HOME BIROKRASI NASIONAL

  • Kamis, 10 Agustus 2023

Program Electrifying Marine PLN Bertambah 2.169 Pelanggan, Pelaku Usaha Bisa Hemat Biaya Produksi Hingga 60 Persen

Petugas PLN mengecek kondisi Anjungan Listrik Mandiri (ALMA) yang digunakan oleh kapal yang sedang bersandar di Pelabuhan Bastiong Ternate
Petugas PLN mengecek kondisi Anjungan Listrik Mandiri (ALMA) yang digunakan oleh kapal yang sedang bersandar di Pelabuhan Bastiong Ternate

Jakarta, ( Minangsatu ) – Program _Electrifying Marine_ PT PLN (Persero) semakin diminati. Sepanjang semester I tahun 2023, pelanggan _Electrifying Marine_ bertambah 2.169 pelanggan menjadi 39.913 pelanggan pada akhir Juni 2023.

Program _Electrifying Marine_ merupakan layanan PLN untuk memudahkan pelanggan untuk mendapatkan layanan listrik kebutuhan penerangan kapal, _mini coldstorage,_ serta kebutuhan tenaga listrik lainnya pada lokasi-lokasi dermaga, pelabuhan, kapal sandar, pangkalan pendaratan ikan (PPI) dan tempat pelelangan ikan (TPI) di seluruh Indonesia.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, program _Electrifying Marine_ adalah bentuk komitmen PLN dalam membantu masyarakat meningkatkan produktivitas sektor perikanan dengan biaya murah dan waktu lebih efisien. Selain itu, program ini juga mendukung budidaya ikan lebih ramah lingkungan yang sejalan dengan upaya mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan _(SDG's)._

"Program ini tentunya sangat bermanfaat bagi masyarakat, selain ramah lingkungan karena mengganti dari bahan bakar minyak (BBM) ke sumber energi listrik, mereka bisa menekan pengeluaran dan bisa menghemat waktu, sehingga akan berdampak peningkatan kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut,” ujar Darmawan.

Dirinya merincikan, sepanjang semester I tahun 2023, program _Electrifying Marine_ berhasil menyumbang konsumsi listrik sebesar 1.124 giga watt hour (GWh). 

Salah satu pelanggan program _Electrifying Marine,_ yang juga Ketua Kelompok Pembudidaya Ikan Sido Maju II, Harsono yang berlokasi di Jepara, Jawa Tengah mengatakan kelompok usahanya sudah merasakan manfaat program _Electrifying Marine._ Kelompok usahanya mampu menghemat biaya operasional hingga 40% dibandingkan saat menggunakan bahan bakar minyak (BBM).

Harsono menceritakan kelompok usahanya mendapatkan bantuan biaya penyambungan listrik gratis dengan daya 11.000 Volt Ampere (VA) dari program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) PLN Unit Induk Pembangkitan (UIK) Tanjung Jati B. Hadirnya listrik PLN mampu mengoptimalkan proses budidaya ikan bandeng dengan biaya yang lebih hemat dan efisien. Dirinya membandingkan biaya operasional yang jauh lebih murah berkat program _Electrifying Marine_ tersebut.

"Kincir kami dalam satu hari biasanya dioperasikan 7-8 jam pada malam hari. Bila menggunakan BBM biayanya Rp 32 ribu. Sehingga dalam 1 bulan mencapai Rp 960 ribu. Tapi bila menggunakan listrik biayanya hanya Rp 13 ribu. Total dalam 1 bulan hanya Rp 390 ribu. Jadi penghematannya mencapai 40%," ujar Harsono. 

Manfaat program _Electrifying Marine_ juga dirasakan pelaku usaha dan masyarakat di Pelabuhan Tanjung Ru, Belitung. Hadirnya Anjungan Listrik Mandiri (ALMA) di pelabuhan tersebut bisa dimanfaatkan oleh para nelayan untuk memenuhi kebutuhan listrik selama kapal bersandar, khususnya untuk kebutuhan _cold storage_ yang semula berbasis bahan bakar minyak. Keberadaan ALMA diperkirakan mampu memangkas biaya operasional nelayan hingga 60%. 

“Biasanya kapal yang bersandar bisa menghabiskan biaya bahan bakar minyak sebesar Rp 600.000 selama 8 jam bersandar. Dengan menggunakan ALMA, cukup mengisi token listrik sebesar Rp 200.000, sudah bisa memenuhi seluruh kebutuhan listrik selama kapal bersandar," pungkasnya.


Wartawan : Rilis/*
Editor : boing

Tag :#Pln #Bumn #Minangsatu

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com