Aliran Listrik Ke Rumah Warga Miskin Diputus, Anggota Dprd Tanah Datar Geram

Batusangkar (Minangsatu) - Anggota DPRD Tanahdatar Jonnedi MM geram, terkait pemutusan aliran listrik ke rumah seorang warga miskin di Lintau Buo Utara.

"Sebagai warga Lintau, saya sangat keberatan atas tindakan PLN area Lintau, yang memutus aliran listrik tersebut, apalagi itu warga miskin," katanya.

Ia menambahkan, dalam masa pandemi covid19 ini, tingkat ekonomi masyarakat berada dalam titik terendah.

Ia menghimbau PLN untuk dapat mempertimbangkan kembali pemutusan aliran listrik kerumah warga miskin.

Ditambahkan, dalam hal pemutusan aliran listrik, pihak PLN harus memberikan sosialisasi pada masyarakat dengan sebaik baiknya. Sosialisasi tersebut harus benar benar dipahami oleh masyarakat, sebab tingkat pendidikan masyarakat tidaklah sama. Artinya, tingkat pemahaman masyarakatpun berbeda beda, seperti kasus yang dialami salah seorang warga lintau.

"Saya minta PLN tidak tutup mata, dalam kondisi saat sekarang ini, mana mungkin seorang nenek yang hanya berjualan sayur sanggup membayar hutang sebesar 7 juta rupiah pada PLN, untuk makan sehari-hari saja nenek itu susah," katanya.

Ia juga mengimbau pemerintah nagari hingga kecamatan lebih proaktif menghadapi persoalan yang sedang dihadapi masyarakatnya.

Terkait masalah ini, secara kelembagaan DPRD menunggu surat keberatan dari masyarakat.

Dirinya bersama DPRD Tanahdatar berencana akan memanggil pihak PLN untuk membicarakan hal ini, agar masyarakat miskin bisa diberikan keringanan. 

Seperti diberitakan beberapa media di Tanahdatar, serang nenek tua, tidur diteras kantor PLN area Lintau Buo, karena tidak sanggup membayar hutang denda ke PLN sebesar 7 juta rupiah. Kasus ini menjadi viral di Tanah datar.*