HOME OPINI OPINI

  • Senin, 25 Desember 2023

Bank Indonesia Memastikan Kecukupan Likuiditas, Baik Melalui Efektivitas Kebijakan Maupun Pelonggaran Kebijakan Makroprudensial

Ket Foto ; Suci Haudhika, SH. Mahasiswa Magister Kenotariatan       Fakultas Hukum Universitas Andalas
Ket Foto ; Suci Haudhika, SH. Mahasiswa Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Andalas

Bank Indonesia memastikan kecukupan likuiditas, baik melalui efektivitas kebijakan maupun pelonggaran kebijakan makroprudensial

Oleh : Suci Haudhika, SH

Mahasiswa Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Andalas

 

Searah dengan perkembangan keuangan primer, operasi keuangan Pemerintah pada September 2023 mencatat ekspansi sebesar Rp 35,56 triliun setelah sebelumnya juga mencatat kontraksi sebesar Rp 305,03 triliun sampai dengan Agustus 2023. 

Bank Indonesia terus memastikan kecukupan likuiditas, baik melalui efektivitas kebijakan yang ada maupun dengan pelonggaran kebijakan makroprudensial lanjutan, untuk mendorong berlanjutnya peningkatan kredit atau pembiayaan guna mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, dalam keterangannya, Kamis (19/10/2023) menjelaskan uang beredar dalam arti sempit (M1) dan luas (M2) bulan September 2023 masing-masing tumbuh sebesar 4,1% (yoy) dan 6,0% (yoy). Perkembangan M2 terutama dipengaruhi oleh kredit yang tetap kuat dan operasi keuangan Pemerintah yang mencatat ekspansi

Sementara pertumbuhan uang primer (M0) tercatat 5,4% (yoy) didorong oleh ekspansi keuangan Pemerintah di tengah perlambatan aktiva luar negeri bersih. Pada September 2023, operasi keuangan Pemerintah mencatat ekspansi sebesar Rp 56,83 triliun sejalan dengan pola musimannya, setelah sebelumnya sampai dengan Agustus 2023 mencatat kontraksi sebesar Rp 268,29 triliun.

Longgarnya likuiditas mendukung intermediasi perbankan dan tetap terjaganya stabilitas sistem keuangan. Pada September 2023 rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) tetap terjaga tinggi, yaitu 25,83%.

Perkembangan likuiditas tersebut berdampak positif terhadap perkembangan suku bunga perbankan, di mana suku bunga deposito perbankan jangka waktu 1 bulan dan suku bunga kredit pada September 2023 masing-masing terjaga pada 4,28% dan 9,36%.

Likuiditas perbankan yang tetap memadai juga didukung oleh implementasi Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) yang efektif berlaku pada 1 Oktober 2023, dengan besaran insentif maksimum 4%. Pada awal implementasinya (per 5 Oktober 2023), KLM telah memberikan tambahan likuiditas pada 120 bank sebesar Rp 28,79 triliun, dari Rp 108,15 triliun menjadi sebesar Rp136,94 triliun.

Tambahan likuiditas tersebut diprakirakan akan semakin meningkat ke depan, sejalan dengan peningkatan pertumbuhan kredit pada sektor-sektor prioritas yang menjadi fokus kebijakan. Bank Indonesia terus memastikan kecukupan likuiditas untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dan meningkatkan penyaluran kredit/pembiayaan guna mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. 

Indikator ekonomi terkini menunjukan ketidakpastian pergerakan ekonomi secara global di tengah membaiknya tingkat inflasi menuju level pra pandemi khususnya pada negara advanced economies. Sentimen di pasar keuangan cenderung positif didukung peningkatan ekspektasi berakhirnya siklus kenaikan suku bunga global, setelah rilis data ketenagakerjaan Amerika Serikat serta berlanjutnya penurunan tingkat inflasi. Optimisme juga turut dipengaruhi peluncuran insentif fiskal, moneter, dan sektor keuangan di Tiongkok untuk menahan penurunan kinerja perekonomian, termasuk mengatasi permasalahan di sektor properti.


Tag :#BankIndonesia #Minang #Minangsatu

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com