- Minggu, 19 November 2017
Tangkelek, Promosikan Budaya Minangkabau Lewat Fashion Saat TDS

PAYAKUMBUH (Minangsatu) - Ajang balap sepeda internasional Tour de Singkarak (TdS) bukan semata menjadi pelombaan dan pengenalan potensi daerah, tapi juga keikutsertaan kreatif lokal memperkenalkan budaya Minangkabau saat ajang tahunan tersebut.
Salah satunya Tangkelek, produk asli kenamaan Minangkabau ini lebih menonjolkan budaya lokal, mulai dari tata bahasa, tradisi kesenian yang dicetak melalui media baju dan kualitasnya tidak kalah saing dengan produk ternama di nusantara. "TdS tahun ini kami dipercaya oleh sejumlah daerah untuk menyuplai pakaian bagi panitia TdS. Ada lima daerah yang mempercayai produk kami untuk iven TdS tahun ini, yakni Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Solok, Kabupaten Solok Selatan, Kota Solok dan Kota Padang," kata Maneger Tangkelek Khalid Arafah di Payakumbuh, Minggu.
Ia mengatakan jenis produk Tangkelek untuk kelima daerah tersebut ada beberapa jenis, diantarany kaos oblong, kaos wangky, sera kaos berkrah yang bermotif tentang Tds dan kearifan lokal. Ini untuk panitia di masing-masing daerah termasuk untuk Forkompinda.
Untuk lima daerah itu, Tangkelek akan menyuplai hampir 2000 helai baju, yang terbanyak adalah Kabupaten Solok yakni 700 helai baju. Untuk iven Tds, brand Tangkelek akan memberikan produk dengan kwalitas terbaik dibandingkan dari produk lainnya.
Sementara apa yang akan dipromosikan lewat baju itu, tergantung destinasi atau kebudayaan daerah yang memesan, misal untuk Kabupaten Solok menonjolkan potensi danau yang menjadi potensi kabupaten tersebut."Ada sekitar 2500 helai baju untuk kebutuhan TdS,"terang pria dua anak tersebut.
Menurut pria alumni UNP itu, produk Tangkelek bukan kali pertamanya turut sukseskan iven internasional Tds, tapi sudah kali ketiga. Sejak itulah, kami dipercaya panitia Tds di masing-masing daerah untuk kebutuhan baju.
Untuk konsep dengan kearifan lokal yang kami angkat, diterima dan disenangi oleh masyarakat luas. Terutama generasi muda.
Jatuh bangun
Brand pakaian terkenal di Sumbar itu rupanya didirikan oleh dua orang anak muda berdarah Minang Fefri Rusli dan Khalid Arafah sejak 2009.
Berbagai suka duka, dilalui dalam mengembangkan usahanya. Awalnya kami meminjam dana dari koperasi untuk modal pertama. Ada beberapa koperasi yang dutemuai. Pinjaman bervariasi, dari 5 juta sampai 10 juta. Setelah dihitung, dana terkumpul sebesar Rp 50 juta.
Setelah dana terkumpul, Khalid dan Fefri Rusji memulai usaha pakaiannya. Berkat jebolan dari jurusan seni, Khalid bisa mendesain bentuk motif baju untuk dicetsk tanpa mengupah ke orang lain. "Pertama baju Tangkelek kami cetak di Bandung. Dengan modal usaha Rp 50 juta itu cukup untuk mencetak sebanyak 360 helai baju dan membuka satu gerai berukuran 3X4 dilantai III Plaza Andalas Padang. Kebetulan kami pandai untuk desain sendiri," ucapnya.
Sebulan berjalan setelah membuka gerai, usaha yang dirintisnya itu berjalan mulus. Tetapi memasuki bulan ke dua, usaha yang digeluti Khalid sempat gulung tikar akibat gempa besar yang melanda Sumbar waktu itu."Gerai Tangkelek di plaza ikut roboh oleh gempa. Ada ratusan pakaian yang ikut terkubur dan hilang entah kemana. Kita sempat down, dana koperasi sudah banyak dipinjam, setiap pekan angsuran koperasi harus dibayar. Dengan kondisi seperti itu, dengan apa akan dibayar,"ucap Khalid.
Untung saja, pengurus dari beberapa koperasi yang uangnya kita pinjam untuk modal, turut mendukung usaha Tangkelek yang kami geluti. Pengurus dari lima koperasi tidak mempersoalkan kondisi usaha kami yang bangkrut akibat gempa. "Bahkan, koperasi meminjamkan modal lagi supaya usaha kami tetap berjalan," kata pria yang pernah jadi ilustrator berbagai media cetak di Sumbar ini.
Pihak koperasi meminjamkan kembali modal usaha untuk Khalid dan Fefri dengan total sebesar Rp 10 juta untuk menghidupkan lagi produk Tangkelek. Khalid dan Fefri mencari lokasi baru untuk gelai Tangkelek di Kota Padang, persisnya di S. Parman, Ulang Karang. "Dengan modal koperasi kita bangkit kembali. Dua bulan pasca gempa, produk Tangkelek mulai membaik,"katanya.
Pendiri Tangkelek iti sengaja memilih nama produk dengan merek Tangkelek dengan tujuan meningkatkan merek lokal Minangkabau secara nasional.
Ia terinspirasi dari brand Joger yang ada di Bali. Kenapa brand lokal asal Bali itu bisa terkenal secara nasional. Sedangkan kita di Minangkabau banyak nama atau istilah yang bisa mengangkat citra Minang secara nasional.
Dijelaskannya, tangkelek sendiri adalah sandal kayu yang biasa dipakai dalam keseharian orang Minangkabau, terutama untuk beribadah. Dari sana, Khalid dan Fefri Rusji terbayang filosofi dari sandal tangkelek yang keras, tahan lama dan dicari orang. "Karena itu, kita memakai produk fasion dengan nama Tangkelek tetapi kita tidak memproduksi sandal. Sesuai dengan filosifi sandal tangkelek yang keras, tahan lama dan dikenal orang. Dengan itu, kita membayangkan nama tangkelek bisa dikenal dan dicari secara nasional,"ucapnya.
Untuk kondisi saat ini, ucap Khalid, sejak 8 tahun berdiri, produk Tangkelek sudah membuka cabang di 6 kota dan kabupaten di Sumbar. Yakni di Kota Padang, Kota Bukittinggi, Kota Payakumbuh, Kota Solok, Kota Pariaman dan Kabupaten Pasaman Barat.
Tangkelek juga sudah memiliki 2 konveksi dalam memproduksi pakaian sendiri. "Kondisi saat, Alhamdulillah terus membaik. Setidaknya, setiap bulan ada 6000 helai baju yang diproduksi untuk kebutuhan Sumbar dan berbagai daerah lainnya di Indonesia. Untuk karyawan, ada 43 orang yang bekerja di konveksi dan di gerai,"katanya.
[ Rahmat Simona ]
Editor :
Tag :#Tangkelek #promosi Budaya Minangkabau
Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News
Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com
-
PRESIDEN PRABOWO BELI SAPI PETERNAK PAYAKUMBUH BERBOBOT 1,06 TON
-
PEMKO APRESIASI PERAN PETANI PAYAKUMBUH
-
NASABAH BANK NAGARI PAYAKUMBUH ANTUSIAS TUKARKAN UANG RUPIAH BARU UNTUK PERSIAPAN THR
-
WALI KOTA ZULMAETA BUKA MUSRENBANG RKPD PAYAKUMBUH 2026
-
PEMKO PAYAKUMBUH GELAR GERAKAN PANGAN MURAH DI BULAN RAMADHAN
-
EFEK DOMINO PERANG KAMANG DALAM TEROPONG PERLAWANAN MASYARAKAT SUMATERA BARAT MENENTANG KOLONIALISME BELANDA
-
SUMATERA BARAT RAIH PENGHARGAAN DI FESTIVAL HOMESTAY NUSANTARA 2025, GUBERNUR MAHYELDI DIGANJAR IHSA AWARD
-
FARIANDA, PEMIMPIN MUDA PERS SUMUT YANG TEGASKAN ETIKA: CIPTAKAN SUASANA NYAMAN BAGI POLDA SUMUT
-
OPTIMALISASI PEMELIHARAAN ALAT KESEHATAN UNTUK TINGKATKAN KUALITAS LAYANAN RUMAH SAKIT
-
MERAJUT SILATURAHMI DAN GAYA HIDUP SEHAT: TURNAMEN BANK NAGARI HUT KE-63 MENGINSPIRASI SEMANGAT KERJA