HOME PENDIDIKAN RANTAU

  • Jumat, 13 Agustus 2021

Ngopi Coi BNPT-FKPT : Posting Informasi Yang Bermanfaat

Ngobrol Pintar Cara Orang Indonesia Ngopi Coi, digelar FKPT Kalteng bersama BNPT, Jumat (13/8/2021), di Palangkaraya secara virtual.
Ngobrol Pintar Cara Orang Indonesia Ngopi Coi, digelar FKPT Kalteng bersama BNPT, Jumat (13/8/2021), di Palangkaraya secara virtual.

Palangka Raya (Minangsatu) - Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) bekerjasama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggelar ngobol pintar cara orang Indonesia (Ngopi Coi). Kegiatan berlangsung secara online dan offline dipandu artis dan akademisi, Annisa Putri Ayudia,  Jumat (13/8/2021) di Palangka Raya.

Kegiatan menghadirkan dua orang narasumber Kasubdit Kerjasama Asia Pasifik, dan Afrika BNPT, Letkol Harianto S.Pd, M.Pd, serta Ketua PWI yang juga Ketua Bidang Media Massa, Humas, dan Hukum FKPT Provinsi Kalimantan Tengah, M Harris Sadikin.

Obrolan santai mengambil tema "saring sebelum posting". Kasubdit Kerjasama Asia Pasifik, dan Afrika BNPT, Letkol Harianto menjelaskan, paham radikalisme dengan mudahnya ditemukan di media sosial. Tentunya dibutuhkan ilmu yang cukup, agar masyarakat bisa membentengi diri, sehingga terhindar dari masuknya paham radikalisme.

“Media sosial sarana yang paling banyak digunakan untuk menebar paham radikalisme. Dibutuhkan ilmu yang memadai, sebelum kita menafsirkan sebuah informasi. Jangan buru-buru memposting informasi, sebelum disaring dengan benar,” ungkap Harianto. Ia meminta, masyarakat tidak buru-buru dalam memposting sebuah informasi. Pikirkan dengan matang asas kemanfaatannya, sehingga informasi yang diposting mempunyai nilai positif. Masyarakat perlu bijak dalam bermedia sosial, agar tidak dimanfaatkan sebagai perpanjangan tangah dalam penyebaran paham radikalisme.

Dalam mendapatkan informasi di media sosial, jelas Harianto, dibutuhkan ilmu. Jangan mudah percaya terhadap paham-paham yang disebarkan. Dengan ilmu masyarakat bisa memilah mana informasi yang mempunyai asas kemanfaatan. “Kita harus ingat, media sosial dengan mudah bisa diakses semua orang. Tidak heran, banyak oknum memanfaatkannya untuk menyebarkan paham radikalisme. Ketika orang mudah terpengaruh, dan langsung memposting tanpa menyaring, tentu sangat berbahaya,” tegas Harianto.

Sementara, Ketua PWI Provinsi Kalimantan Tengah, M. Harris Sadikin, meminta masyarakat lebih jeli ketika mendapatkan informasi. Ada baiknya setiap informasi dipastikan kebenarannya. Membiasakan diri untuk mengkonfirmasi ulang informasi yang didapatkan, jelas Harris, menjadi sebuah langkah penting. Hal itu bisa dimulai dari diri sendiri.

“Biarkan diri kita menjadi tempat persinggahan terakhir informasi yang tidak mempunyai kemanfaatan. Tetapi ketika informasi itu dirasakan bermanfaat, tidak ada salahnya kita berbagi,” tegas Harris. Diri sendiri, jelasnya, menjadi benteng terakhir untuk menghindari keluarga, atau lingkungan terdekat dari paparan radikalisme.

Ketua FKPT Kalteng, DR Khairil Anwar, mengungkapkan kebiasaan masyarakat bermedia sosial hendaknya diimbangi dengan wawasan dan ilmu. Hal itu berguna untuk lebih mengkaji kembali informasi yang didapatkan, apakah bermanfaat atau tidak. Jika dirasakan tidak mendatangkan manfaat, sebaiknya tidak perlu diposting atau disebarluaskan.

Ketua Majelis Ulama Indonesia Provinsi Kalteng itu mengingatkan, bahaya bermedia sosial tanpa memiliki wawasan dan ilmu. Karena akan rentan terpapar paham radikalisme yang mengancam keutuhan bangsa. Pengetahuan, dan wawasan menjadi benteng dalam menyaring setiap informasi yang didapatkan. "Kita harus mewaspadai setiap informasi yang disebarkan. Bisa jadi informasi tersebut, justru menjerumuskan kita dalam gerakan radikalisme," tegas Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palangka Raya itu.


Wartawan : Rilis/Fkpt-Kalteng
Editor : ranof

Tag :#Ngopi Coi#Fkpt Kalteng#Bnpt#Saring#Posting#Informasi#Radikalisme#Terorisme#Sumbar#

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com