HOME KESEHATAN PROVINSI SUMATERA BARAT

  • Selasa, 25 Februari 2020

Edukasi Untuk Lansia; Waspadai Hiperkolesterolemia, Pahami Pengolahan Makanan

Penyuluhan gizi untuk lansia
Penyuluhan gizi untuk lansia

Solok (Minangsatu) - Hiperkolesterolemia atau kolesterol tinggi adalah kondisi dimana tingkat kolesterol dalam darah yang melampaui kadar normal (lebih dari 200 mg/dl).

"Kondisi ini bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan faktor resiko bagi penyakit lain terutama penyakit jantung dan pembuluh darah. Bila tidak ditangani, kolesterol dapat menumpuk serta mempersempit pembuluh darah. Akibatnya, penderita berisiko terserang penyakit jantung koroner," ujar dr. Ali Mudiarnis, Sp. PD – K. Ger, spesialis Geriatri Rumah Sakit Umum Daerah Mohammad Natsir (RSMN), saat memberikan edukasi buat para lanjut usia (lansia) di ruang tunggu Poliklinik Geriatri RSMN, Selasa (25/2).

Dikatakan para lansia merupakan bagian dari proses kehidupan yang tidak dapat dihindari dan akan dialami oleh setiap manusia. Pada tahap ini manusia mengalami banyak perubahan baik secara fisik maupun mental, dimana terjadi kemunduran dalam berbagai fungsi dan kemampuan yang pernah dimilikinya. Lanjut Usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas.

Untuk meminimalisir hiperkolesterolemia ini, mahasiswa gizi Poltekkes Kemenkes Padang, Stefani Rusmawanti dan Tasya Salsabila, yang ikut memberikan edukasi buat para lansia atas koordinasi Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS), menganjurkan cara pengolahan makanan yang benar untuk penderita hiperkolesterolemia.

"Gunakan minyak kedelai, minyak kacang tanah, atau minyak jagung dalam jumlah yang tidak berlebihan. Penggunaan daging tidak berlemak, paling banyak 50 gr tiap kali makan, makanlah ikan sebagai pengganti daging. Batasi pengguanaan kuning telur maksimum 2 kali per minggu. Makan banyak sayuran dan buah-buahan," ujar Stefani.

Dilanjutkan, sebagian dari sayur sebaiknya dimakan mentah atau sebagai lalapan yang sudah dicuci bersih. Memasak dengan merebus, mengukus, mengungkep, menumis dengan sedikit minyak. 

Sementara itu, Tasya Salsabila menguraikan Teknik Pengolahan Untuk Penderita Hiperkolesterolemia menggunakan sedikit minyak, kira-kira 3 gr atau 1/2 sdt. 

Mengungkep : memasak bahan makanan dengan cairan sedikit dalam panci penggorengan yang tertutup rapat.

Mengetim : memasak dengan panas air menggunakan dua tempat. Bahan makanan yang akan diolah diletakkan pada mangkuk tahan panas atau panci kecil lalu diletakkan di panci besar yang berisi air perebus.

Mengukus : memasak memasak makanan dengan uap air sehingga makanan tidak kontak langsung dengan air.

Merebus : memanaskankan bahan makanan dengan cairan hingga mendidih

"Untuk karbohidrat dianjurkan beras merah, roti gandum, havermout, makaroni, jagung, kentang, ubi dan talas, sereal. Agar dibatasi kue-kue, cake, biskuit, pastries, gula," ungkap Tasya.

Disebutkan, untuk sumber protein hewani, dianjurkan ayam/bebek tanpa kulit, ikan segar, susu non fat. Tapi batasi kosumsi daging tanpa lemak, udang, dan kuning telur. Dan hindari daging berlemak, otak, sosis, jeroan. 

Untuk protein nabati, dianjurkan tempe, tahu, oncom dan kacang-kacangan. Dan semua sayuran dan buah-buahan boleh dikosumsi.

"Lemak dianjurkan yang mengandung lemak tak jenuh dalam jumlah sesuai kebutuhan. Seperti minyak yang berasal dari tumbuhan, misalnya minyak kacang tanah, minyak kelapa, minyak jagung, minyak kedelai, minyak wijen, dan minyak biji bunga matahari," tukuknya.

Makanan yang ditumis lebih dianjurkan dibandingkan yang digoreng. Dan hindari makanan yang mengandung lemak jenuh, yaitu minyak yang berasal dari hewan seperti lemak sapi, babi, kambing, susu full cream, keju dan mentega.


Wartawan : te
Editor : sc.astra

Tag :#rsmn #penyuluhangizi #hiperkolesterolemia

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com