HOME OPINI OPINI

  • Rabu, 7 Juni 2023

Adaik Saicek Pusako Sabuah Dalam Sebuah Nagari

Oleh: Lisa Medika Yati S.H
Mahasiswa Pascasarjana Hukum Universitas Andalas


Adaik Saicek Pusako Sabuah, anjiang saikua, galah sabatang, rantai sagawan, badia salatuaih ataupun satampang baniah nan ditanam makananan anak tigo luak bermakna walaupun berbeda nagari dan kecamatan akan tetap satu adat. Istilah ini digunakan di tiga nagari yaitu nagari Ulakan (Kecamatan Ulakan Tapakis), Nagari Tapakis (Kecamatan Ulakan Tapakis), Nagari Kataping (Kecamatan Batang Anai) yang bermakna walau berbeda nagari dan kecamatan tapi akan tetap satu adat.

Dalam suatu nagari adat memiliki niniak mamak seperti di Nagari Ulakan ada niniak mamak Amei Saik, Rangkayo Mingkuto, Rajo Dahulu, Rangkayo Sulaiman. Sedangkan di Nagari Tapakis ada niniak mamak Rangkayo Tambasa, Rangkayo Majobasa, Rangkayo Malako, Rangkayo Katuah, Rangkayo Malikewi. Begitupun di Nagari Kataping ada niniak mamak Rangkayo Rajo Sampono.

Dimasing-masing nagari terdapat satu Kerapatan Adat Nagari (KAN). KAN merupakan suatu lembaga di dalam nagari yang mengurus dan menjaga serta melestarikan adat dan kebudayaan di Minangkabau.

Jika dihitung terdapat sepuluah niniak mamak terjadi satu pusako (adaik saicek pusako sabuah). Dimaksudkan dalam adaik saincek pusako sabuah dalam ketiga nagari merupakan satu niniak mamak. Misalkan ada masyarakat membuat suatu kesalahan diselesaikan dalam satu hukum. Kedudukan niniak mamak dalam suatu nagari berperan sebagai penyelesain masalah dalam nagari seperti penyelesaian tanah di masing-masing Ulayat, menyetujui salah satu syarat untuk mengurus sertifikat tanah, menyelesai pertengkaran dalam ulayat (Biang Tabuak gantiang Putuih) dan lain sebagainya.Masing-masing niniak mamak memiliki ulayat sendiri-sendiri (sabulek- bulek jantuang bakulipak). Berada dibawah KAN masing-masing. 

Seiring berkembangnya waktu terjadi pemekaran di masing-masing nagari di nagari Ulakan terjadi pemekaran pada tahun 2016 menjadi tujuh nagari yaitu nagari Ulakan, Nagari Manggopoh Palak Gadang Ulakan, Nagari Sandi Ulakan, nagari Kampuang Galapuang Ulakan, Nagari Padang Toboh Ulakan, Nagari Sungai Gimba Ulakan, dan Nagari Seulayat Ulakan. Walau nagari Ulakan sudah pemekaran menjadi tujuh nagari akan tetapi tetap memiliki satu KAN.

Kedudukan nagari sebelum dan sesudah pemekaran terdapatnya nagari adat dan nagari administrasi yang dikenal masyarakat. jika dipahami sebelumnya nagari merupakan nama yang di pakai di Sumatra Barat untuk daerah sebagai pelayanan terdepan. Keberadaan nagari mencerminkan adat kebiasaan dalam suatu nagari. Penamaan nagari tidak terlepas dari perkembangan nagari di Sumatra Barat yang dimulai dari Taratak, Dusun, Koto dan Nagari. Tujuan utama nagari adat bertujuan untuk menyadari posisi kita dalam adat atau jati diri kita.

Pemekaran dapat berdampak terhadap nagari adat kemungkinan akan menghilakan jati diri nagari adat, seiring perkembangan waktu generasi muda juga sulit untuk mengetahui terkait adatnya. 

Pemekaran merupakan suatu dampak dari fenomena otonomi daerah. pemerintahan daerah ataupun upaya peningkatan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan daerah melalui otonomi, merupakan alasan dasar lahirnya peluang bagi daerah untuk meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan dengan cara melakukan pemekaran. Pemekaran dipandang sebagai sebuah strategi untuk mempercepat pembangunan melalui peningkatan kualitas dan kemudahan dalam memperoleh pelayanan bagi masyarakat. Selain itu juga sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan pemerintah daerah untuk meningkatkan efektivitas dari penyelenggaraan pemerintah dan pengelolaan pembangunan.

Sejauh ini pemekaran di nagari di Ulakan masih menyatukan masyarakan adatnya, hal ini didukungan juga dengan keberadaan niniak mamak.(*)


Tag :#pascasarjanaunand, #unand

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com