HOME OLAHRAGA PROVINSI SUMATERA BARAT

  • Senin, 16 Juli 2018

Kesebelasan Perancis Juara Dunia 2018, Sang Pelatih Juga Catat Rekor

Piala Dunia 2018 menjadi milik Perancis
Piala Dunia 2018 menjadi milik Perancis

Padang (Minangsatu) - Hasil pertandingan final 4 - 2 mengantarkan Perancis kembali menjadi juara dunia sepakbola. Setelah menjadi juara dunia pertama kali 1998.

Namun Perancis terpuruk pada piala dunia 4 tahun berikutnya (2002). Barulah kembali bangkit di tahun 2006, les blues (pasukan biru) ini berhasil kembali menapak partai final dengan pemain bintangnya Zinedine Zidane dan Thiery Henry. 

 Partai final 2006 itu mereka dikalahkan oleh Italia. Final piala dunia ini terkenal dengan kasus Zidane yang menanduk dada pemain belakang Italia, Materrazi. Italia akhirnya menjadi juara dunia 2006 setelah menang 5-3 dalam adu pinalti dengan Perancis.

Final piala dunia kali ini, 2018, menjadi perjalanan aneh bagi Perancis hingga sampai ke final. Betapa tidak, tim besutan Didier Deschamps ini tidak pernah mulus dalam setiap pertandingan. Selalu kalah dalam penguasaan bola dan lapangan tengah, tetapi skuad ayam jago tetap mengantongi kemenangan diakhir pertandingan.

Di semifinal, Perancis hanya menang 1-0 melawan Belgia. Gol dicetak Samuel Umtiti, pemain asal club Barcelona.

Di babak 8 besar, Perancis mengalahkan Uruguay dengan 2-0. Sebelumnya di babak 16 besar mereka sukses memulangkan tim Tango Argentina yang dikapteni oleh pemain terbaik dunia Leonel Messi. Argentina dikalahkan Perancis dengan skor 3-4.

Sementara di babak penyisihan grup Perancis keluar sebagai juara grup. Di grup C ini terdapat kesebelasan Australia, Peru dan Denmark. 

Perjalanan Perancis hingga menjadi juara dunia dengan mengalahkan Croasia (si kuda hitam) di babak final, Minggu malam (15/7/2018) dengan 4 - 2, menunjukkan adanya pematangan kerjasama antar lini yang makin baik di setiap tahapan piala dunia.

Setelah babak penyisihan grup, Kylian Mbappe, Paul, Antoine Griezmann, dan kawan-kawan, memperlihatkan grafik makin baik. Mereka tidak banyak menguasai bola, tetapi serangan sekali-sekali terlihat efektif.

Barulah di final, Perancis memperlihatkan sebagai tim yang makin tangguh dengan mencetak 4 gol ke gawang Croasia yang dijaga Danijel Subasic. Kiper ini sempat digadang-gadang sebagai penjaga gawang terbaik dunia. 

Bagi Croasia, meski kalah di babak final dari Perancis 2 - 4, namun keberhasilan menapak partai puncak ini sudah merupakan prestasi tertinggi, negara berpenduduk 4,2 juta orang itu.

Kesebelasan dengan julukan Vatreni ini baru lolos putaran piala dunia tahun 1998 dan langsung menduduki peringkat ketiga. Namun dalam piala dunia berikutnya, selalu berakhir di babak pertama (penyisihan grup).

Dari negara ini pernah muncul nama pemain yang mendunia, seperti  Davor Suker, Igor Tudor dan Ivan Rakitic, Moric. 

Penggemar sepakbola sempat menaruh harapan pada Croasia yang akan membuat kejutan untuk mengalahkan Perancis pada partai pamungkas di stadion Luzhniki Moskow, Rusia.

Croasia dengan kapten Luka Modric ini dinilai tampil meyakinkan dalam setiap pertandingan. Tidak lupa selalu didukung sang presiden cantik Kolinda Grabar-Kitorovic dari tribun utama.

Di penyisihan grup, Mario Mandzukic dan kawan-kawan menggilas Nigeria 2 - 0, Argentina 3 - 0, menjadi juara grup. Di babak 16 besar, dalam babak knock out mereka menghentikan perjalanan tim dinamit Denmark 3 - 2.

Tim asuhan Zlatko Dalic ini membuat kejutan lagi dengan membuyarkan harapan tuan rumah Rusia, di babak 8 besar dengan skor 4 - 3 dan di semifinal menumbangkan negara sepakbola tertua Inggris dengan 2 - 0.

Tak heran banyak yang menjagokan Croasia untuk merebut piala dunia pertama kali. Namun hasilnya Croasia tertinggal 1 - 2 di babak pertama dari Perancis dan 2 - 4 hingga 90 menit pertandingan usai.

Perancis memboyong piala dunia kedua kalinya (1998, 2018).

Akan tetapi pengamat sepakbola menilai kekalahan Croasia dari Perancis 2 - 4, dalam partai final piala dunia di stadion Luzhniki, Moskow, Rusia, sudah menjadi rekor tertinggi Croasia dalam sepakbola dunia. Mereka pernah juara 3 dan sekarang makin menjadi juara 2 (finalis).

Rekor baru tidak hanya dicatat oleh Perancis menjadi juara dunia kedua kalinya, tapi juga bagi pelatih Didier Claude Deschamps (50 tahun). Deschamps menjadi pemain ketika Perancis menjadi juara dunia 1998 dan sukses pula sebagai pelatih piala dunia 2018. 

Rekor sukses sebagai pemain dan pelatih yang menjadi juara dunia ini sebelumnya dicatat oleh pemain Brazil, Zagallo, kemudian dari Jerman Franz Beckenbauer. 

(Batuah)


Wartawan : Batuah
Editor :

Tag :#PelatihDanPemainPerancis_CatatRekor#

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com