HOME PROFIL KOTA PAYAKUMBUH

  • Senin, 6 Agustus 2018

Revitalisasi Pendidikan Penting Demi Kemajuan Sumbar

Beni Inayatullah
Beni Inayatullah

PAYAKUMBUH (Minangsatu) - Dunia pendidikan menjadi penentu untuk meningkatkan kesejahteraan Sumatera Barat pada masa depan. Selain itu, pendidikan juga dinilai memberikan banyak dampak pada sektor lainnya.

Peneliti Senior The Indonesian Institute Beni Inayatullah saat dihubungi dari Payakumbuh, Senin (6/8), menyebutkan sektor pendidikan  memberi pengaruh positif kepada perkembangan ekonomi Sumatera Barat masa depan.

Menurutnya, dengan banyaknya sekolah dan universitas maka pelajar juga akan bertambah dan ekonomi akan meningkat. Akan muncullah pusat-pusat ekonomi baru, rumah kos-kosan, warung makan, toko buku, ATk, fotokopi, dan sebagainya."Industri pariwisata Sumatera Baratpun akan menggeliat karena banyaknya kunjungan keluarga dari siswa yang belajar disini. Dalam setahun ada dua kali penerimaan mahasiswa baru dan dua kali wisuda. Bayangkan berapa banyak keluarga mereka akan datang ke Sumbar, lalu membelanjakan uang mereka di  sejumlah obyek wisata yang ada," kata Beni.

Ia mengatakan, kalau melihat sejarah maka potensi terbesar Sumatera Barat itu juga pada dunia pendidikan. Dulu Sumbar dikenal karena tokoh-tokoh besar seperti M. Hatta, Syahrir, Tan Malaka, Buya Hamka dan banyak lainnya.

Unggulnya tokoh-tokoh masa lalu itu karena mereka selain mengalami pendidikan di surau juga beruntung mendapatkan pendidikan modern.

Misalnya, Tan Malaka sekolah di Sekolah Raja (kweekschool) di Bukittinggi dan sekolah ke Rijkskweekschool di Belanda. Sutan Syahrir sekolah Europeesche Lagere School (ELS) lalu masuk Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO).

Agus Salim juga bersekolah di Europeesche Lagere School (ELS), sekolah khusus anak-anak Eropa, kemudian dilanjutkan ke Hoogere Burgerschool (HBS) di Batavia. Kemudian Mohammad Hatta juga sekolah di Europese Lagere School (ELS), lanjut ke MULO dan Prins Hendrik Handels di Jakarta lalu melanjutkan sekolah di negeri Belanda.

Kondisi itu lanjutnya yang membuat mereka secara intelektual lebih maju ketimbang tokoh dari daerah lain. "Karenanya kalau ingin 'mambangkik batang tarandam' maka Sumbar harus mulai membangun infrastruktur pendidikan yang bagus dan modern supaya semua anak muda yang punya potensi namun memiliki kurang mampu dari segi ekonomi dapat bersekolah di Sumatera Barat, dan tidak perlu lagi ke Jawa," kata Beni.

Ia menyarankan, sebaiknya Sumatera Barat mulai melirik dunia pendidikan sebagai solusi jangka panjang mengingat potensi Sumber Daya Alam (SDA) dan industri sangat kecil sehingga Sumatera Barat hendaknya memiliki kekhususan sebagai daerah pendidikan."Misalnya Yogyakarta, tidak punya SDA berlimpah dan juga tak memiliki industri besar namun kota itu mampu memberikan perekonomian yang bagus bagi warganya hanya dengan menjadi kota pendidikan berbiaya murah sehingga mahasiswa datang dari seluruh Indonesia. Sumbar bisa meniru Yogyakarta, dengan begitu tradisi intelektual akan kembali hidup dan perekonomianpun akan kembali berdenyut. Ini memang kerja jangka panjang dan bukan kerja semalam namun untuk itulah kita ada," jelasnya.

Beni yang juga Caleg DPR RI dapil Sumbar 2 dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menambahkan, dari Rp.6,6 triliun Anggaran Pendapatab dan Belanja Daerah (APBD) Sumbar hanya Rp.2,2 Triliun yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Kondisi inilah menyebabkan keterlambatan pembangunan bila dibandingkan dengan provinsi lain dengan PAD lebih besar seperti Riau dan Jambi.

"Dari tahun ke tahun Pemprov Sumbar terus mencari masa depan pertumbuhan ekonomi mulai dengan menarik investor hingga menggenjot industri pariwisata namun belum memperlihatkan kemajuan berarti," pungkasnya.

(Rahmat Simona)


Wartawan : rahmat
Editor :

Tag :#tokoh

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com