Bersama Dinas Perikanan Limapuluh Kota, Lapas Suliki Tebar 2200 Benih Ikan Lele

Bersama Dinas Perikanan Limapuluh Kota, Lapas Suliki Tebar 2200 Benih Ikan Lele

Limapuluh Kota (Minangsatu) - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Suliki yang berada di Kecamatan Suliki bersama Dinas Perikanan Kabupaten Limapuluh Kota melakukan kegiatan tebar benih ikan lele, Jumat (15/11/2024).

Pelepasan benih ikan lele di kolam ikan Lapas Kelas III Suliki yang berada di Branggang Lapas itu merupakan salah satu program pembinaan yang diadakan Lapas Suliki.

"Jadi, melalui program ini warga binaan diberi pelatihan dalam beternak ikan, selama mereka menjalani masa tahanan di Lapas," ujar Kalapas Kelas III Suliki, Kamesworo.

Dia menyebut, bahwa program tersebut merupakan implementasi program akselerasi Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan. Ia juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dinas Perikanan atas bantuan sebanyak 2200 bibit ikan lele untuk menyukseskan program Lapas Suliki.

"Kami mengucapkan terima kasih kepada Dinas Perikanan Limapuluh Kota atas bantuan berupa bibit yang akan di pelihara di kolam Lapas. Kita menerima sekitar 2200 ekor anak ikan lele beserta sepasang indukan. Semoga ini bermanfaat untuk menyukseskan program ini," ungkapnya.

Dikatakan, program pembinaan itu sebagai upaya lapas untuk memberikan bekal kepada warga binaan setelah bebas nanti. Ia berharap, setelah bebas, warga binaan punya ilmu dan bisa membuka usaha serta menjadi pribadi yang lebih baik dan produktif.

"Kita kedepannya, siap berkolaborasi dan menjalin kerjasama dengan berbagai lembaga di Kabupaten Limapuluh Kota,” tutupnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan Limapuluh Kota, Mohd. Siswanto mengapresiasi program pembinaan dalam bentuk beternak ikan yang digelar Lapas Suliki.

Siswanto menyebut, bahwa bantuan tersebut dalam rangka meningkatkan sinergitas antar lembaga di Limapuluh Kota. Dikatakannya, pihaknya ikut ambil bagian dalam pembinaan kemandirian warga Lapas Suliki.

“Dengan budidaya ikan ini warga binaan bisa mendapatkan ilmu pengetahuan yang nantinya bisa dimanfaatkan jika sudah bebas,” imbuh Siswanto.