sangat baik, dalam waktu yang sangat singkat. Demikian pula apresiasi yang tinggi disampaikannya terhadap kinerja Kepala Dinas beserta Jajaran terkait yang sangat cemerlang.

Ada tiga hal yang menjadi catatan umum dari Katua Perkumpulan Sarjana Budaya Bahasa Sastra Minangkabau Indonesia (PSBBSM) itu, yakni prihal konten dan kompetensi serta  bahan ajar. 

“Berkaitan dengan standar isi Kurikulum Mulok BSM yang telah kita rumuskan, komponennya adalah  Konten (substansi esensial) dan Kompetensi (standar kemampuan murid yang kita harapkan dicapai).
Konten BSM adalah Budaya, Bahasa, Sastra dan Seni. Sementara itu, Kompetensi adalah berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap/ karakter”, jelasnya.

Lebih lanjut, Hasanuddin menjelaskan “ Bahan ajar mesti merepresentasikan konten dan mengarahkan murid kepada capaian kompetensi yang telah dirumuskan. Misalnya, Budaya Minangkabau sebagai pengetahuan perlu dikemas ke dalam paket-paket satuan bahasa dalam berbagai bentuk teks (deskripsi, narasi, eksposisi, dll) yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan murid”. 

“Dimensi keterampilan adalah pada ranah Bahasa dan Sastra, meliputi: kemampuan penerapan kaidah bahasa serta penggunaan aksara Latin dan Arab. Elemen kompetensi bahasa dan sastra  adalah menyimak, membaca, memirsa, mempresentasikan, berbicara, dan menulis secara berkarakter. Dalam konteks ini, teks bahan ajar mesti menggunakan Bahasa Minangkabau dengan basis dua aksara, yakni Latin dan Arab (Melayu), ulasnya.

“Terakhir, kompetensi sikap, dapat dibentuk dari mengasah kemampuan mengekstrak nilai-nilai budaya Minangkabau dari berbagai bentuk representasi di atas, seperti bahasa, ungkapan, cerita, drama, naskah kuno, pidato, pasambahan, upacara/ ritus, permainan anak nagari, kesenian, dan lainnya. Ekstraksi nilai-nilai budaya itu dipahami dan dijadikan dasar atau pedoman dalam perilaku murid. Hal yang tidak kalah penting tentu adalah “tauladan” dari para guru dan komunitas sekolah dan masyarakat”, demikian tutupnya.*


Wartawan : TE
Editor : Benk123

Tag :#kota solok

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com