HOME EKONOMI KABUPATEN SOLOK

  • Sabtu, 8 Juli 2017

Rakor Wabup Solok Dengan Distributor Mengurai Masalah Pupuk

Rapat Koordinasi dengan distibutor pupuk
Rapat Koordinasi dengan distibutor pupuk

AROSUKA [Minangsatu.com] - Pupuk selalu menjadi masalah bagi petani. Selain dihadapkan dengan kelangkaan, distribusi pupuk dan harga jula juga menjadi problema klasik. Untuk mengurai masalah pupuk ini, pemerintah Kabupaten Solok Sumatera Barat (Sumbar), Jumat (7/7) menarik persoalan distribusi pupuk bersubsidi ke kabtor Bupati setempat. Dihadiri wakil bupati Solok Yulfadri Nurdin, dari pertemuan sejumlah penyakur dan distributor pupuk dengan perwakilan produsen PT. Pupuk Iskandar Muda, diperoleh benang merah bahwa antara jumlah kebutuhan pupuk tidak sebanding dengan aliran pasokan kepada petani padi dengan petani hortikultura, khususnya bawang Merah. 

Disebutkan kepala Dinas Pertnian setempat, Admaizon, ketika kabupaten Solok telah dibtetapkan sebagai sentra produksi bawang merah dan bawang putih untuk wilayah Sumatera, Solok juga merupakan penghasil beras berkualitas yang harus terus bertahan. Fenomena ini memberi dampak terhadap jumlah kebutuhan pupuk. " Bila jumlah alokasi distribusi pupuk tidak ditingkstkan, akibatnya masalah kelangkaan pupuk dikalangan petani menjadi salah satu kendala dalam produktivitas hasil pertanian dan perkebunan," tuturnya.

Namun dihadapan wabup Yulfadri Nurdin dan distributor yang menguasai tata niaga pupuk di kabupaten Solok, seperti CV. Fajar Tani, CV. Wahana Prima Mandiri, Usaha Tani serta CV. Tani Nan dihati, Eddy Suhamdi perwakilan dari  Produsen PT. Pupuk Iskandar Muda mengaku
kondisi penyaluran pupuk dari produsen hingga saat ini baru pada 30 persen. Mengingat saat ini jadwalnya sudah berada di akhir semester pertama,  seharusnya progress distribusi pupuk   sudah dapat mencapai  50 persen atau, seperti yang ditargetkan.

Menurut dia, kelangkaan distribusi pupuk organic lebih disebabkan karena faktor peralihan penanggungjawab dari PT. Pupuk Iskandar Muda ke PT. Petro Kimia Gresik dibawah koordinasi Pupuk Indonesia. “ Pada masa peralihan ini salah satu produsen sudah dibatasi pendistribusiannya, sementara yang diberi tangung jawab  belum melaksanakan pendistribusian,” sebutnya.

Penyebab lain terjadinya kelangkaan, versi dari  distributor karena penebusan (permintaan) pupuk dari penyalur dan petani jauh menurun akibat petani ada yangg mengganti komoditi pertanian dan perkebunan. Termasuk kendala masalah perubahan cuaca, sehingga menyebabkan distribusi pupuk tersendat. “ Tetapi yang lebih dominan akibat terjadinya perbedaan Rencana Dasar Kebutuhan Kelompok (RDKK) dengan kebutuhan petani dilapangan,” sebut salah seorang distributor.
Menanggapi itu, wakil bupati Solok Yulfadri Nurdin  mengajak semua komponen satu pemahaman untuk mensiasati melonjaknya harga komoditi pertanian dan perkebunan seperti bawang dan beras di masyarakat. Yulfadri mengaku  gejolak harga pupuk dan harga ptoduksi tidak bisa di siasati dengan hanya di back-up dari pemerintah. Seperti mengikat kerjasama dengan Bulog, pada saat harga komoditi jatuh dipasaran, sementara harga pupuk di lapangan naik dua kali lipat, ini juga menyulitkan.” Tetapi kita akan serius menindaklanjuti permasalahan ini, karena Solok telah ditunjuk menjadi sentra komuditas Bawang dan Beras,” ujarnya.

Sebagai langkah cepat mengatasi persoalan pupuk ini,Wabup Solok menganjurkan agar semua kelompok tadi merevisi RDKK. Update RDKK ini penting untuk menyelaraskan antara kebutuhan  real di lapangan,” tegasnya.

Yulfadri serta merta mendesak Dinas Pertanian menyelesaikan secara internal penyaluran pupuk antara petani dan distributor.

[ Verizal Sarosa]


Wartawan : Verizal Sarosa
Editor :

Tag :#Yulfadri #Pupuk #Distribusi

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com