HOME PARIWISATA KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI
- Selasa, 2 Juli 2019
Ratusan Cenderamata Karya Ukir Dipamerkan Di FPM

Tuapeijat (Minangsatu) — Ratusan cenderamata karya ukir berbahan kayu, menjadi pajangan utama pada stan Kecamatan Siberut Barat Daya, di acara Festival Pesona Mentawai (FPM) Tahun 2019, yang digelar di Kawasan Wisata Pantai Dusun Mapadeggat, Desa Tuapejat, Kecamatan Sipora Utara.
Kegiatan yang berlangsung selama 4 hari tersebut, yakni dari Rabu 28 Juni—Senin 1 Juli 2019, dimanfaatkan oleh sejumlah pelaku usaha di Kepulauan Mentawai, untuk mempromosikan dan menjajakan hasil karya ukir dan makanan khas Mentawai. Misalnya di Stan Siberut Barat Daya, ratusan karya ukir dipajangkan.
"Karya ukir ini kami buat sendiri, hasil karya tangan kami ini terbuat dari kayu kalau bahasa Mentawai "Kakaddut" sebuah kayu ringan dan tidak keras sehingga gampang dibetuk menjadi karya unik, kalau kami gampang buatnya, karena sudah terbiasa, tetapi bagi yang baru membuatnya pasti mengatakan sulit, memang agak lama karena cara membuatnya manual," ungkap Ayang salah satu seniman ukir dari Siberut Barat Daya.
Sejumlah karya-karya uniknya terlihat sangat menggoda, seperti ukiran papan selancar kayu ini, dimana diatas kayu diukir pemandangan indah dengan nuansa pantai ditambah sebatang pohon kelapa dan Matahari yang sedang turun di ufuk Barat, kemudian tampak gulungan ombak di dalamnya dan ada orang yang seolah sedang main selancar.
"Untuk membuat satu karya dibutuhkan waktu 2—3 hari, tergantung ukuran dan ukurannya, setelah selesai diukir, selanjutnya tinggal mewarnai menggunakan pewarna, bisa kita beli dikedai," imbuhnya.
Tak hanya itu karya seni souvenir khas Mentawai lainnya seperti kalung segelek, kotak kecil dari kayu, Perahu kecil, panahan, karya ukir untuk dinding, topeng kayu dan masih banyak lagi lainnya, semuanya terbuat dari kayu yang ada di Kepulauan Mentawai.
Karya-karya tersebut dijual dengan harga yang beragam tergantung dari tingkat kesukaran membuatnya, semakin sulit, maka semakin tinggi harga jualnya, "Kalau harganya berkisar antara Rp 100 Ribu—Rp 1 Juta, tergantung kesulitan membuatnya, kemudian kalau dipesan langsung dengan model permintaan akan semakin mahal," paparnya.
Ia menyebutkan kegiatan tersebut sudah berlangsung cukup lama kurang lebih sudah 1 Tahun, selain mempromosikannya di Festival Pesona Mentawai, Ia dan dibantu oleh Istrinya, menjajakan barang tersebut ke sejumlah Resort yang ada di wilayah Kecamatan Siberut Barat Daya.
"Kami menjual karya ini ke Resort-resort yang ada di Siberut Barat Daya menggunakan pompong atao perahu dengan menggunakan mesin long tail, kurang lebih memakan waktu 4 jam, setelah sampai di Resort kami langsung menawarkannya kepada para tamu bule," paparnya.
Editor : T E
Tag :FPM 2019 #cenderamata
Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News
-
Pariwisata Mentawai Berbenah,TIC Hadir Mendata Pelancong
-
Basarnas Mentawai Pantau Keselamatan Kapal Di West Sumatra Yacht Rally 2022
-
Kapolres Jamin Keamanan Kapal Turis Yang Berlabuh Di Tuapejat
-
Menyelam Di Konservasi Bungo Rayo, Gubernur Mahyeldi Takjub Keindahan Alam Bawah Laut Mentawai
-
Gunakan Jet Ski, Wagub, Audy, Explore Potensi Wisata Kepulauan Mentawai
-
PERBEDAAN PERAN DAN FUNGSI PEREMPUAN DI MINANGKABAU DAN MENTAWAI SUMATRA BARAT
-
Musik Minang Populer Yang Viral Di Media Sosial
-
REFLEKSI MATRILINEAL DALAM CERPEN DI JEMPUT MAMAK
-
Mitos Hari Api Di Tandikek
-
MERANTAU DALAM KARYA HAMKA