HOME PERISTIWA KABUPATEN PESISIR SELATAN

  • Minggu, 29 September 2019

AKBP. Cepi Noval, SIK, Sosok Kapolres Viral Yang Religius

AKBP. Cepi saat pengukuhan Gelar Sako  Sutan Bagindo Rajo
AKBP. Cepi saat pengukuhan Gelar Sako Sutan Bagindo Rajo

Pesisir Selatan (Minangsatu)

Beberapa waktu yang lalu, tepatnya Sabtu (21/9), pengguna medsos di Sumatera Barat dipenuhi dengan berita viralnya seorang Kapolres yang mengadakan pisah sambut dengan institusinya terkait mutasi di lingkungan Polda Sumatera Barat.

Bukan acara tersebut yang membuat viral pemberitaan, namun kemunculan seorang gadis kecil penjual onde-onde di tengah kerumunan acaralah yang berhasil mencuri perhatian. Tanpa disadari banyak orang, ternyata Sang Kapolres yang terkenal santun dan ramah tersebut adalah pelanggan setia gadis penjual onde-onde ini. Kepindahan beliau menjadi sebuah kehilangan bagi gadis kecil ini.

Dialah AKBP. Cepi Noval, SIK, mantan Kapolres Kota Padang Panjang yang sejak 19 September lalu menjabat sebagai Kapolres Pesisir Selatan. Cerita tentang kisah AKBP. Cepi dengan gadis penjual onde-onde adalah satu dari sekian kesan mendalam yang diperoleh masyarakat Kota Padang Panjang terhadap sosok asli Sunda kelahiran 26 November 1976 ini.

“Masya Allah, sebelumnya saya tidak pernah menyangka akan seviral ini, karena apa yang saya lakukan Insya Allah Lillahi taala hanya mencari ridho Allah, bukan untuk mencari ketenaran,” ujar AKBP. Cepi kepada Minangsatu, Minggu (29/9).

Bagi AKBP. Cepi, makna tugas seorang anggota Polri tidak hanya sebatas menjalankan tupoksi menjaga Kamtibmas, melayani, melindungi dan mengayomi masyarakat, serta penegakan hukum, namun lebih dari sekedar itu ada tanggung jawab ukhrawi yang bakal ia hadang.

“Sebagai seorang muslim, menjadi anggota Polri harus didasari keimanan dan keikhlasan kita kepada Allah SWT,  tanpa adanya hal tersebut maka tidak akan ada pertolongan Allah. Menjadi anggota Polri adalah ladang amal,” tegas sosok religius ini.

Menurutnya, Polisi diberikan kewenangan yang sangat besar, sehingga apabila tidak didasari atas keimanan dan keikhlasan, niscaya tidak akan menjadi pahala melainkan dosa yang didapat. Pangkat dan Jabatan adalah amanah, setiap saat bisa diambil oleh Yang Maha Kuasa dan harus dipertanggung jawabkan dunia akhirat.

 

AKBP. Cepi dan Masyarakat Sumatera Barat

Seperti yang sama-sama diketahui, tidak semua tokoh bisa melekat di hati masyarakat Minangkabau. Tipikal masyarakat yang religius namun kritis membuat banyak tokoh luar Sumatera Barat kesulitan menyatu dengan “Urang Awak”.

Tapi tidak dengan AKBP. Cepi. Tanpa menghadapi kesulitan yang berarti, lulusan Akpol tahun 1999 ini dengan sangat mudah bisa menyatu dengan masyarakat Sumatera Barat. Terbukti dengan melekatnya gelar Sako  Sutan Bagindo Rajo dari Suku Sikumbang KAN Lareh Nan  Panjang Kota Padang Panjang.

Pemberian gelar ini tentunya bukan tanpa alasan. Selain terbinanya silaturrahim yang baik, kepiawaian ABKP. Cepi dalam mengusung terobosannya mendapat kesan tersendiri di hati masyarakat Kota Padang Panjang, tempat dimana sebelumnya beliau mengabdi.

Tak kurang dari 22 program menjadi andalan AKBP. Cepi dalam melancarkan tugasnya, diantaranya shalat berjamaah dalam sel, larangan pelajar bawa kendaraan ke sekolah, Patroli Nagari, pembangunan mushalla di perumahan bersubsidi, tadarus Al Qur’an mingguan setiap hari kamis, yasinan keliling ke Polsek-Polsek, program i’tikaf untuk anggota bermasalah, pengamanan shalat jumat melalui sinergi Polwan, Dishub dan Pol PP, serta berbagai terobosan lainnya.

Disebutkan AKBP. Cepi, filosofi “Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung” adalah benar sekali adanya. Suami dari  Mayri Cepi Noval, dan ayah dari Inna, Yunisa, dan Aquila ini sangat mengagumi masyarakat Minangkabau.

“Ranah Minang memiliki sendi kehidupan Adat Basandikan Syarak, Syarak Basandikan Kitabullah (ABS-SBK). Disinilah kita harus menjunjung tinggi adat yang berdasarkan pada Al-Qur'an dan Hadist. Kita harus bisa mendekatkan diri tidak hanya dengan pejabat-pejabat negara atau institusi, tapi dengan semua kalangan, niniak mamak, alim ulama, cadik pandai dan bundo kanduang serta anak kemenakan,” ulasnya.

Diakui AKBP. Cepi, kehidupan religius yang ia miliki adalah buah didikan almarhum sang ayah.

“Alhamdulillah, saya dibesarkan di lingkungan muslim yang ta’at, orang tua kami mendirikan perwakilan Pesantren Suryalaya di Purwakarta. Saat saya akan mendaftar AKABRI tahun 1995 lalu, almarhum menitipkan pesan “Jadilah Polisi yang Islami” yang menebarkan kebaikan dan amanah,” tuturnya.

Dukungan masyarakat terhadap Polri adalah hal yang fundamental. Kehadiran Polri di tengah-tengah masyarakat adalah sangat dibutuhkan, namun menjadi Polisi untuk diri sendiri dan lingkunganya adalah jauh lebih penting.

“Hal tersebut akan membuat situasi Kamtibmas semakin terjaga dan kondusif sehingga akan terwujud negeri dambaan dan impian seluruh manusia yang Baldatun Tayyibatun wa Rabbun Ghafur,” pungkasnya.


Wartawan : Rivo Septian
Editor : T E

Tag :#kapolresviral #poldasumbar #akbpcepinoval

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com