HOME PARIWISATA KABUPATEN AGAM

  • Senin, 18 Juli 2022

Kenduri Swarna Bumi,Sutan Riska Lepas Ekspedisi Sungai Batang Hari

Kegiatan Ekspedisi Sungai Batanghari, saat dilepas Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan
Kegiatan Ekspedisi Sungai Batanghari, saat dilepas Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan

Dharmasraya (Minangsatu) – Ekspedisi Sungai Batanghari dalam rangka kenduri Swarna Bumi dilaksanakan Direktorat Jendral Kebudayaan Kemenristekdikti, dibuka secara resmi oleh Bupati Dharmasraya, Sutan Riska Tuanku Kerajaan, diawali dari Jembatan Sungai Dareh, Kecamatan Pulau Punjung, Kabupaten Dharmasraya, Provinsi Sumatera Barat, Selasa (12/7/22) lalu. 

Kagiatan dihadiri pejabat tinggi Kemenristekdikti, meliputi Direktur Perlindungan Kebudayaan, Irini Dewi Wanti, Direktur Perfilman Musik dan Media Baru, Ahmad Mahendra, dan Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan, Yudi Wahyudi. 

Selain itu juga tampak hadir Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat, Syaifullah, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jambi, Arif Budiman, Kepala BPCB Provinsi Sumatera Barat, Teguh Hidayat, Kepala BPCB Provinsi Jambi, Agus Widyanmoko, Forkopimda Dharmasraya, Sekda H. Adlisman, S. Sos, M. Si., para Asisten serta kepala SKPD lainnya.

Saat itu, Sutan Riska, menyampaikan apresiasi kepada Direktur dari Direktorat Jenderal Kebudayaan beserta rombongan, telah berkenan melaksanakan kegiatan di Kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Sawahlunto Sijunjung sesuai dengan UU Nomor 38 tahun 2003. 

Kabupaten memiliki berpenduduk sekitar 228.591 jiwa, berbagai etnis, mulai dari Minang, Jawa, Sunda, Batak dan melayu, tentu memiliki beragam corak budaya. Dengan memiliki berbagai budaya tersebut, penduduk Kabupaten Dharmasraya hidup rukun dan damai. Sehingga saling memberi dan menerima antara satu dengan yang lainnya. 

“Secara geografis Kabupaten Dharmasraya dibelah oleh sungai terpanjang di Pulau Sumatera. Merupakan urat nadi perekonomian, dari masa silam hingga saat sekarang. Bahkan Sungai Batanghari, menjadi transportasi utama pada peradapan lama, dan sekarang sudah menjadi jadi sumber penggais ekonomi masyarakat." Terang Sutan Riska. 

Pada peradapan lama, di hilir Sungai Batanghari pernah berdiri Kerajaan Melayu Dharmasraya, memiliki kekuasaan sampai ke wilayah Asia Tenggara. Dan memiliki kaitan erat dengan sejarah besar nusantara. Buktinya, peninggalan sejarah Kerajaan Dharmasraya dapat dibuktikan adanya Candi Padang Roco, Candi Pulau Sawah, dan Candi Awang Maombiak, serta Situs Rambahan Bukik Berhala. 

Dengan adanya UU Nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya dan UU nomor 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan memberikan payug hukum bagi kita dalam upaya menjaga dan melestarikan warisan kebudayaan daerah. Maka dari itu, Pemerintah Kabupaten Dharmasraya berkomitmen untuk melestarikan kebudayaan, peninggalan sejarah tersebut. 

" Sebagai Kepala Daerah, tentu mendukung penuh kegiatan ekspedisi Sungai Batanghari gagasan dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan, dengan tema  “Menyusuri Sungai Merekat Ketersambungan Warisan Budaya Indonesia” sekaligus rangkaian kegiatan Kenduri Swarnabhumi tahun 2022,” sebut Sutan Riska. 

Kegiatan diikuti 50 orang peserta, melibatkan mahasiswa, peneliti, dan komunitas tersebut, langsung menyusuri Sungai Batanghari untuk pendataan, inventarisasi, pemetaan ekosistem. Serta pemantauan dan evaluasi perlindungan cagar budaya dan objek pemajuan kebudayaan. 

Dakam ekspedisi dapat hendaknya menambahbwawasan bagi masyatakat, terutama generasi muda. Pasalnya, transferan pengetahuan perlu diserap dengan baik, sehingga rumusan kebijakan dalam pelestarian warisan budaya termaktub dalam pikiran anak muda sebagai generasi penerus. 

Sutan Riska juga berharap kepada peserta agar melakukan proses ekskavasi (penggalian yang dilakukan di tempat yang mengandung benda purbakala) secara langsung. Dilanjutkan dengan memberikan ruang diskusi kepada masyarakat nagari atau desa disinggahi.

“Berberapa peninggalan masa lalu berada di sehiliran Sungai Batanghari sudah ditetapkan sebagai cagar budaya. Mohon kiranya Direktur Pelindungan Kebudayaan berkenan untuk memproses dan mempertimbangkan cagar budaya tersebut untuk dijadikan Cagar Budaya Nasional." Punya Sutan Riska. 

Kegiatan Ekspedisi Sungai Batanghari dilaksanakan ini, setidaknya memberi kontribusi positif terhadap pelestarian warisan kebudayaan di Kabupaten Dharmasraya.

Sementara itu, Direktur Perfilman Musik dan Media, Ditjen Kebudayaan, Ahmad Mahendra mengatakan, Kenduri Swarnabhumi, Kemendikbudristek bersama masyarakat dan pemerintah daerah berupaya untuk menggerakkan kesadaran harmoni sungai dan peradaban semakin penting untuk dirawat dengan kearifan berbasis budaya.

Ia juga menambahkan, bahwa Ekspedisi Sungai Batanghari akan berlangsung selama 11 hari, di mulai dari tanggal 11 Juli 2022. Para Peserta dilepas langsung oleh Direktur Ahmad Mahendra bersama Bupati Dharmasraya.

Selama Ekspedisi Sungai Batanghari, akan diisi dengan berbagai kegiatan, mulai dari praktek ekskavasi, penampilan ekspresi budaya oleh masyarakat disinggahi, dan diskusi budaya. Adapun hasil ekspedisi, akan menjadi topik pembahasan Seminar Nasional pada 21 Juli 2022 mendatang dengan mengangkat tema “Batanghari: Dulu, Kini, dan Nanti” yang juga menjadi bagian kegiatan Kenduri Swarnabhumi.

Direktur Pelindungan Kebudayaan, Ditjen Kebudayaan, Kemendikbudristek, Irini Dewi Wanti menerangkan, Ekspedisi Sungai Batanghari merupakan salah satu upaya pelibatan dan transfer pengetahuan kepada generasi muda untuk melihat lebih jauh potensi berbagai peninggalan objek cagar budaya. 

Tentunya, diawaki dari pendataan, inventarisasi, pemetaan ekosistem, serta pemantauan dan evaluasi perlindungan cagar budaya sebagai objek pemajuan kebudayaan.  

“Kita harus memandang lingkungan tempat keberadaan warisan budaya beserta masyarakat pendukungnya sebagai satu kesatuan ekosistem yang hidup dan saling mempengaruhi serta memberi dampak manfaat untuk jangka panjang,” jelasnya.

Kenduri Swarnabhumi merupakan rangkaian kegiatan yang bertujuan menghubungkan kembali masyarakat dengan peradaban sungai, dalam kegiatan ini, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemendikbudristek bekerja sama dengan berbagai pemerintah daerah Kabupaten Dharmasraya, Provinsi Sumatera Barat; Kabupaten Bungo, Kabupaten Kerinci, dan Kota Sungai Penuh, pungkasnya.


Wartawan : Syaiful Hanif
Editor : boing

Tag :#Ekspedisi #SungaiBatangHari # Dharmasraya #minangsatu

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com