HOME WEBTORIAL KABUPATEN LIMAPULUH KOTA

  • Jumat, 19 April 2024

Bakajang 2024 Meriah, Ditutup Gubernur Mahyeldi Ansharullah Dan Bupati Safaruddin Dt. Bandaro Rajo

Kemeriahaan  tradisi budaya Bakajang di Nagari Gunuang Malintang, Kecamatan Pangkalan Kotobaru, Kabupaten Limapuluh Kota dihadiri Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah dan Bupati Safaruddin
Kemeriahaan tradisi budaya Bakajang di Nagari Gunuang Malintang, Kecamatan Pangkalan Kotobaru, Kabupaten Limapuluh Kota dihadiri Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah dan Bupati Safaruddin

Bakajang 2024 Meriah, Ditutup Gubernur Mahyeldi Ansharullah dan Bupati Safaruddin Dt. Bandaro Rajo

Limapuluh Kota (Minangsatu) - 'Bakajang', itulah nama tradisi budaya yang disebut masyarakat Nagari Gunuang Malintang, Kecamatan Pangkalan Kotobaru, Kabupaten Limapuluh Kota. Tradisi budaya Bakajang ini diperkirakan masyarakat sekitar sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu.

Kendati tradisi ini sudah ada sejak satu abad yang lalu, hingga sekarang tradisi budaya Bakajang masing digelar masyarakat Nagari Gunuang Malintang, agar tradisi yang kental dengan nilai budaya, adat dan nilai sosial kemasyarakatan itu dapat diwariskan secara turun temurun kepada generasi muda. Kegiatan ini digelar setiap tahun pada awal bulan syawal atau hari raya Idul Fitri.

Kajang sendiri adalah sebutan dari masyarakat setempat untuk kapal atau miniatur kapal pesiar yang dibuat masyarakat setempat dan dilayarkan di Sungai Batang Mahat atau Maek. Pada tradisi Bakajang, terdapat sebanyak lima buah kapal yang dilayarkan. Kapal-kapal ini dilayarkan untuk mengunjungi atau manjalang ninik mamak ke istano (Surau) yang ada di setiap jorong di Nagari Gunuang Malintang,  yaitu Istano Datuk Bandaro di Jorong Koto Lamo, Istano Dt. Sati di Jorong Batu Balah, dan Istano Dt. Paduko Rajo Jorong Boncah Lumpur dan Istano Dt. Gindo Simarajo di Jorong Koto Mesjid serta Istano Pemerintahan Nagari, Alim Ulama dan Pemuda.

Saat ini, Bakajang yang juga dikenal sebagai kegiatan manjalang mamak sudah masuk sebagai kalender iven Pariwisata Kabupaten Limapuluh Kota. Digelar setiap tahun pada perayaan hari raya Idul Fitri selama lima hari. Bahkan karena ke unikannya pada Desember 2021 Bakajang dinobatkan juara 1 Nasional Cultural Attraction Anugerah Pesona Indonesia (API) Award 2021.

Pada tahun 2024, Alek Nagari Bakajang kembali digelar. Iven ini dihelat 13-17 April 2024. Spesialnya pada tahun 2024 ini, Bakajang ditutup secara resmi oleh Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah didampingi Bupati Limapuluh Kota, Safaruddin Dt. Bandaro Rajo, Ketua DPRD Limapuluh Kota, Deni Asra Dt. Rajo Simarajo, Wakil Ketua DPRD Limapuluh Kota, Syamsul Mikar, Forkopimda dan sejumlah OPD se-Kabupaten Limapuluh Kota.

Menariknya, iven Alek Nagari Bakajang 2024 disaksikan ribuan pasang mata yang tidak hanya berasal dari Kabupaten Limapuluh Kota. Terlihat juga hadir masyarakat dari Kota Payakumbuh dan kabupaten/kota lainnya di Sumbar serta masyarakat dari Provinsi Riau dan perantau.

Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah dalam sambutannya mengapresiasi terlaksananya iven Alek Nagari Bakajang 2024 di Gunuang Malintang. Ia menyebut, alek Bakajang yang dikenal sebagai tradisi budaya manjalang mamak pantas menerima penghargaan API Award.

"Luar biasa sekali. Kita sangat bangga event Alek Bakajang ini berhasil meraih Juara 1 kategori atraksi budaya terpopuler dalam nominasi Anugerah Pesona Indonesia (API) tahun 2021 lalu. Kami melihat, penghargaan tersebut sangat layak sekali," kata Gubernur Sumbar Mahyeldi saat menutup acara Alek Bakajang 2024, Rabu (17/04/2024).

Gubernur juga mengapresiasi kepedulian masyarakat terhadap tradisi, yang terlihat dari ribuan warga yang tumpah-ruah meluapkan kegembiraan saat hari puncak event tersebut.

"Kita berharap, Alek Bakajang bisa masuk dalam salah satu event unggulan dalam Kharisma Event Nusantara yang akan diselenggarakan oleh Kemenparekraf. Sehingga, kunjungan wisatawan ke Sumbar terus meningkat yang juga tentu memberikan dampak positif terhadap perekomian masyarakat kita," ujar gubernur.

Alek Bakajang membuat Gubernur Mahyeldi begitu tertarik, sehingga ia meminta Wali Nagari Gunung Malintang untuk membuat laporan terkait pelaksanaannya secara rinci.

"Saya minta pada Wali Nagari Gunung Malintang untuk membuat laporan tentang apa saja kegiatan Alek Bakajang selama lima hari ini," ujar Gubernur meminta.

Wali Nagari Gunung Malintang, Wido Putra sempat menjelaskan secara singkat sejarah terselenggaranya Alek Bakajang. Di mana, pada awalnya setiap warga pergi Manjalang kepada Niniak Mamak atau Datuak Panghulu, dan selanjutnya diteruskan Manjalang Alim Ulama maupun Cadiak Pandai seperti Pemerintah Nagari atau tokoh masyarakat dari dari 4 suku berbeda yang ada di Gunuang Malintang.

"Semua itu dilakukan dengan menggunakan perahu (kajang) dengan melintasi Sungai Batang Mahat untuk silaturahim yang dilaksanakan setelah Hari Raya Idul Fitri," terang Wido.

Adapun empat suku tersebut, yakni Suku Domo, Suku Melayu, Suku Piliang serta Suku Pagar Cancang. Selama 5 hari berturut-turut keempat suku tersebut bersilaturrahim ke setiap Istano (surau) datuak-datuak yang ada disetiap jorong.

"Karena itu ada lima perahu kajang yang mewakili tiap-tiap jorong atau wilayah di bawah nagari, yang berparade di tepian Batang Mahat," sebutnya.

Menurutnya, Alek Bakajang merupakan salah ikon kebudayaan Kabupaten Limapuluh Kota dan Sumatera Barat. Untuk itu, ia mendorong semua pihak agar terus melestarikan tradisi Bakajang.

"Bakajang ini adalah budaya tradisional daerah kami. Kami berharap, kegiatan ini menjadi agenda prioritas pemerintah kabupaten dan provinsi setiap tahun," tukuknya. 

Sementara itu, Bupati Limapuluh Kota, Safaruddin turut memberikan apresiasi tinggi kepada masyarakat Nagari Gunung Malintang yang setiap tahun menyelenggarakan Alek Bakajang. Ia berharap, masyarakat Gunuang Malintang dapat menulis dan mendokumentasikan tradisi Alek Bakajang secara komprehensif dan lengkap, sehingga lebih mudah dalam mewariskannya kepada generasi mendatang

Bupati Safarudin dalam sambutannya juga mengapresiasi dan berterima kasih kepada Gubernur Sumbar yang telah hadir langsung dalam penutupan Alek Nagari Bakajang 2024.

” Terima kasih kepada Bapak Gubernur yang hadir langsung dalam kegiatan penutupan Alek Bakajang ini,” ujar Safaruddin.

Menurut bupati, pemerintah daerah selalu mendorong dan mendukung berbagai kegiatan yang digelar masyarakat, termasuk Alek Nagari Bakajang. Pihaknya akan terus mendorong, termasuk melakukan promosi, sehingga Bakajang bisa lebih dikenal banyak wisatawan baik wisatawan daerah, nasional maupun mancanegara.

"Pemerintah daerah selalu mendorong dan mendukung berbagai kegiatan yang digelar masyarakat, termasuk Alek Bakajang. Pemerintah Daerah akan terus mendorong, termasuk melakukan promosi Alek Bakajang di Perantauan maupun di Luar Negeri, sehingga Bakajang bisa lebih dikenal luas dan banyak wisatawan yang datang," sebutnya.

Bupati juga menyebut, bahwa pada tahun 2025 mendatang, melalui Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora), pemerintah daerah akan mengundang Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) untuk hadir langsung menyaksikan Alek Nagari Bakajang Gunuang Malintang.

"Inysa Allah kita akan undang Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk hadir langsung menyaksikan Alek Bakajang," pungkasnya.

 

  


Wartawan : Fegi Andriska Putra
Editor : melatisan

Tag :#Bakajang #Alek Budaya Nagari Gunuang Malintang

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com