HOME OPINI OPINI

  • Senin, 24 Juni 2024

Makan Bajamba

Penulis Annisa Putri
Penulis Annisa Putri

MAKAN BAJAMBA

Oleh: Annisa Putri

Tradisi makan bajamba ini terdapat sebutan yang berbeda-beda setiap daerahnya, seperti di daerah Megibung dari Bali, Ngeliwet dari Jawa dan Botram dari Sunda. Sementara dari Minangkabau sendiri istilah makan bersama yaitu disebut dengan Makan Bajamba.

Istilah Makan Bajamba itu sendiri menurut Tetua adat Minangkabau, Djalalaluddin mengatakan makan bajamba berasal dari kata Ba atau Bersama ditambah Jamba. Maka dengan demikian Makan Bajamba yaitu makan disuatu wadah secara bersama-sama.

Sedangkan menurut pendapat yang lain istilah dari Makan Bajamba ini dimana kata Bajamba terdapat andil dari kata Jamba yang berarti dulang, pinggan, atau wadah besar yang berisi dengan makanan. Makna  bajamba berarti memakan makanan yang terdapat di dalam jamba secara bersama-sama.

Selain itu ditambahkan bahwa makan bajamba merupakan makan bersama dengan duduk melingkar, terdiri dari beberapa kelompok dalam satu kelompok beranggotakan empat sampai dengan enam orang atau juga bisa lebih tergantung dari besarnya jamba.

Posisi duduk ketika makan bajamba yaitu laki-laki dalam keadaan baselo sedangkan perempuan duduk dalam keadaan basimpuah. Duduk baselo bagi laki-laki itu sangat dianjurkan dalam Mingkabau begitu juga dengan basimpuah bagi perempuan di Minangkabau.

Cara duduk baselo yaitu dengan cara menyilangkan kedua kaki dan duduk dibagian belakang silangan kaki tersebut. Sedangkan cara duduk basimpuah bagi perempuan yaitu lipatan kaki kanan menghimpit silangan kaki kiri atau seperti duduk diantara dua sujud di dalam sholat.

Dalam makan bajamba laki-laki duduk di satu kelompok yang isinya laki-laki dan begitu juga dengan perempuan. Kemudian karena jamba tersebut berbentuk lingkaran maka secara otomatis peseta makan bajamba tersebut juga duduk melingkari jamba tersebut. Posisi badan harus tegap dan tidak membungkuk menghadap ke jamba.

Di dalam makan bajamba juga diperhitungkan cara mengambil makanan, yaitu dengan cara mengambil nasi sebanyak satu suap kemudian ditambah dengan lauk pauk dan terakhir nasi dimasukkan ke dalam mulut. Tangan yang digunakan yaitu tangan kanan dan tangan kiri digunakan sebagai menampung makanan di bawah tangan kanan jika ada nasi yang terjatuh saat menyuapkan nya ke dalam mulut.

Pada saat mengambil makanan yang ada di jamba maka harus mendahulukan yang lebih tua terlebih dahulu. Setelah yang lebih tua mengambil makanan kemudian dilanjutkan oleh yang muda secara tertib dan teratur.

Dalam makan bajamba ini, makanan yang boleh diambil hanya makanan yang ada di hadapan kita saja, tidak boleh untuk mengambil makanan yang ada di hadapan orang lain bahkan makanan yang jauh dari tempat duduknya.

Dalam memakan makanan kita dianjurkan untuk mengunyah makanan secara perlahan dan tidak bersuara, mengecap atau mencapak. Selama dalam proses makan bajamba dilarang adanya Rimah. Rimah yaitu makanan yang tercecer dalam proses acara makan bajamba tadi. Adapun adab ketika selesai makan bajamba yaitu mendahulukan orang yang lebih tua untuk mencuci tangan terlebih dahulu, dan selanjutnya dilakukan oleh orang yang lebih muda sampai selesai. Tempat untuk mencuci tangan yaitu disebut dengan kabasuah.

Adapun nilai-nilai yang terkandung dari makan bajamba ini diantaranya adalah: 1) nilai kebersamaan atau keakraban. 2) nilai etika. 3) nilai silaturahmi. 4) nilai sosial dan 5) nilai manajemen.

Nilai kebersamaan pada makan bajamba yaitu kebersamaan tanpa membedakan orang kain baik berstatus sosial rendah maupun tinggi, mereka duduk ditempat yang sama dalam menikmati hidangan yang sudah disajikan. Dimana dalam istilah Minangkabau nya yaitu duduak samo randah, tagak samo tinggi.  

(Penulis: Mahasiswa  jurusan Sastra Minangkabau Universitas Andalas)


Tag :#Makan Bajamba #Artikel

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com