HOME NASIONAL PROVINSI SUMATERA BARAT

  • Sabtu, 25 Mei 2019

Atasi Tsunami Informasi & Hoaks, Saatnya Menertibkan Media Abal-Abal

Media abal-abal, tsunami informasi dan selipan hoaks
Media abal-abal, tsunami informasi dan selipan hoaks

Padang (Minangsatu) - Upaya pemerintah membatasi media sosial (medsos) mestinya diikuti pula dengan penertiban media dalam jaringan (daring). Tujuannya supaya kualitas informasi bisa lebih ditingkatkan, sehingga berita-berita bohong alias hoaks semakin berkurang. 

Demikian rangkuman pendapat para pihak terkait berseliwerannya hoaks yang turut memperkeruh situasi politik pasca Pemilihan Umum (Pemilu). Tidak sekadar memperkeruh, hoaks-hoaks itu--seperti video "polisi bermata sipit" yang sempat viral--bahkan berpotensi memantik kerusuhan yang lebih luas. 

Salah seorang anggota Dewan Pers, Ahmad Djauhar mengatakan penertiban media daring itu memang sangat diperlukan. Dari sudut kewenangan Dewan Pers, upaya penertiban itu dilakukan melalui peningkatan kualitas media dan sumberdaya manusianya. Antara lain dengan dilakukan verifikasi media oleh Dewan Pers. 

Terkait penertiban media yang tidak terverifikasi, Ahmad Djauhar mengatakan bahwa sudah ada kesepahaman Dewan Pers dan Direktorat Jenderal Aplikasi dan Informatika (Aptika) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) membentuk satuan tugas (satgas) untuk menelusuri keberadaan media dalam jaringan (daring) abal-abal. Yakni media daring yang tidak mengantongi sertifikat verifikasi Dewan Pers.

"Saya kira tinggal menunggu timing yang pas bagi kedua institusi untuk bertindak sesuai hasil kesepakatan pembentukan satgas tadi," tuturnya.
Ahmad Djauhar mengakui, simpang siur informasi pasca pemilu yang sempat membuat tensi politik nasional memanas, termasuk disebabkan ulah media abal-abal itu. Antara lain dengan menjadikan medsos sebagai referensi berita. Karena itu penertiban harus segera dilakukan. 

Dikatakan, kesibukan pelaksanaan pemilu serentak yang sangat menyita energi dan perhatian semua pihak, menyebabkan penertiban media daring belum menjadi prioritas. Tetapi segera, dengan fenomena hoaks yang mengganas itu, "Ini ibaratnya sudah tsunami informasi, kita harus segera melakukan penertiban. Dewan Pers dan Ditjen Aptika tidak segan-segan men-take down berbagai situs abal-abal, apalagi bila kontennya penuh hoaks," tukas Ahmad Djauhar.

Ihwal penertiban media abal-abal itu, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumatera Barat (Sumbar) H Heranof Firdaus mengatakan bahwa Kemenkominfo sudah memblokir banyak media abal-abal. "Tapi membuat media sekarang sangat mudah. Hanya perlu menyewa hosting, mereka sudah punya ruang tersendiri untuk didandani," ujar Heranof.

Diakuinya, sebenarnya Kemenkominfo dan Dewan Pers sudah berusaha memilah mana media yang kredibel dan mana yang abal-abal melalui verifikasi. Tapi memang tidak ada rambu-rambu yang jelas untuk menjerat media abal-abal sehingga sampai sekarang masih terus berkembang.
"PWI sebagai organisasi profesi wartawan, tentu hanya bisa menertibkan anggotanya. Sementara di Indonesia ada beberapa organisasi wartawan dan jurnalis," katanya.

Terkait tsunami informasi yang disusupi hoaks itu, pengamat politik Universitas Andalas (Unand), Asrinaldi mengatakan kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) juga membawa dampak negatif! Salah satunya semua orang dapat memanfaatkannya tanpa batasan untuk memproduksi informasi maupun menyebarkannya. 
"Keadaan ini diperparah dengan keingintahuan masyarakat yang tinggi, namun dengan nalar yang rendah. Jumlah ini sangat banyak. Karenanya media abal-abal melihat ini peluang untuk ikut memproduksi berita dan informasi yang seadanya untuk memenuhi keingintahuan publik dengan nalar yang rendah tadi," ujar Asrinaldi. 

Sementara itu, tokoh pers Sumbar Khairul Jasmi mengatakan,"Dunia maya punya sungai dan gunungnya sendiri, keduanya sering mengamuk!"
Pernyataan KJ, panggilan akrab Khairul Jasmi ini seperti memberi ilustrasi bahwa fenomena hoaks yang ikut andil dalam memantik kebencian antar pendukung calon presiden (capres) adalah "gunung dan sungai dunia maya yang mengamuk!"


Wartawan : te
Editor : T E

Tag :Penertiban Media Abal2 #Dewan Pers

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com