HOME PERISTIWA NASIONAL

  • Selasa, 16 September 2025

Ubah Sampah Jadi ‘Emas Hijau’, PT Semen Padang Raih Penghargaan ENSIA 2025 Dari Sucofindo

Ubah Sampah Jadi ‘Emas Hijau’, PT Semen Padang Raih Penghargaan ENSIA 2025 dari Sucofindo

Jakarta (Minangsatu) 
PT Semen Padang kembali menorehkan prestasi nasional atas komitmennya di bidang lingkungan. Anak usaha PT Semen Indonesia (Persero) Tbk atau SIG ini meraih penghargaan Paper Inovasi Khusus Environmental & Social Innovation Award (ENSIA) 2025 dari PT Sucofindo berkat gagasan inovatif mengolah sampah organik melalui budidaya maggot.

Penghargaan diberikan atas program berjudul “Revolusi Sampah Organik Menjadi Emas Hijau: Model Ekonomi Sirkular Budidaya Maggot PT Semen Padang untuk Ketahanan Pangan dan Kelestarian Lingkungan Kota Padang.” Piagam diserahkan Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Sucofindo, Evi Afiatin, kepada Direktur Keuangan & Umum PT Semen Padang, Iskandar Z Lubis, di Jakarta, Selasa (16/9/2025).

Usai menerima penghargaan, Iskandar menyampaikan rasa syukur dan kebanggaan. Menurutnya, apresiasi tersebut menjadi validasi atas terobosan PT Semen Padang dalam mendukung pemerintah mengatasi krisis sampah di Kota Padang.

“Juri menilai keunggulan model inkubasi wirausaha sosial dengan sistem ekonomi sirkular closed-loop yang berhasil kami kembangkan. Program ini bukan hanya mengurangi beban TPA, tetapi juga menciptakan ekosistem baru dengan nilai tambah melalui budidaya maggot. Bukti nyata bahwa kepedulian lingkungan bisa sejalan dengan upaya memperkuat ketahanan pangan,” ujar Iskandar.

Ia menambahkan, keberhasilan ini harus menjadi momentum untuk memperluas dampak program. “Inovasi ini perlu direplikasi di wilayah lain agar manfaatnya semakin luas. Kami ingin menunjukkan bahwa industri besar dapat menjadi motor penggerak kelestarian lingkungan sekaligus kesejahteraan masyarakat,” katanya.

Iskandar juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas pihak melalui pendekatan Penta Helix yang melibatkan akademisi, pemerintah daerah, komunitas, media, dan masyarakat. “Keberhasilan ini bukan milik PT Semen Padang semata, tetapi hasil kerja bersama. Dukungan riset dari Universitas Andalas, kebijakan pemerintah daerah, hingga keterlibatan kelompok masyarakat sangat menentukan jalannya program ini,” jelasnya.

Lebih jauh, ia menegaskan inovasi ini sejalan dengan agenda pembangunan nasional Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, khususnya dalam mewujudkan lingkungan berkelanjutan, mendorong ekonomi rakyat, dan memperkuat peran industri dalam pembangunan.

“Program ini membuka peluang usaha baru, memberdayakan masyarakat, serta menumbuhkan kemandirian ekonomi lokal,” ucap Iskandar.

Kota Padang Darurat Sampah

Kepala Unit CSR PT Semen Padang, Idris, menambahkan, inisiatif ini lahir dari keprihatinan atas kondisi sampah di Kota Padang. Pada 2024, timbunan sampah di kota itu mencapai 240.921 ton atau sekitar 660 ton per hari. Sebagian besar berupa sampah organik, dengan sisa makanan mendominasi 45,32% dari total timbulan.

“Di beberapa permukiman, sampah organik bahkan mencapai 80–94,42%. Jika tidak dikelola, TPA akan semakin terbebani dan risiko pencemaran lingkungan makin besar. Karena itu, PT Semen Padang mengambil langkah konkret dengan memanfaatkan larva lalat BSF (Black Soldier Fly) untuk mengurai sampah organik,” ujar Idris.

Ekonomi Sirkular: Dari Sampah Menjadi Pangan

Program budidaya maggot ini dimulai sejak 2024 dan kini dijalankan oleh KUBE Organic Feed, kelompok masyarakat dampingan PT Semen Padang bersama Universitas Andalas. Program ini dirancang berbasis ekonomi sirkular, yang tidak hanya mengurangi timbulan sampah, tetapi juga memberi manfaat ekonomi.

Sampah organik dipilah, dicacah, lalu dijadikan media budidaya maggot. Maggot hasil panen dijual sebagai pakan ikan karena kaya protein, sedangkan residunya (kasgot) dimanfaatkan sebagai pupuk organik pertanian.

“Dengan pola ini, sampah organik tidak lagi menjadi masalah, melainkan sumber daya baru yang bermanfaat. Siklusnya berputar: sampah menjadi maggot, maggot jadi pakan ikan, ikan dikonsumsi masyarakat, lalu kembali menghasilkan sampah organik. Ini loop yang harmonis,” jelas Idris.

Dalam tiga bulan pertama (September–November 2024), KUBE Organic Feed mencatat keuntungan bersih Rp12,98 juta. Keuntungan ini memperkuat ekonomi kelompok masyarakat sekaligus membuktikan bahwa pelestarian lingkungan dapat bersinergi dengan pertumbuhan ekonomi.

“Inovasi ini bukan hanya soal mengurangi sampah, tetapi juga membuka peluang usaha baru bagi masyarakat. Petani, peternak ikan, hingga pelaku usaha pupuk organik kini memiliki sumber bahan baku yang ramah lingkungan dan berkelanjutan,” pungkas Idris.


Wartawan : Rivo/Rilis
Editor : melatisan

Tag :#Penghargaan

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com