HOME NASIONAL PROVINSI SUMATERA BARAT
- Sabtu, 25 Mei 2019
Pembatasan Medsos, Ini Beberapa Komentar
Padang (Minangsatu) - Langkah kurang populer terpaksa diambil pemerintah untuk membatasi sejumlah media sosial (medsos) dalam rangka meminimalisir berseliwerannya berita bohong (hoaks) untuk mengurangi dampak terkait kerusuhan pasca pemilihan umum (pemilu), ditanggapi beragam oleh sejumlah kalangan.
Pengamatan Minangsatu, Sabtu pagi (25/5) sejumlah medsos masih lelet dalam mentransmisikan audio dan video. WhatsApp yang selama ini jadi andalan untuk pengiriman teks audio dan video, sejak dua hari terakhir hanya bisa mengirim teks saja, seperti sms.
Terkait pemblokiran medsos itu, pakar politik Universitas Andalas (Unand) Asrinaldi setuju dengan langkah yang diambil itu. "Paling tidak ini efektif untuk sementara, bisa menghambat mereka yang memproduksi informasi hoaks," tegas Asrinaldi.
Lebih lanjut Asrinaldi melihat bahwa kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) juga membawa dampak negatif. Salah satunya semua orang dapat memanfaatkannya tanpa batasan untuk memproduksi informasi maupun menyebarkannya.
"Keadaan ini diperparah dengan keingintahuan masyarakat yang tinggi, namun dengan nalar yang rendah. Jumlah ini sangat banyak. Karenanya media abal-abal melihat ini sebagai peluang untuk ikut memproduksi berita dan informasi yang seadanya, untuk memenuhi keingintahuan publik dengan nalar yang rendah tadi," katanya pada Minangsatu.
Berbeda dengan Asrinaldi, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumatera Barat (Sumbar) H Heranof Firdaus justru mendesak supaya pemerintah mempertimbangkan lagi keputusan memperkecil ruang gerak medsos, sebab banyak orang yang bergantung hidupnya dari dunia maya ini. "Ada media online yang jumlahnya ribuan di tanah air, bisnis toko online, transaksi perbankan online merosot hebat beberapa hari ini setelah dipersempit ruangnya oleh pemerintah. Ini mengganggu pertumbuhan ekonomi sekaligus keterbukaan informasi," tuturnya.
Sementara tokoh pers Sumbar, Khairul Jasmi yang akrab dipanggil KJ mengatakan telepon pintar (smartphone) acapkali lebih pintar dari orang yang mengoperasikannya. Akibatnya, informasi yang tiba langsung ditelan mentah-mentah.
"Seharusnya didalami dan ditelaah kebenarannya. Sekarang telepon pintar, lebih santiang dari orang!" tukas KJ tanpa menegaskan dan merinci pendapatnya perihal pembatasan medsos oleh pemerintah itu.
Tapi KJ membuat ilustrasi bahwa "apabila sungai medsos kalau sdh mengamuk maka jilatang di ulu air akan hanyut, membuat gatal orang sepanjang sungai!"
Editor : T E
Tag :Pembatasan Medsos #Komentar2
Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News
Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com
-
KEPALA BNPB LETJEN SUHARYANTO DI SUMBAR, PIMPIN APEL KESIAPSIAGAAN POTENSI MENTAWAI MEGATRUST
-
PIMPIN UPACARA HUT RI KE-79, GUBERNUR MAHYELDI INGATKAN PENTINGNYA MEMPERKOKOH PERSATUAN DALAM MENYONGSONG INDONESIA EMAS
-
MOMENTUM HUT RI KE-79, GUBERNUR MAHYELDI INGATKAN LAGI SEMUA ASN KIBARKAN MERAH PUTIH SEBULAN PENUH
-
GUBERNUR SUMBAR HIMBAU MASYARAKAT KIBARKAN BENDERA MERAH PUTIH SEBULAN PENUH
-
HUT BHAYANGKARA KE-78, GUBERNUR MAHYELDI : TERIMA KASIH POLRI SELALU HADIR UNTUK MASYARAKAT SUMBAR DI BERBAGAI SITUASI
-
EFISIENSI DAN INOVASI DI ERA DIGITAL PEMANFAATAN APLIKASI SISTEM CERDAS PADA SISTEM TELEKOMUNIKASI
-
MEMBANGUN BUDAYA PENULISAN BUKU: PERAN AKTIF DOSEN DAN STRATEGI UNIVERSITAS DALAM PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN
-
AJARAN DAN KARAKTER DALAM PERMAINAN ANAK
-
ATASI TRAUMA PASCA BENCANA DENGAN BERMAIN
-
SURGA TERSEMBUNYI SUMATERA BARAT, PESONA ALAM YANG JARANG DIJAMAH