Disdikbud Pasaman Gelar Bimtek Bundokanduang Dalam Mendidik Generasi Milenial

Lubuk Sikaping (Minangsatu) - Bundokanduang di dalam kaum ialah mandeh sako,  peranannya penting dalam mendidik generasi millineal. Namun Bundo penting pula diberi bimbingan teknik mendidik generasi millineal itu. Hal ini menjadi latar penting pelaksanaan "Bimtek Bundokanduang Pasaman,  di Wisma Murni Lubuk Sikaping,  29-30 April 2019 yang dilaksanakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pasaman. Bimtek dibuka secara resmi oleh Kadisdikbud Asadi, Senin siang (29/4).

Mengusung tema "peningkatan implementasi ABS-SBK menopang peningkatan pendidikan karakter mewujudkan masyarakat sejahtera yang agamis dan berbudaya", bimtek ini menyajikan sejumlah narasumber kompeten. Di antara materi yang disajikan dan narasumbernya adalah (1) pembelajaran sejarah dan penguatan nilai ABS-SBK oleh Januardi,  (2) restorasi upacara adat oleh Getri, (3) status perempuan dalam adat Minangkabau oleh YY Dt. Rj. 
Bagindo, (4) kebijakan Bundokanduang Pasaman dan generasi millinal oleh Silvia Triza, (5) bundokanduang sumarak alam oleh M. Alihanafiah, (6) urang nan ampek jinih oleh A. Dt. Basa,  (7) kebijakan pemajuan kebudayaan oleh A. Bukhari, dan (8) strategi revitalisasi tradisi sebagai objek pemajuan kebudayaan oleh Asari.

Salah seorang narasumber, YY Dt rajo Bagindo, kepada Minangsatu, Senin (29/4), mengatakan peran Bundokanduang dalam mendidik generasi milenial amatlah strategis. Karena itu, Bundokanduang harus mengetahui karakter para milenial itu. Ada empat tipe karakter kaum milenial (rang mudo), yakni:  (1) rang mudo pasurau,  (2) rang mudo langkisau,  (3) rang mudo perisau,  dan (4) rang mudo pangusau.

"Yang ingin dibentuk Bundo ialah rang mudo pasurau,  tahu jo agamo dan jo adat serta canggih penguasaan informasi dan teknologi berbasis android,  HP nya untuk penguatan pengetahuannya," tegas YY dt Rajo Bagindo. 

Dikatakan, Bundo yang dapat mendidik generasi millineal itu ialah tipe perempuan sejati atau mandeh sako. Ia guru besar dalam pendidikan anak-anak masyarakat hukum adat dalam pola asuh bersama, dimulai dari arena makan bersama dalam keluarga. Pemikiran ini muncul seperti disepakati dalam diskusi Bimtek. 

Karena itu, ada empat tipe Bundo dalam konsep kedudukan perempuan di Minang. Yaitu; (1) type perempuan sejati,  cerdas mendidik, (2) type perempuan simarewan yang kurang istiqamah,  (3) type perempuan simambang rewan yang berkarakter MBS (merasa hebat sorang) dan (4) type gadih palawan yang merasa gelasnya sudah penuh tak mau lagi ditunjukajari. Kalau begitu dalam mendidik generasi millineal yang efektif itu ialah bundo dengan type perempuan Minang sejati itu, ia cerdas dan mencerdaskan,  punya peribadi pendidik agung membawa anak cucu ke sorga,  sepakat mereka peserta bimtek serentak.