- Sabtu, 19 Juni 2021
PS Symphony Solok Runner Up Trofeo Di Pekan Baru

Pekan Baru (Minangsatu) - PS Symphony Solok--klub sepakbola up 40 (di atas 40 tahun)--berhasil menjadi runner up (peringkat dua) dalam laga trofeo (segi tiga) dengan PS Doskar (Dosen dan Karyawan) Universitas Islam Riau (UIR) dan PS PGRI Riau, yang digelar di Lapangan Sepakbola UIR, Jalan Karya Pekanbaru, Sabtu (19/6).
PS UIR menjadi kampiun trofeo ini, setelah bermain imbang (0-0) dengan PS PGRI dan mengalahkan PS Symphony-Solok dengan skor 2-1.
PS Symphony yang turun perdana melawan PS PGRI Riau berhasil membukukan kemenangan 1-0 melalui gol yang dibuat Taufik Effendi--TE.
Gol itu tercipta bermula dari umpan satu-dua, berawal dari bek kanan Jhona Joni. Gelandang elegan PS Symphony, Darwin, yang bertrio dengan Jhoni Pribudi dan Victor, berhasil melewati seorang pemain PS PGRI Riau, dan memberi umpan pada striker utama Eqriadi. Merasa tidak berada dalam posisi yang pas untuk melepaskan tendangan, Eqriadi memilih memberi umpan sodor kepada TE, dan berakhir dengan gol lewat sontekan yang melambung melewati kepala kiper PS PGRI Riau, Ivan.
Usai ketinggalan satu gol, PS PGRI berupaya membalas. Namun sejumlah serangan mereka selalu kandas di kaki barisan pertahanan PS Symphony--Imbrianto, Defrizal, Zulkarnedi dan Jhona Joni.
Gawang PS Symphony yang dikawal Taufik Irama, hingga peluit akhir berbunyi tak kebobolan. Taufik Irama sendiri beberapa kali berhasil menggagalkan tendangan lawan.
Sebenarnya PS Symphony bisa menggandakan kemenangan, menyusul tandukan striker andal Eqriadi yang membentur mistar gawang. Umpan silang Victor cukup sempurna, dan Eqriadi menanduknya dengan baik.
Pada pertandingan kedua, PS UIR melawan PS PGRI Riau berlangsung ketat. PS PGRI Riau yang dikomandoi Ketua PGRI Riau, Syafei, pada laga 35 menit kedua ini menurunkan sejumlah pemain muda lantaran sebagian pemain PS UIR juga masih belia.
Selama 1×35 menit pada laga kedua itu, kedua tim silih berganti melakukan serangan. Namun tak ada satupun gol tercipta, kendati sejumlah peluang berhasil mereka buat.
Laga terakhir, 1×35 menit ketiga, duet pelatih PS Symphony--Darwin dan Jhoni Pribudi--melakukan pergantian sejumlah pemain. "Kami ingin memberi kesempatan pada semua pemain untuk merasakan pertandingan. Apalagi materi pemain cukup merata," tutur Jhoni Pribudi kepada Minangsatu usai trofeo itu.
Alson Effendi dan Ardonis didapuk menjadi ujung tombak kembar, didukung empat gelandang--Hasan, Aciek Patieh, Reman dan Victor.
Sementara di barisan belakang, Imbrianto ditarik keluar, digantikan Desfi Garin. Sementara tiga palang pintu lainnya--Zulkarnedi, Defrizal dan Jhona Joni tetap dipertahankan buat mengawal gawang yang dijaga Khairul (menggantikan Taufik Irama).
PS UIR yang sebagian adalah pemain muda, memang memporak porandakan permainan PS Symphony. Ditambah faktor kelelahan sebagian pemain kunci, akhirnya gawang Khairul berhasil dibobol oleh Elzi pada menit ke 7.
Jala gawang Khairul kembali bergetar, hasil tendangan Randi (menit 25) yang luput dari kawalan di sektor tengah di dalam area pertahanan PS Symphony.
Melihat timnya kelimpungan, Coach Darwin melakukan pergantian pemain. Imbrianto dan Eqriadi kembali dimasukkan, menggantikan Alson Effendi dan Aciek Patieh.
Strategi itu cukup mangkus. Buktinya pada menit ke 29, Eqriadi berhasil menyontek bola umpan silang dari Victor.
Beberapa kali duet Eqriadi dan Victor membuat barisan pertahanan PS UIR kalangkabut. Namun, hingga akhir laga 1×35 ketiga, skor tak berubah, 1-2 untuk kekalahan PS Symphony.
Dengan hasil tersebut, maka PS UIR memuncaki trofeo dengan poin empat, disusul PS Symphony dengan poin tiga. Sementara PS PGRI terpaku pada posisi juru kunci dengan poin satu.
Atas hasil laga tesebut, Coach Darwin dan Coach Jhoni Pribudi merasa bangga karena tim yang diasuhnya sudah menunjukkan performa maksimal.
"Melawan PS UIR, kami agak kesulitan. Selain beberapa pemain sudah lelah, para pemain kami itu yang paling kecil itu berumur 45 tahun. Tapi, kita puas dengan hasil ini," ungkap Darwin kepada Minangsatu.
Sementara itu, Pembina PS Symphony, H Dede, kepada Minangsatu mengatakan, tujuan berdiri klub itu bukanlah untuk prestasi. Tapi untuk berolahraga sambil bersilaturahmi.
"Dengan terus main bola ini, kebugaran terjaga, silaturahmi terjalin," ujar mantan wasit senior di Kota Solok ini.*
Editor : Benk123
Tag :#solok
Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News
Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com
-
RATUSAN PESERTA SERBU KEBUN TEH SOLOK! TEA RUN & WALK 2025 SUGUHKAN JALUR EKSTREM DAN DOORPRIZE SEPEDA
-
MAJU SEBAGAI KETUA KONI, ARIA TIAWARDANA INGIN MENGEMBALIKAN KEJAYAAN OLAHRAGA KABUPATEN SOLOK
-
NOPI AMANDA: KITA BUTUH ORANG YANG BERAKSI NYATA UNTUK SEPAKBOLA SUMBAR
-
WABUP JON FIRMAN PANDU APRESIASI KEBERHASILAN ATLET TAEKWONDO KABUPATEN SOLOK DI AJANG IITSC
-
CAR FREE DAY! BUPATI KHAIRUNAS KEMBALI HADIR KETENGAH-TENGAH MASYARAKAT
-
GARUDA MUDA, DARI SEMIFINAL BERSEJARAH KE KUALIFIKASI YANG MEMBEKAS LUKA, BUKTI INKONSISTENSI PSSI
-
HMI DAN REPUTASI GLOBAL PERGURUAN TINGGI
-
BERMULA DARI KIAS “KUSUIK SALASAI KARUAH JANIAH” HINGGA BEBERAPA BENTUK TURUNANNYA
-
MELUNCURKAN BUKU ATAU MENUNGGANGI KARYA?
-
MENGENANG BUNG HATTA SANG PROKLAMATOR, PADA PERINGATAN 80 TAHUN INDONESIA MERDEKA