HOME SOSIAL BUDAYA PROVINSI SUMATERA BARAT

  • Selasa, 7 Desember 2021

Gubernur Mahyeldi Minta Penanganan Stunting Menjadi Perhatian Semua Pihak

Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi membuka Diseminasi/Seminar Hasil Pendataan Keluarga Tingkat Sumbar tahun 2021 di Padang, Selasa (7/12/2021).
Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi membuka Diseminasi/Seminar Hasil Pendataan Keluarga Tingkat Sumbar tahun 2021 di Padang, Selasa (7/12/2021).

Padang (Minangsatu) - Program Keluarga Berencana (KB) adalah program yang pro rakyat, dimana masyarakat membutuhkan KB. Maka disitu harus ada pelayanan KB, sekalipun itu daerah terpencil dan perbatasan.

Hal ini disampaikan oleh Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah saat membuka Diseminasi/Seminar Hasil Pendataan Keluarga Tingkat Provinsi Sumbar tahun 2021 di Padang, Selasa (7/12/2021).

Pelayanan KB hendaknya diberikan kepada keluarga-keluarga tidak mampu/miskin, karena keluarga miskin cenderung punya anak yang banyak. Jika mereka bisa diikutsertakan untuk ber KB, maka dapat membantu mereka keluar dari lingkaran kemiskinan. Jika keluarga mereka mempunyai anak yang sedikit, tentu akan mudah mewujudkan manusia Indonesia yang berkualitas.

"Program Kampung KB sebagai Ikon dari BKKBN harus benar-benar bermanfaat bagi masyarakat yang tinggal di Kampung KB tersebut," kata Mahyeldi.

Selanjutnya Gubernur Mahyeldi minta penanganan stunting menjadi perhatian dari semua pihak, karena ini menjadi kebijakan strategis nasional. "Stunting adalah gangguan perkembangan anak yang disebabkan oleh kekurangan gizi pada 1.000 hari pertama kehidupan yang berlangsung lama," ucap Mahyeldi.

Stunting menyebabkan perkembangan otak serta tumbuh kembang terhambat. Anak yang menderita stunting umumnya bertubuh lebih pendek dari anak pada umumnya. Stunting sendiri akan menyebabkan beragam dampak buruk untuk anak baik dalam jangka pendek maupun panjang.

Menurut Mahyeldi, pendataan keluarga tahun 2021 di Sumatera Barat telah berhasil mencatat sebanyak 1.201.691 KK dari target sebesar 1.210.270 KK, atau sebesar 99,30 persen total capaian yang mampu mengukur berbagai indikator, di antaranya adalah indikator kependudukan, indikator Keluarga Berencana dan indikator pembangunan keluarga, termasuk indikator stunting. 

"Ada tiga kelompok yang harus menjadi sasaran program pencegahan stunting. Pertama kelompok remaja, ibu hamil dan anak di bawah usia 2 tahun atau usia 1.000 hari. Ketiga ini harus menjadi perhatian kita bersama," ungkapnya.

Kalau remaja, edukasi supaya mereka memahami tentang kesehatan fisik dan reproduksi sebagai bekal untuk berkeluarga. Lalu ibu hamil, pastikan dapat pasokan gizi yang cukup sehingga sehat. Kalau ekonominya susah, arahkan ikut program KB.

"Kesehatan ibu hamil sangat berpengaruh kepada janinnya. BKKBN mengajak keluarga untuk menjaga jarak kelahiran minimal tiga tahun antar satu anak dengan anak berikutnya. Dan agar para ibu memperhatikan 1000 Hari Pertama Kehidupan," ungkap Mahyeldi.

Di sisi lain BKKBN ditetapkan menjadi penanggungjawab utama dalam stunting. Salah satu penyebab stunting adalah jarak kelahiran.

Mahyeldi berharap walaupun dalam situasi pandemi Covid-19, fungsi keluarga tetap terlaksana dalam kehidupan keluarga. "Kita juga mengkhawatirkan terjadinya peningkatan kasus stunting di masa Covid-19. Pasalnya, daya beli masyarakat menurun. Untuk itu mari kita bersama-sama menjaga kesehatan dan terhidar dari Covid-19 dan lakukan segera vaksinasi," tutupnya.


Wartawan : Rilis/Adpim-Sbr
Editor : ranof

Tag :#Kemiskinan#Stunting#Pendataan keluarga#Diseminasi#Sumbar#

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com