HOME SOSIAL BUDAYA KOTA BUKITINGGI

  • Rabu, 27 November 2019

PT PLN UP3 Bukittinggi Resmikan Program Ambassador Electrifying Lifestyle Di Kawasan Wisata Kuliner

Grand Manager PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Sumatera Barat, Bambang Dwiyanto, Selasa (26/9/2019) kampanyekan Ambassador Electrifying Lifestyle.
Grand Manager PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Sumatera Barat, Bambang Dwiyanto, Selasa (26/9/2019) kampanyekan Ambassador Electrifying Lifestyle.

Bukittinggi (Minangsatu) -  PT PLN  (Persero) mempersiapkan jaringan sistem untuk mendukung peralihan pola konsumsi energi masyarakat dari bahan migas ke energi listrik, seperti yang dilakukan PT PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Bukittinggi, yang mensosialisasikan kepada masyarakat, terkait penggunaan energi listrik yang aman dan harganya terjangkau, berupa penggunaan sejumlah perlengkapan berbasis listrik yang dimulai dari kompor listrik.

Grand Manager PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Sumatera Barat, Bambang Dwiyanto, Selasa (26/9/2019), menyebutkan, pihaknya terus menggencarkan usaha untuk memperkenalkan penggunaan kompor listrik atau induksi ke masyarakat. 
“Pengenalan kompor listrik itu ditindaklanjuti dengan Event yang terbilang cukup unik dan berbeda, dengan menggandeng pengelola pusat kuliner, setelah diawali pelaku Usaha Kecil dan Mikro (UKM) di Pujasera Taman Puri di Jalan Gurun Kota Padang, dilanjutkan hari ini di kawasan Wisata Kuliner Jalan Urip Sumoharjo Bukittinggi,” jelasnya.

Pengenalan kompor listrik di kawasan wisata kuliner Bukittinggi itu sambung Bambang Dwiyanto, ditandai dengan peresmian atau kampanye Ambassador Electrifying Lifestyle (AMEL), yang merupakan program memperkenalkan gaya hidup dengan penggunaan alat-alat listrik untuk keseharian. 
“Event ini dirintis oleh PLN dengan pusat-pusat kuliner, dan di kawasan wisata kuliner Bukittinggi diberikan bantuan 13 unit kompor listrik pada pedagang, dan program ini bertujuan untuk memasyarakatkan kompor listrik ke para pelaku wisata kuliner,” terangnya.

Menurut Bambang Dwiyanto, menggunakan kompor kompor listrik atau induksi, pedagang akan lebih efisien 25 hingga 30 persen, dibandingkan jika menggunakan kompor dengan bahan bakar elpiji.
“Selain efisien dari aspek biaya produksi, juga tanpa api dalam aktivitas dagangan di wisata kuliner, meski tanpa muncul api di kompor induksi tetapi tidak mempengaruhi pada rasa makanan yang disajikan,” sebutnya.

Bambang Dwiyanto menambahkan, saat ini di PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Sumatera Barat tersedia sekitar 1.900 unit kompor listrik, dan apabila kebutuhan masyarakat meningkat, akan dilakukan kerjasama dengan pengusaha kompor listrik. “Dalam hal ini PLN mengajak masyarakat untuk lebih banyak menggunakan energi listrik, namun dalam konsep menghemat energi, memang akan lebih banyak biaya yang dibutuhkan, tapi disisi lain biaya untuk membeli bahan bakar elpiji bakal berkurang,” tuturnya.

Selain para pedagang sambung Bambang Dwiyanto, kompor induksi ini juga diperkenalkan pada masyarakat umum, karena dalam menggunakannya bebas dimana saja, tidak menimbulkan asap, lebih praktis, dan lebih aman dari pada menggunakan kompor dengan bahan bakar elpiji. 

Sementara itu Manager PLN UP3 Bukittinggi Syaiful Azhari, menuturkan, dalam kampanye Ambassador Electrifying Lifestyle (AMEL) ini, sebanyak 13 pedagang yang berjualan di kawasan Wisata Kuliner Jalan Urip Sumohardjo Bukittinggi, mendapat bantuan kompor listrik (induksi) dari PT PLN (Persero). "Tuntutan ke depan itu, semua tren penggunaan peralatan yang berbasis tenaga listrik itu semakin meningkat, yang diawali dengan menjadikan Wisata Kuliner sebagai ambassador, atau pusat kuliner yang menggunakan kompor induksi dengan basis tenaga listrik,” ungkapnya.

Sebelumhya sambung Syaiful Azhari, PLN UP3 Bukittinggi telah melakukan simulasi dan membandingkan antara pemakaian kompor induksi dengan kompor gas, dan mendapat respon positif dari para pedagang yang berlokasi di Wisata Kuliner."Kami telah coba silmulasi, dengan beban yang sama, kompor induksi lebih murah. Pemakaian kompor induksi lebih hemat, bisa atur kecepatan memasak. Daya listriknya bisa mencapai 1.300 watt, 2.200 watt atau lebih, tergantung penggunaannnya," jelasnya.

Syaiful Azhari menyebutkan, saat ini kompor listrik atau induksi sudah banyak dijual di toko dengan harga bervariasi, mulai dari ratusan ribu rupiah hingga jutaan rupiah, tergantung spesifikasi kompor tersebut. “Dengan optimalnya sosialisasi ini akan lebih banyak masyarakat yang beralih memakai kompor listrik atau induksi untuk memasak, sehingga target PLN untuk meningkatkan pemakaian energy listrik oleh masyarakat juga tercapai,” tukasnya. 


Wartawan : Anasrul
Editor : melatisan

Tag :#program amel #PLN

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com