Pertemuan Bupati Dan PGRI Sijunjung Akhirnya Terwujud

Sijunjung (Minangsatu) - Kendatipun sudah lama menunggu, akhirnya pertemuan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Sijunjung, bersama bupati terpilih terwujud jua. PGRI yang merupakan utusan Pengurus Kabupaten, Pengurus Cabang, IGTKI - PGRI, Forum Guru Honor dan GTTHNK+35, disambut oleh Bupati Sijunjung, Benny Dwifa Yuswir, Bunda Paud, Riri Benny Dwifa, Plt. Kadis Dikbud Usman Gumanti.

Pertemuan di Balairung Kantor Bupati setempat Siang Senin (11/10) yang diawali malan siang bersama, terlihat begitu akrab dan penuh kekeluargaaan. 

"Hal ini sudah lama direncanakan, karena kesibukan bapak bupati diawal masa kepemimpinan baru kali ini terwujud," ujar Ketua PGRI, Kabupaten Sijunjung, mengawali pertemuan dengan orang nomor satu setempat.

Ketua PGRI Sijunjung, didampingi Wakilnya Ishak dan Sekretarisnya Witriadi, mengatakan keinginan guru berjumpa dengan bupati terpilih periode ini sudah lama direncanakan, namun  karena kesibukan agenda bupati milenial ini baru sekarang bisa terwujud. 

Disebutkan juga, tujuan pertemuan PGRI dengan Bupati adalah untuk menyampai aspirasi  yang berkaitan dengan kemajuan pendidikan daerah Sijunjung, yang notabenenya membantu mewujudkan visi misi Bupati Benny Dwifa Yuswir dengan Wakilnya Iraddatillah,  periode 4 tahun kedepan.

Dalam pertemuan itu,Sekbid Organisasi PGRI, M.Yusuf, S.Pd sebagai juru bicara PGRI menyampaikan beberapa permasalahan yang diduga bisa mempengaruhi tercapainya mutu pendidikan yang diharapkan. 

Berapa hal yang menghambat proses pencapaian mutu pendidikan itu, banyak SD yang tidak punya Kepala  definitif sejak beberapa tahun belakangan. Selain itu, tidak adanya pejabat perpanjangan Dinas Pendidikan tingkat kecamatan, sejak kebijakan dihapusnya  UPTD Pendidikan.

Selain itu, tidak adanya peluang jadi PNS akhir akhir ini, sehingga 1/3 dari jumlah guru yang ada berstatus honorer dan sukarela. Disisi lain sebut M.Yusuf, saat sekarang guru tidak lagi menerima Tunjungan Perbaikan Penghasilan (TPP) dengan alasan tidak boleh menerima tunjangan ganda. Sementara di struktural kondisi ini berjalan sebagai penerimaan rutin.

Sementara dalam sesi tanya jawab tampil Desmarizal, S.Pd dari PGRI Cabang Kamang Baru, Sargaus, S.Pd dari Cabang Tanjung Gadang, didampingi Ketua Cabang IV Nagari, Miftahul, Ketua Cabang Koto VII dan Ketua Cabang Sumpur Kudus, Adril serta yang mewakili Komunitas Guru Honorer dan TenaKependidikan Non Kategori Usia Plus 35 tahun menyampaikan unek uneknya. 

"Kalau bisa hari kerja guru  disamakan dengan pegawai lain yaitu 5 hari dalam seminggu," ujar Sargaus.

Dalam menanggapi persoalan yang disampaikan PGRI, satu persatu dijelaskan oleh bupati milenial itu. Sosok muda penuh inspiratif ini punya kesimpulan pendidikan merupakan tiang utama dalam kemajuan suatu daerah. 

Guru dan dunia pendidikan ujar Benny, merupakan perioritas program kepemimpinannya, sesuai dengan visi misi yang disampaikan saat masa kampanye.

Pasangan Benny dan Iraddatillah sangat yakin dan percaya, kalaulah tidak karena jasa guru guru, ia tak mungkin bisa duduk di singgasana. 

"Yakinlah, satu persatu dari keluhan guru itu akan kita atasi secara bertahap, tentu sesuai dengan regulasi yang ada," jelas Benny.

Menanggapi hari kerja guru dari 6 hari menjadi 5 hari kerja, bupati  sangat setuju sekali. Jangankan 5 hari, menjadikan 4 hari pun akan ia restui, sepanjang PGRI mampu menunjukan mutu dan prestasi pendidikan. 

Terkait dengan semua unek unek bupati sangat mengapresiasi dan sangat butuh masukan dari organisasi guru atau PGRI dalam memacu mutu Pendidikan.

Mengingat banyaknya unek unek yang akan disampaikan, karena waktu terbatas, Benny membuka peluang kepada Pengurus PGRI atau perorangan untuk memberikan saran dan pendapat untuk membangun pendidikan dimasa datang dan bukan pada saat ini saja. 

"Kalaulah Bupati berdiri terdepan dalam mengatasi segala persoalan guru dan masalah dunia pendidikan, PGRI siap mendukung program beliau," sela Ketua PGRI Sijunjung.*