HOME SOSIAL BUDAYA KABUPATEN SOLOK SELATAN
- Kamis, 16 Desember 2021
PEMKAB SOLOK SELATAN TINDAKLANJUTI KEBIJAKAN MUATAN LOKAL

Solok Selatan (Minangsatu) - Pemerintah Daerah Kabupaten Solok Selatan Provinsi Sumatera Barat menyelenggarakan diskusi terpumpun (focus group discussion) tentang materi pembelajaran muatan local Budaya Minangkabau pada jenjang pendidikan dasar di Kabupaten Solok Selatan, pada 15-16 Desember 2021, bertempat di Hotel Pesona Alam Sangir, Padang Aro.
Diskusi Terpumpun itu diselenggarakan selama dua hari, dengan peserta sebanyak 15 orang per hari. Peserta terdiri atas LKAAM, Ketua KAN, ninik mamak, alim ulama, dan cadiak pandai.
Sebagaimana disampaikan oleh Rina Indriani, S.Pd., M.Pd., Kepala Bidang Pendidikan Dasar sebagai ketua panitia pelaksana, pemisahan kegiatan menjadi dua hari adalah untuk menampung dua langgam budaya local yang berbeda di Kabupaten Solok Selatan, yakni langgam “Surambi Sungai Pagu” dan Langgam “Rantau 12 Koto”.
Kegiatan tersebut dibuka secara resmi oleh Plt. Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten Solok Selatan, Irwandi Osmaidi, SE.
Dalam sambutannya, Irwandi Osmaidi, SE menyatakan bahwa implementasi pembelajaran muatan lokal Budaya Alam Minangkabau pada jenjang pendidikan dasar adalah Program Unggulan Bupati dan Wakil Bupari Solok Selatan: H. Khairunas, SIP, M.Si., dan Ir. H. Yulian Epi, MM.
Progul itu menurut Plt Kepala Dinas, didasari oleh kesadaran tentang sudah melemahnya mental dan karakter anak-anak kita, lemahnya pengetahuan adat istiadat, tatakrama, perilaku seseorang laki-laki atau perempuan khususnya anak didik dalam pergaulan di Minangkabau.
Di samping itu, sambungnya, anak didik mesti tahu tentang budaya local sarantau dan sasurambi. Maka, kesuksesan pendidikan muatan local ini tidak hanya tanggung jawab pemerintah tetapi juga seluruh elemen masyarakat, terutama unsur tungku tigo sajarangan dan tali tigo sapilin.
Bertindak sebagai narasumber utama adalah Dr. Hasanuddin, M. Si., Datuk Tan Patih. Mantan Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas periode 2017-2021 yang juga dipercaya sebagai Ketua Perkumpulan Sarjana Budaya Bahasa Sastra Minangkabau (PSBBSM) itu menjelaskan rasional mengapa pendidikan muatan local itu sangat penting dan mendesak untuk dilaksanakan di Sumatera Barat saat ini.
Menurutnya, adalah factual bahwa NKRI didirikan di atas kebinekaan. Kebinekaan mendasari semangat persatuan sehingga hanya dalam waktu 37 tahun sejak kebangkitan nasional itu mampu memproklamirkan kemerdekaan (1908-1945).
Oleh sebab itu, Negara berkomitmen mengakui dan menghormati kesatuan kesatuan masyarakat hukum adat serta hak-hak tradisonalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-undang (UUD 1945 Pasal 18/ pasal 18B UUD 1945-Amandemen (ayat 2).
Lebih jauh, Dosen Program Studi Bahasa dan Sastra Minangkabau FIB Unand itu menjelaskan bahwa muatan local wajib masuk ke dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah, sesuai dengan UU 20 Tahun 2013 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Sebagai turunannya adalah Perdaprov 2 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Pendidikan. Jadi, implementasi pembelajaran muatan local Budaya Minangkabau telah memiliki dasar hukum yang kuat.
Di samping itu, secara kultural, muatan local menjadi wajib karena diperlukan untuk mencegah penurunan makin tajam kualitas orang Minangkabau di pentas nasional dan internasional seperti ditunjukkan oleh para pendahulunya. Telah terjadi banyak distorsi dan penurunan etos dan etis di tengah masyarakat.
Demikian pula kondisi vitalitas Bahasa Minangkabau yang menurut UNESCO berada pada posisi “sangat terancam”.
Semua itu disebabkan karena budaya Minangkabau yang kaya nilai itu beserta bahasa yang menjadi media menyimpan dan penyampainya tidak diajarkan di jenjang pendidikan sekolah.
Mengapa sekolah? Karena institusi pendidikan di luar itu sudah nyaris tidak ada dan sekolah formal nyaris telah merampas waktu anak didik secara dominan.
Oleh sebab itu, jelas Hasanuddin, pendidikan muatan local mesti diorientasikan kepada penguatan kompetensi, yang meliputi domain pengetahuan (tentang budaya Minangkabau), domain keterampilan (khusunya keterampilan berbahasa Minangkabau lisan, tulisan, dan kiasan), dan domain sikap (pendidikan karakter).
Dengan pengembangan ketiga domain itulah pendidikan muatan local bisa diandalkan untuk kembali memvitalkan kembali ruh Budaya Minangkabau dalam jiwa anak-anak Minangkabau untuk mampu eksis dan adaptif dalam arus perubahan peradaban yang dahsyat.
Namun, nomenklatur yang tepat untuk mata pelajaran ini adalah Bahasa dan Sastra Minangkabau. Hal itu disebabkan nomenklatur itulah yang ada di Dapodik dan program studi yang mencetak sarjananya untuk menjadi guru juga telah lama ada di UNAND.*
Editor : Benk123
Tag :#solok selatan
Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News
Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com
-
BUPATI KHAIRUNAS TINJAU WAHANA HOT WATER BOOM, INSTRUKSIKAN PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA
-
IKUTI MUSYAWARAH NASIONAL APKASI DI MANADO, BUPATI KHAIRUNAS SUARAKAN ASPIRASI MASYARAKAT SOLOK SELATAN
-
PEMKAB SOLOK SELATAN DUKUNG PENUH PROGRAM PENDAFTARAN TANAH ULAYAT OLEH KEMENTERIAN ATR/BPN
-
GELAR SYUKURAN, BUPATI DAN WAKIL BUPATI SOLOK SELATAN BERBUKA BERSAMA MASYARAKAT
-
NY. ERNIATI KHAIRUNAS RESMI DILANTIK, KOMITMEN JALANKAN PROGRAM PKK DAN BERDAYAKAN PEREMPUAN DI KABUPATEN SOLOK SELATAN
-
SUMATERA BARAT RAIH PENGHARGAAN DI FESTIVAL HOMESTAY NUSANTARA 2025, GUBERNUR MAHYELDI DIGANJAR IHSA AWARD
-
FARIANDA, PEMIMPIN MUDA PERS SUMUT YANG TEGASKAN ETIKA: CIPTAKAN SUASANA NYAMAN BAGI POLDA SUMUT
-
OPTIMALISASI PEMELIHARAAN ALAT KESEHATAN UNTUK TINGKATKAN KUALITAS LAYANAN RUMAH SAKIT
-
MERAJUT SILATURAHMI DAN GAYA HIDUP SEHAT: TURNAMEN BANK NAGARI HUT KE-63 MENGINSPIRASI SEMANGAT KERJA
-
NGALAU BUNIAN DI LINTAU BUO UTARA: MISTERI GUA YANG MENGUNDANG MITOS,DUNIA GHAIB DAN KEPERCAYAAN TERHADAP MAKHLUK HALUS ATAU ROH