Bupati Dharmasraya Mengapresiasi Dedikasi Kadisdik Dan Jajaran Atas Lounching Mulok Bahasa Dan Sastra Minangkabau

Pulau Punjung (Minangsatu). Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan menyampaikan apresiasi atas dedikasi Kepala Dinas Pendidikan dan jajaran serta seluruh anggota Tim Pengembang Kurikulum (TPK) Muatan Lokal Bahasa dan Sastra Minangkabau dengan dampingan ahli Kajian Budaya Minangkabau dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas.

Hal itu disampaikan Bupati saat melounching Kurikulum Muatan Lokal Bahasa dan Sastra Minangkabau (Kurmulok BSM) Dinas Pendidikan Dharmasraya, pada 04 Januari 2023, bertempat di Auditorium Kantor Bupati Dharmasraya, Pulau Punjung. Kegiatan tersebut teragenda sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Dharmasraya ke-20.

Menurut Bupati, “Percepatan dan kecepatan perubahan akibat teknologi sangat berpengaruh terhadap sikap mental anak-anak kita yg tidak paham adat Minangkabau. Oleh sebab itu, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi harus seiring dengan peningkatan pemahaman adat dan adab. Untuk itu, kepada Ahli Budaya Minangkabau UNAND Kami mohon dukungan agar Muatan Lokal ini menjadi role model bagi pendidikan karakter di Dharmasraya”, pintanya.

Bupati berharap ninik mamak serta semua stake holder terkait perlu berpartisipasi dalam implementasi krikulum ini nantinya. Sembari mengutip Hadits Rasulullah Saw, Bupati berharap semoga ini menjadi ladang ilmu yang bermanfaat, yakni sebuah objek amal yang kebaikannya terus mengalir kepada pelakunya sekalipun telah meninggal dunia.

Dalam laporannya, Kepala Dinas Pendidikan Dharmasraya, Bobby P. Riza, S.STP,, M.Si. menyampaikan bahwa Kurmulok BSM ini adalah salah satu implementasi atas visi. dan misi Bapak Bupati serta jawaban atas kekuatiran kita bersama masyarakat Dharmasraya terhadap degradasi moral yang akhir-akhir ini makin memprihatinkan.

Kurmulok BSM tersebut dikukuhkan dalam Keputusan Bupati Dharmasraya Nomor 188.45/344/KPTS-BUP/2023 tentang Penetapan Kurikulum Mata Pelajaran Muatan Lokal Bahasa dan Sastra Minangkabau Jenjang Pendidikan Anak Usia Dini, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Pendidikan Kesetaraan di Lingkup Dinas Pendidikan Kabupaten Dharmasraya.

Dengan telah diterbitkannya Keputusan Bupati di atas maka Kurmulok BSM akan diimplementasikan pada Tahun Pelajaran 2024/2025 di Kabupaten Dharmasraya, sebagai mata pelajaran intrakurikuler yang berdiri sendiri.

Acara lounching tersebut dihadiri oleh Forkompimda plus, Kepala-kepala OPD, para camat, wali nagari, ketua KAN, pengawas sekolah, kepala sekolah, dan guru-guru dari jenjang PAUD, SD, SMP, dan Pendidikan Kesetaraan.

Turut hadir Ahli Budaya-Bahasa-Sastra Minangkabau Universitas Andalas, yakni Dr. Hasanuddin, M. Si., Dt. Tan Patih. Kehadiran Dekan Fakultas Ilmu Budaya Unand periode 2017-2021 itu diundang sebagai narasumber untuk memberikan arahan dan penguatan tentang urgensi kurikulum muatan lokal Bahasa dan Sastra Minangkabau dalam mempersiapkan Generasi Emas 100 Tahun Indonesia Merdeka (2045) dari Minangkabau, khususnya dari Dharmasraya.

Dalam penguatannya, Dt. Tan Patih menjelaskan bahwa Minangkabau menyumbang banyak tokoh bagi terbentuknya Negara Republik Indonesia 1945. Besaran sumbangannya tiga dari empat The Founding Fathers, jauh melebihi proporsi penduduknya yang hanya 2-3 persen saja dari penduduk Indonesia. Kunci kegemilangan tersebut adalah pada kemampuan orang Minangkabau memberdayakan kecerdasan intelektual (pareso), kecerdasan emosional (raso), dan kecerdasan spiritual (ruh ilahiyah) secara holistik-integratif. Kemampuan tersebut dikembangkan melalui sistem pendidikan surau, sasaran, rumah gadang, lapau dan rantau yang mengondusifkan semua elemen masyarakat berpartisipasi. 

Akan tetapi, kegemilangan itu terus menurun secara drastis sejak beberapa dekade terakhir. Hal itu disebabkan karena telah bergesernya sistem pendidikan menjadi sekuler dan menjauhkan generasi muda dari akar kulturalnya. Oleh sebab itu, pendidikan muatan lokal mendesak untuk masuk menjadi kurikulum intrakurikuler di jenjang pendidikan formal. Pendidikan budaya tidak bisa hanya diserahkan menjadi urusan atau tanggung jawab orangtua atau  ninik mamak dan bundo kanduang saja. Institusi sekolah formal mesti mengambil peran, sebab institusi itulah yang memiliki kewenangan untuk “memaksa” peserta didik untuk mempelajari dan mempraktikkan karakter budaya leluhurnya sebagai jati diri. 

Berkait dengan nomenklatur yang tepat untuk muatan lokal tersebut, Dt. Tan Patih menguraikan bahwa budaya itu adalah sistem nilai yang dikreasi, dicipta, disimpan, dikomunikasikan, dan diiturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya hanya dengan bahasa. Oleh sebab itu, nomenklatur yang tepat untuk mata pelajaran itu adalah Bahasa (dan Sastra) Daerah/ Minangkabau. Nomenklatur itu rasional untuk diajukan ke Data Pokok Pendidikan (Dapodik) Nasional karena merupakan bidang ilmu dalam rumpun Ilmu Bahasa, sudah ada program studi yang mengembangkan ilmunya dan mencetak sarjana yang kompeten untuk mengajar bidang studi tersebut di FIB UNAND sejak 38 tahun yang lalu.

Lebih jauh Sekretaris Umum Yayasan Sako Anak Negeri (SAKO) tersebut menjelaskan bahwa mata pelajaran tersebut memiliki tiga domain konten, yakni pendidikan karakter (yang diturunkan dari niali-nilai Profil Pelajar Pancasila dan Pedoman Implementasi ABS SBK), pendidikan budaya (sebagai basis konten dan sumber belajar), dan pendidikan bahasa dan sastra (sebagai konten dan sekaligus media pembelajaran).

Pada sisi Capaian Pembelajaran (CP) dan Tujuan Pembelajaran (TP), pendidikan Mulok BSM dikembangkan ke dalam elemen-elemen: menyimak, membaca dan memirsa (teks dengan aksara Latin dan Arab), berbicara dan mempresentasikan (termasuk berpidato adat dan pasambahan), dan menulis (dengan aksara Latin dan Arab-Melayu).*